Dari Pameran Lukisan Patung
Oleh: Putu Sugih Arta*
Citra tembakau sebagai tanaman produksi, justru kerapkali disepadankan dengan rokok. Padahal tembakau bisa multiguna, selain dijadikan bahan dasar rokok.Tembakau bisa didiversifikasi dalam bentuk produk lain, misalnya sebagai bahan dasar kerja seni kriya patung.
Seperti yang dipamerkan oleh Syamsul Makruf, seniman patung dari NTB yang senang bereksperimen dengan berbagai bahan untuk melepaskan diri dari pakem bahan baku kriya patung sebenarnya yakni kayu dan tanah liat.
Dalam pameran yang bertajuk “Dialog Kehidupan” ini, Syamsul tidak sendiri. Ia berpameran bareng M.Tarfi Abdullah seorang pelukis senior yang memamerkan puluhan lukisan karya anyarnya dari tanggal 26 November - 6 Desember 2008 di Galeri Lukis Taman Budaya Provinsi, Mataram, NTB.
Patung tembakau rajangan karya Syamsul Makruf (47 tahun), memang terbilang unik, karena ide sebenarnya justru dari keprihatinan terhadap para pecandu rokok. Mereka sadar, bahkan pabrik rokok saja menulis label peringatan di kotak rokok tentang bahaya merokok, namun mereka tak peduli dengan kalimat yang tertera di atasnya. Jadi seorang pecandu akan jera apabila kena penyakit yang mengharuskannya untuk berhenti mengonsumsi rokok. Sehingga patung itu tak mempunyai daun telinga. Dari ide itulah Samsul berkarya, ia ingin menunjukan pada dunia. Membuka mata semua orang, bahwa rokok pasti tembakau, namun tembakau belum tentu rokok.
“Ya, tembakau bisa sebagai bahan baku sebuah karya seni kriya patung. Saya membuatnya tahun 2004 lalu, saya letakkan sembarang, namun kekuatannya masih dapat dilihat seperti sekarang,” ujarnya pada masyarakat pencinta seni yang mengunjunginya.
Prosesnya, sangat mudah hanya dengan lem dan campuran bahan anti jamur. Tembakau rajangan dilumuri bahan tadi, lalu dipilin dan dibentuk di atas rangka besi yang sudah disiapkan. Selama sebulan, di sela-sela kesibukannya menjadi Guru SMK 5 Mataram ia menyelesaikan eksperimennya. Dan, alhasil ia mampu membuat manusia tembakau yang mirip mayat manusia mumi itu.
Sebenarnya, pulau Lombok, terutama Lombok Timur yang berpotensi sebagai penghasil tembakau terbaik Para petaninya, jeli mengintip inovasi Samsul, tatkala usai panen, di sela menunggu waktu luang, mau membuat pernik asesoris topeng kayu yang dilapisi tembakau, bisa jadi ikon dan oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung ke NTB. Akan menumbuhkan multiplier efek yang positip, bagi komunitas petani tembakau.
“Sudah terlintas di benak saya, bagaimana membuat mainan kunci atau patung lain dari tembakau. Soalnya, banyak juga orang yang berhenti merokok mengalihkan kebiasannya dengan menikmati aroma tembakau. Produk berupa pernik, patung tembakau rajangan sangat tepat sebagai hiasan rumah mereka,” pungkas Samsul.
*)Penulis Budayawan, tinggal di Mataram.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008
Oleh: Putu Sugih Arta*
Citra tembakau sebagai tanaman produksi, justru kerapkali disepadankan dengan rokok. Padahal tembakau bisa multiguna, selain dijadikan bahan dasar rokok.Tembakau bisa didiversifikasi dalam bentuk produk lain, misalnya sebagai bahan dasar kerja seni kriya patung.
Seperti yang dipamerkan oleh Syamsul Makruf, seniman patung dari NTB yang senang bereksperimen dengan berbagai bahan untuk melepaskan diri dari pakem bahan baku kriya patung sebenarnya yakni kayu dan tanah liat.
Dalam pameran yang bertajuk “Dialog Kehidupan” ini, Syamsul tidak sendiri. Ia berpameran bareng M.Tarfi Abdullah seorang pelukis senior yang memamerkan puluhan lukisan karya anyarnya dari tanggal 26 November - 6 Desember 2008 di Galeri Lukis Taman Budaya Provinsi, Mataram, NTB.
Patung tembakau rajangan karya Syamsul Makruf (47 tahun), memang terbilang unik, karena ide sebenarnya justru dari keprihatinan terhadap para pecandu rokok. Mereka sadar, bahkan pabrik rokok saja menulis label peringatan di kotak rokok tentang bahaya merokok, namun mereka tak peduli dengan kalimat yang tertera di atasnya. Jadi seorang pecandu akan jera apabila kena penyakit yang mengharuskannya untuk berhenti mengonsumsi rokok. Sehingga patung itu tak mempunyai daun telinga. Dari ide itulah Samsul berkarya, ia ingin menunjukan pada dunia. Membuka mata semua orang, bahwa rokok pasti tembakau, namun tembakau belum tentu rokok.
“Ya, tembakau bisa sebagai bahan baku sebuah karya seni kriya patung. Saya membuatnya tahun 2004 lalu, saya letakkan sembarang, namun kekuatannya masih dapat dilihat seperti sekarang,” ujarnya pada masyarakat pencinta seni yang mengunjunginya.
Prosesnya, sangat mudah hanya dengan lem dan campuran bahan anti jamur. Tembakau rajangan dilumuri bahan tadi, lalu dipilin dan dibentuk di atas rangka besi yang sudah disiapkan. Selama sebulan, di sela-sela kesibukannya menjadi Guru SMK 5 Mataram ia menyelesaikan eksperimennya. Dan, alhasil ia mampu membuat manusia tembakau yang mirip mayat manusia mumi itu.
Sebenarnya, pulau Lombok, terutama Lombok Timur yang berpotensi sebagai penghasil tembakau terbaik Para petaninya, jeli mengintip inovasi Samsul, tatkala usai panen, di sela menunggu waktu luang, mau membuat pernik asesoris topeng kayu yang dilapisi tembakau, bisa jadi ikon dan oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung ke NTB. Akan menumbuhkan multiplier efek yang positip, bagi komunitas petani tembakau.
“Sudah terlintas di benak saya, bagaimana membuat mainan kunci atau patung lain dari tembakau. Soalnya, banyak juga orang yang berhenti merokok mengalihkan kebiasannya dengan menikmati aroma tembakau. Produk berupa pernik, patung tembakau rajangan sangat tepat sebagai hiasan rumah mereka,” pungkas Samsul.
*)Penulis Budayawan, tinggal di Mataram.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008
0 komentar:
Posting Komentar