Home » » Kenaikan Harga Barang Mencekik Leher

Kenaikan Harga Barang Mencekik Leher

SUARA WARGA
Tahun baru tidak hanya semangat saja yang baru. Semua harga barang pun ikut berubah naik secara drastis. Tak hanya sedikit kenaikan itu, sudah dirasakan mencekik leher bagi masyarakat ekonomi bawah dan menengah. Apalagi untuk saya, yang mencari uang dengan menjual sayuran keliling.
Belum lagi harga bensin yang dibilang segera naik dan dibatasi. Derita semakin terasa karena saya harus keliling kompleks perumahan Drupadi dan Renon untuk menjual sayuran. Semua pelanggan sayuran protes dengan harga yang saya naikkan. Padahal saya hanya mengikuti harga di pasar dengan mengambil untung sedikit saja untuk ongkos bensin agar bisa tetap keliling. Karena ibu-ibu yang jadi langganan tentu juga mengalami kesulitan keuangan seperti saya. Saya hanya bisa membatasi jumlah sayuran yang saya jual sesuai dengan permintaan pembeli. Dengan memberikan harga yang tidak terlalu tinggi, standar saja.
Kalau berhenti jualan tentu dapur tidak bisa mengepul. Dan di jaman sulit mencari pekerjaan ini tidak ada yang bisa saya lakukan, karena hanya tamatan SMA. Saat ini saya tetap berjuang menjual sayuran keliling selama pelanggan membutuhkan. Dan terus berharap agar suatu saat nanti harga dapat kembali stabil.
Komentar: Udin Mansyur, penjual sayur keliling, tinggal di Jl. Drupadi, Denpasar. (Diungkapkan kepada Wayan Nita).

Ideal Pembatasan BBM 10 Liter
Sudah menjadi tugas dan kerja pemerintah membuat kebijakan-kebijakan yang tujuannya mensejahterakan negara dan bangsanya. Ketika mendengar ada kebijakan pembatasan BBM, saya merasa kebijakan itu semakin menyusahkan warga masyarakat. Apalagi masyarakat kita tidak hanya hidup pada sektor pemerintahan tetapi juga pada sektor swasta yang memiliki tingkat aktivitas tinggi.
Dari segi positif, saya lihat mungkin maksud kebijakan ini untuk mengurangi dana subsidi pemerintah untuk BBM sehingga bisa digunakan sebagai dana alokasi untuk yang lain. Dengan pembatasan BBM, orang juga akan berpikir dua kali untuk pergi tanpa tujuan atau lebih mengutamakan yang penting saja.
Namun kita tidak harus melihat dari satu sisi saja. Dengan kebijakan pembatasan BBM 5 liter/hari akan menimbulkan dampak sosial yang besar. Dari segi bisnis, kebijakan itu dirasa memberatkan masyarakat pekerja. Bagaimana kita bisa bekerja bila per harinya membutuhkan BBM lebih dari lima liter dan kita disuruh hanya mengisi 5 liter saja. Hal itu akan menghambat sistem kerja. Saya sendiri setiap hari harus pulang pergi bekerja dari Tabanan ke Nusa Dua. Selain itu dengan kebijakan pembatasan minyak akan mendidik masyarakat kita berbudaya curang. Karena merasa kebutuhannya terpasung, mereka mencoba mencari segala cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Karena itu saya menyarankan pembatasan BBM menjadi 10 liter per hari.
Komentar: Wayan Suarta, tinggal di Tabanan (Diungkapkan kepada Heni Kurniawati).
Thanks for reading Kenaikan Harga Barang Mencekik Leher

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar