OLEH: AGUS SALAM
Nama Es Pocong sekarang ini, khususnya di Jadebotabek sudah sangat populer. Ditambah lagi maraknya film-film berbau horor, sehingga menjadikan es pocong begitu dikenal. Namun bukan sekedar tren sementara, buktinya, hingga saat ini (yang selalu mendung dan hujan), es pocong tetap diserbu pembeli. Bahkan pengunjung dari luar kota datang karena penasaran dengan ‘es serem’ tersebut.
Es pocong yang cuma ada di Gg. Sawo Margonda Depok ini, memang unik. Padahal, kalau mencicipi es yang memiliki nama serem ini, tak seheboh namanya. Hanya campuran bubur sumsum, pisang dan kue moci dan ditambah sirup merah, namun karena penamaan yang unik dengan merek eksentrik, es ini begitu populer.
Kedai yang banyak ’ditongkrongi’ mahasiswa ini menyediakan dua menu andalannya yakni es pocong dan tempe mendoan. Walau terbilang sederhana, tetapi warung gaul ini selalu dikunjungi pengunjung. Asal tahu saja, es pocong ini sebenarnya sama dengan es palubutung khas Makassar.
Begitu juga dengan tempe mendoan, sebenarnya tidak ada yang istimewa, tetapi yang membedakannya adalah bumbu kecapnya. Sang pemilik memblender kecap manis dan cabe rawit jadi satu. Hasilnya, rasa kecap itu secara merata menjadi manis dan pedas. Bumbu yang dihidangkan hangat. ’’Kalau hari hujan begini, tempe mendoan, paling laku dibandingkan menu lainnya,’’ kata salah satu pelayan kedai tersebut.
Setiap hari, kedai ini bisa menghabiskan 1000 tempe. Harganyapun sangat terjangkau. Yakni seribu rupiah saja. Menu-menu yang tersedia lainnya juga cukup unik dan eksentrik, ada Es Pocong, Voodoo, Kuntilanak, Black Magic, Halloween, Jailangkung, Hantu Laut, Setan Brekele, dan Kolor Ijo.
Minuman ala Makassar dengan berubah merek ‘dunia setan’ ini, amat digandrungi mahasiswa apalagi dinikmati saat terik matahari. ‘’Habis pulang kuliah sambil nunggu angkot, gua sering beli es pocong,’’ terang Santi, mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya UI tersebut.
Memang kedai yang dikelola oleh anak-anak muda ini, sangat menarik menjadi tempat tongkrongan anak-anak kuliah-an. Terutama cewek, sangat cocok untuk tempat ngerumpi. ‘’Itung-itung jajan murah tetapi enak jadi tempat nongkrong,’’ kata Santi lagi.
Nama Es Pocong sekarang ini, khususnya di Jadebotabek sudah sangat populer. Ditambah lagi maraknya film-film berbau horor, sehingga menjadikan es pocong begitu dikenal. Namun bukan sekedar tren sementara, buktinya, hingga saat ini (yang selalu mendung dan hujan), es pocong tetap diserbu pembeli. Bahkan pengunjung dari luar kota datang karena penasaran dengan ‘es serem’ tersebut.
Es pocong yang cuma ada di Gg. Sawo Margonda Depok ini, memang unik. Padahal, kalau mencicipi es yang memiliki nama serem ini, tak seheboh namanya. Hanya campuran bubur sumsum, pisang dan kue moci dan ditambah sirup merah, namun karena penamaan yang unik dengan merek eksentrik, es ini begitu populer.
Kedai yang banyak ’ditongkrongi’ mahasiswa ini menyediakan dua menu andalannya yakni es pocong dan tempe mendoan. Walau terbilang sederhana, tetapi warung gaul ini selalu dikunjungi pengunjung. Asal tahu saja, es pocong ini sebenarnya sama dengan es palubutung khas Makassar.
Begitu juga dengan tempe mendoan, sebenarnya tidak ada yang istimewa, tetapi yang membedakannya adalah bumbu kecapnya. Sang pemilik memblender kecap manis dan cabe rawit jadi satu. Hasilnya, rasa kecap itu secara merata menjadi manis dan pedas. Bumbu yang dihidangkan hangat. ’’Kalau hari hujan begini, tempe mendoan, paling laku dibandingkan menu lainnya,’’ kata salah satu pelayan kedai tersebut.
Setiap hari, kedai ini bisa menghabiskan 1000 tempe. Harganyapun sangat terjangkau. Yakni seribu rupiah saja. Menu-menu yang tersedia lainnya juga cukup unik dan eksentrik, ada Es Pocong, Voodoo, Kuntilanak, Black Magic, Halloween, Jailangkung, Hantu Laut, Setan Brekele, dan Kolor Ijo.
Minuman ala Makassar dengan berubah merek ‘dunia setan’ ini, amat digandrungi mahasiswa apalagi dinikmati saat terik matahari. ‘’Habis pulang kuliah sambil nunggu angkot, gua sering beli es pocong,’’ terang Santi, mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya UI tersebut.
Memang kedai yang dikelola oleh anak-anak muda ini, sangat menarik menjadi tempat tongkrongan anak-anak kuliah-an. Terutama cewek, sangat cocok untuk tempat ngerumpi. ‘’Itung-itung jajan murah tetapi enak jadi tempat nongkrong,’’ kata Santi lagi.
0 komentar:
Posting Komentar