Home » » ASI Vs Susu Formula

ASI Vs Susu Formula

OLEH: HENI KURNIAWATI
Air Susu Ibu (ASI) yang diyakini mengandung banyak asupan zat bergizi sangat dibutuh seorang anak untuk pertumbuhan, perkembangan dan kecerdasan diri. ASI eksklusif merupakan makanan pemberian Tuhan kepada seorang bayi. Tidak ada makanan yang jauh lebih enak dan sehat bagi seorang bayi selain ASI. Karena itu, bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, jarang terserang diare.
Menurut dr I Putu Gede Karyana, SpA, ASI mudah diserap sistem pencernaan bayi. Bahkan bayi yang tidak diberi ASI eksklusif berpeluang 14,2 kali lebih sering terkena diare. ASI mengandung gizi yang tinggi, zat anti bodi, sel-sel leukosit, enzim dan hormon yang melindungi bayi terhadap berbagai infeksi. Meski begitu tidak jarang seorang ibu lebih memilih memberi susu formula kepada anaknya.
“Susu formula merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri sehingga kontaminasi mudah terjadi terutama jika persiapan dan pemberian kurang mengindahkan segi anti septik. Susu formula disusun agar komposisi dan kadar nutrisinya memenuhi kebutuhan bayi secara fisiologis serupa komposisi ASI, namun beberapa peran ASI belum mampu digantikan susu formula seperti bakteriostatik, anti alergi atau peran psikososial. Hal tersebut terjadi karena bayi sebelum berusia enam bulan, sistem pencernaan bayi belum optimal dan belum mampu menolak faktor alergi ataupun kuman yang masuk,” tandas dokter Spesialis Anak RSU Sanglah Denpasar ini.
Susu formula, sebut dr Karyana, merupakan formula pertama yang dapat memenuhi semua kebutuhan nutrisi bayi selama 6 bulan pertama. “ASI memiliki kandungan protein alfa laktalbumin 27 persen dari jumlah total protein. Susu formula yang terjual di pasaran saat ini lebih banyak didominasi protein beta laktoglobulin, yaitu pecahan protein whey yang hanya terdapat dalam kandungan susu sapi. Itu tidak ada pada susu manusia atau ASI. Kandungan beta laktoglobulin dalam susu formula cukup tinggi, yakni mencapai 27 persen. Kandungan protein alfa laktalbumin hanya 11 persen,” tegas Karyana.
Sementara pakar ASI dari FKUI-RSCM Prof dr Rulina Suradi, Sp. A (K), IBCLC menyatakan, dalam ASI terdapat zat pembentuk sel-sel otak terutama DHA dalam kadar tinggi. ASI mengandung whey (protein utama dari susu yang berbentuk cair) lebih banyak daripada casein (protein utama dari susu yang berbentuk gumpalan) atau 65:35. Komposisi itu menyebabkan protein ASI mudah diserap tubuh bayi. Di susu formula, tidak semua kandungan zat gizi dapat diserap tubuh bayi. Misalnya, protein susu sapi tidak mudah diserap karena mengandung lebih banyak casein. Perbandingan whey : casein susu sapi sebesar 20:80.
Dokter Karyana mengakui, frekuensi diare yang dialami seorang bayi karena konsumsi ASI eksklusif sekitar 41,7%, prosentase jarang diare 36,1% dan diare sering 5,6%. Hal itu bisa dipicu oleh beberapa faktor, baik bayi maupun perilaku ibu. Sedangkan diare pada bayi yang konsumsi susu formula sekitar 58,3%, diare jarang 5,6% dan diare sering 52,8%. Dari perbandingan ini, bisa disimpulkan bahwa prosentase bayi yang mengalami diare sering lebih banyak dibanding diare jarang. Hal tersebut bisa dipengaruhi faktor kebersihan dalam persiapan, alergi dan proses pencernaan bayi yang belum sempurna.

Perbandingan nutrisi pada ASI dan susu formula

ASI Susu ; Formula (SF)

Kandungan zat gizi: DHA ; DHA
Whey 65% ; Whey 20%
Casein 35% ; Casein 80%
Enzim pencernaan: Mudah dicerna ; Sulit dicerna
Immunoglobulin: Produksi kelenjar getah bening lebih banyak (ASI) ;
Hanya sedikit produksi kelenjar getah bening (SF)
Kolostrum: Produksi protein tinggi ; Sedikit kolostrum
Bifidus: Produksi bakteri lactobasillus ; Tidak miliki Bifidus

Sesuai rekomendasi WHO/UNICEF dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, dilanjutkan MPASI (makanan pendamping ASI) yang bergizi. ASI masih diteruskan sampai dua tahun atau lebih sesuai keinginan ibu dan anak. ASI mampu memenuhi kebutuhan kalori 100% untuk bayi (0-6 bulan), 70% (6-12 bulan) dan 30% (di atas 12 bulan).
Thanks for reading ASI Vs Susu Formula

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

2 komentar: