Home » » Agrowisata Bukit Hexon

Agrowisata Bukit Hexon

Meretas Industri Pedesaan
Pengembangan areal Bukit Hexon di Desa Lemukih, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng sebagai kawasan agrowisata di Bali utara dirintis Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr dengan visi kerakyatan. Perintis pertanian organik berbasis teknologi EM (effective microorganisms) di Indonesia itu terobsesi untuk memperkuat pembangunan bangsa yang dimulai dari desa.
Setelah sukses menyulap Desa Bengkel di Kecamatan Busungbiu, Buleleng sebagai sentra industri obat-obatan tradisional dan produsen pupuk organik Bokashi Kotaku, pria yang merintis produk Ramuan Pak Oles itu kembali melirik sebuah kawasan perbukitan yang terpencil dan terlantar dari roda pembangunan.
Bukit Hexon yang dulunya dikenal sebagai bukit Sandeh perlahan-lahan disulap menjadi areal agrowisata yang puncaknya diresmikan oleh Mantan Menham/Pangab Jend. TNI (Purn) H Wiranto. Siapa sangka, penduduk di kaki bukit yang jauh dari lalu lintas informasi kini mulai memasuki era keterbukaan. Hampir setiap pekan, ada tamu yang berkunjung ke Bukit Hexon.
Perlahan namun pasti, pembangunan sarana agrowisata mulai berjalan. Setelah akses jalan terbuka dan diaspal, pendirian bangunan fisik mulai dilakukan. Di antaranya pembangunan bale bengong, rumah panggung untuk penginapan (guest house) dari gelebek dan fasilitas MCK. Sebelumnya bersama warga setempat, Pak Oles berhasil mengalirkan air dari mata air di sisi Bukit Hexon yang kini dikonsumsi masyarakat sekitar.
Kehidupan penduduk desa yang miskin menurut Pak Oles bukan karena ketiadaan potensi. Sebaliknya desa-desa di kawasan Bukit Hexon memiliki potensi pertanian yang belum digarap optimal. Di antaranya peternakan sapi, budidaya tanaman kopi dan stroberi.
Keprihatinan itulah yang mendorong pria yang diakrab dipanggil Pak Oles itu berupaya membangun industri di desa. Ia melihat sistem pembangunan yang terpola selama ini menciptakan urbanisasi. Kepulan asap industri berhembus kencang di jantung-jantung kota. Penduduk desa pun berduyun-duyun meninggalkan desa mereka untuk menjadi buruh; kaum urban di perkotaan. Padahal itu hanyalah proses memindahkan kemiskinan dari desa ke kota.
Langkah agresif Pak Oles memproduksi Kopi Bukit Hexon adalah ikhtiar mendekatkan petani dengan konsumen. Selama ini, para petani menghadapi kendala pemasaran. Tak heran harga kopi yang rendah membuat kehidupan mereka amat sulit. “Peluang ini harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat pada umumnya,” ungkap Pak Oles saat launching Kopi Bukit Hexon di Restoran Bhuana Mas Sanur, Denpasar. (BENY ULEANDER)
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009
Thanks for reading Agrowisata Bukit Hexon

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar