Home » » Ubah UKM Jadi UBB

Ubah UKM Jadi UBB

Istilah usaha kecil dan menengah (UKM) perlu dihapus, diganti dengan istilah usaha bakal besar (UBB). Modalnya adalah empat hal yaitu membulatkan tekad, tahan banting, berani mengambil resiko dan bersyukur. Bila ada bank yang persulit pinjaman modal, tinggalkan saja. Cari bank lain, sebab bukan peminjam yang memerlukan bank, tetapi justru bank yang memerlukan peminjam.
(Bob Sadino, pengusaha sukses)

Ikon wirausaha Indonesia, Bob Sadino menilai, istilah usaha kecil dan menengah (UKM) tidak layak lagi dipakai karena secara psikologis menyebabkan pelaku usaha merasa kerdil dan gampang merengek-rengek. ‘’UKM perlu dihapus, diganti dengan istilah usaha bakal besar (UBB),’’ katanya dalam Seminar dan Pameran UKM yang digelar Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Batam, Sabtu (28/3).
Penggantian istilah saja bukan alat kesuksesan karena untuk menjadi pelaku UBB, orang harus bersandar pada empat hal yaitu membulatkan tekad, tahan banting, berani mengambil resiko dan bersyukur. Semua ini merupakan modal sehingga pelaku usaha tidak merengek-rengek kala sulit mendapat pinjaman investasi dari bank.
Dengan modal mental wirausaha sejati, Bob menyatakan, pelaku UBB dapat mengoreksi ulah perbankan yang biasa memakai kata-kata manis memberi bantuan, padahal ada berbagai kewajiban bagi para peminjam.
Karena itu, menurut Bob, bila ada bank yang persulit pinjaman modal, tinggalkan saja. Cari bank lain, sebab bukan peminjam yang memerlukan bank tetapi justru bank yang memerlukan peminjam. Sebelum bersandar pada empat penguat UBB, pelaku harus menyiapkan kondisi mental nan optimistis, tidak takut merugi, tidak berharap dan tidak takut melangkah. ‘’Takut melangkah sebab memperhitungkan teori sekolahan, menyebabkan orang tidak belajar mengenai akibat dari suatu tindakan," kata pemilik tunggal Grup Kem Chicks.
Tampil dengan gaya yang khas, bercelana pendek di podium dan beberapa kali menyatakan ikhlas menyebut goblok pada penanya dari UKM maupun pembina, Bob berujar, untuk menjadi wirausaha sukses, pelaku harus memburu resiko sebesar-besarnya. "Kalau gagal, itulah resiko,’’ tandas Bob di hadapan Ketua Umum PB Hipmi Erwin Aksa dan 200 pelaku UKM.
Resiko tidak untuk dijauhi, tapi harus diubah jadi peluang, ujar Bob yang pekerjakan 1.000 karyawan dengan memperlakukan mereka sebagai anggota keluarga meski tidak seorangpun punya hubungan darah dengan dirinya.
Krisis Jadi Peluang
Sementara krisis finance yang terus menebar virus secara global merupakan petunjuk bagi manusia untuk melihat realita agar berani membuat perubahan. Ahli ilmu pemasaran Universitas Indonesia (UI), Rhenald Kasali Phd menegaskan, Indonesia harus berani mengubah termasuk pola pikir memandang krisis menjadi titik tolak menuju keberhasilan, pinta Kasali pada seminar bertema Strategi Mengelola Peluang dan Ancaman Bisnis Industri Budaya dan Wisata di Saung Angklung Udjo Jl Padasuka Bandung, Sabtu (21/3).
Ekonomi Singapura 99% dikuasai internasional, karena itu terkena dampak sampai 99%. Berbeda dengan Indonesia yang masih domestik. Hanya 20% yang dimiliki pihak asing, dan itu berarti hanya 20% dampak krisis. Di pihak lain, wisata tidak akan mati karena pergeseran wisatawan domestik yang biasanya libur ke luar negeri memilih libur di negara sendiri. Ia minta para pelaku pariwisata untuk tidak meremehkan wisatawan domestik.
Kepada peserta seminar Rhenald mengatakan, turisme tidak sekadar wisata, tetapi lebih pada tempat yang masih kuat memiliki budaya, adat istiadat dan cerita. Indonesia miliki semua itu, dan tinggal pebisnis pariwisata mengemas.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009
Thanks for reading Ubah UKM Jadi UBB

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar