Home » » Pengijon Cilacap Ditolak Petani

Pengijon Cilacap Ditolak Petani

Petani di Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, tak minat tawaran pengijon yang ingin membeli padi sebelum masa panen. ‘’Di sini pengijon nggak laku. Kemarin saja ada yang menawari petani tetapi nggak ada yang minat," kata Sanmiardi (55), petani di Desa Kubangkangkung, Sabtu (28/3).
Menurut dia, para pengijon biasanya menawarkan harga Rp11 juta untuk sawah seluas 1 bahu (0,74 hektare) yang siap panen. Padahal untuk sawah seluas 1 bahu, kata dia, rata-rata dapat menghasilkan gabah kering panen (GKP) sebanyak enam ton. "Jika dihitung berdasarkan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk GKP senilai Rp2.400 per kilogram, satu bahu seharusnya dihargai Rp14.400.000 karena hasilnya rata-rata enam ton. Kalau cuma Rp11 juta, kita jelas rugi," katanya.
Petani di Desa Bojong, Kawunganten, Muhammad Ikhsanudin (54) mengaku, menunda penjualan gabah karena harga gabah sedang turun. Untuk harga GKP berkisar Rp 2.200-Rp 2.300/kg sedangkan gabah kering giling (GKG) antara Rp 2.700-Rp 2.800/kg.
Hal yang sama dialami petani di Desa Rawajaya, Kecamatan Bantarsari, Satiyah (50). Menurut Satiyah, menahan penjualan gabah sambil menunggu harga stabil. ‘’Kalau dijual sekarang, bisa jadi dibeli dengan harga rendah karena saat ini sedang musim panen sehingga banyak pasokan gabah,’’ katanya.
Dari Kabupaten Pekalongan Antara melaporkan, para petani mengeluhkan pupuk bersubsidi yang dijual di atas harga eceran tertinggi (HET), meski sudah ada tambahan stok pupuk dari 18.000 ton per tahun menjadi 20.000 ton. Ketua Kelompok Tani Sidomulya, Pekalongan, Mustadi, Selasa (31/3) menyebut, harga pupuk bersubsidi di pasaran Rp 130 ribu dari HET Rp 120 ribu per kuintal. ‘’Kenaikan harga pupuk itu jelas akan merugikan petani karena selain faktor biaya produksi akan membengkak juga saat ini banyak lahan padi yang mengalami puso,’’ katanya.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009
Thanks for reading Pengijon Cilacap Ditolak Petani

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar