Home » » Retas Stigma Sarjana Cari Pekerjaan

Retas Stigma Sarjana Cari Pekerjaan

Pola pikir mahasiswa Indonesia sudah saatnya diarahkan untuk memiliki jiwa besar menjadi wirausaha plus menghilangkan paradigma mencari kerja. Gugahan itu disampaikan, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Prof Kartawan pada seminar Meningkatkan Wawasan Tentang Dunia Usaha dan Memotivasi Untuk Menjadi Usahawan Muda Bagi Para Mahasiswa di Kampus Univeristas Siliwangi (Unsil) belum lama ini.
Pada seminar yang mayoritas dihadiri mahasiswa jurusan managemen Unsil, Prof Kartawan berpendapat, mahasiswa harus berani menjadi wirausaha sejati. Selama sekitar 80% paradigma mahasiswa saat ditanya dosen tentang masalah masa depan pasca kuliah, akan menjawab mencari kerja. Sedangkan di negara maju, mahasiswa punya pandangan berbeda, yakni siap menciptakan pekerjaan.
Dengan mengubah paradigma mahasiswa agar memiliki motivasi menjadi seorang pengusaha, bangsa Indonesia akan maju. Namun untuk menjadi enterprenuer, kata Prof Kartawan, harus percaya diri dan jangan merasa takut bangkrut untuk coba berwirausaha. ‘’Selama ini masyarakat masih ada yang berpikir bahwa kesuksesan dalam usaha adalah faktor keturunan bahkan bergantung kepada makmurnya suatu negara. Untuk menjadi enterprenuer bukan masalah kaya atau miskin suatu negara tapi yang ada, benar atau tidak cara mengelolah,’’ tegasnya.
Jika di satu negara memiliki 2% enterprenuer dari total penduduk, lanjut Prof Kartawan, negara tersebut akan makmur dan sejahtera. ‘’Saya berharap semua yang ada di sini (peserta seminar) mudah-mudahan bisa mnjadi agen perubahan untuk lebih maju dalam berwirausaha,’’ ujarnya.
Tidak Cukup Teoritis
Para pelajar maupun mahasiswa tidak cukup hanya peroleh pelajaran yang bersifat teoritis, namun sejak di bangku sekolah harus dibekali jiwa kewirausahaan. ‘’Agar setamat dari tempatnya menuntut ilmu, mereka tidak hanya berorientasi untuk mencari pekerjaan tapi juga mampu membuka lapangan pekerjaan baru,’’ kata pengamat pendidikan Universitas Sumatera Utara (USU), Zulnaidi Mhum, di Medan, Minggu (29/3).
Persoalan utama yang dihadapi pemerintah pusat maupun daerah, justru tingginya angka pengangguran di kalangan pemuda atau para lulusan sekolah maupun universitas. Ini terjadi bukan karena tidak ada lapangan pekerjaan, tapi lebih disebabkan oleh kurangnya keahlian para lulusan sesuai kebutuhan perusahaan pencari kerja.
Dengan bekal ilmu kewirausahaan, selain membuka suatu bidang usaha, mereka akhirnya dapat menciptakan lapangan kerja dan merekrut tenaga-tenaga kerja baru. Hingga kini masih banyak pelajar yang berorientasi jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) setamat dari pendidikan. Padahal, lowongan PNS yang tersedia tidak sebanding jumlah lulusan yang dicetak lembaga-lembaga pendidikan.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009
Thanks for reading Retas Stigma Sarjana Cari Pekerjaan

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar