SOKSIOLOGI
Oleh: Pak Oles
Tahukah anda, apa yang membuat kerja kita memberikan hasil yang baik? Mungkin kita bisa memberikan banyak jawaban, atau mungkin juga kita tidak mengetahui jawabannya. Tapi John Ruskin memberikan suatu jawaban tokcer, sehingga kita bisa langsung memahami. Cinta dan keterampilan terhadap pekerjaan akan memberikan hasil kerja yang terbaik. Dalam bahasa puitis dia menegaskan bahwa: “Ketika cinta dan keterampilan bekerja sama, nantikanlah sebuah maha karya.” Begitu hebatnya kekuatan cinta dan keterampilan untuk mewujudkan suatu karya yang besar sehingga patutlah kita renungkan bersama.
Cintailah apa yang anda kerjakan dan kerjakanlah apa yang anda cintai. Kita selalu bekerja berdasarkan tugas yang harus dikerjakan. Mungkin disebabkan karena memang susah mencari pekerjaan, karena alasan untuk mengejar uang, atau karena tugas yang harus diselesaikan. Apakah waktu telah banyak kita habiskan untuk melakukan pekerjaan yang tidak kita senangi? Apakah kita menganggap pekerjaan sebagai beban, bukan sebagai tanggung jawab yang menyenangkan? Jika ya, mungkin kita akan menyesal di hari tua, karena waktu kita habis terbakar untuk melakukan hal-hal yang melelahkan.
Kerjakanlah apa yang kita cintai. Artinya kita harus melakukan pekerjaan yang menyenangkan dan menggembirakan hati. Jenis pekerjaan apa yang menyenangkan dan menggembirakan hati kita? Hanya anda yang bisa mencari dan menjawabnya. Jika anda merasa senang dan gembira, jika anda merasa rileks, tanpa tekanan, bisa tersenyum dan tertawa dalam menghadapi tugas, jika hari-hari yang anda lalui terasa cepat dan anda merasa menyatu dengan pekerjaan anda, maka itulah jenis pekerjaan yang anda senangi dan anda cintai. Jika terjadi sebaliknya, jika anda merasa kesal dan merenggut, tegang dan penuh beban, ngedumel dan cemberut, maka itulah jenis pekerjaan yang tidak anda cintai dan tidak anda senangi. Semuanya itu hanya anda yang bisa menentukan. Anda mau melanjutkan pekerjaan itu atau berhenti. Saran saya adalah, jika anda mencintai pekerjaan itu, maka kerjakanlah terus sampai tuntas, walaupun dalam jangka pendek belum memberikan hasil materi, tapi dalam jangka panjang, dia pasti memberikan hasil materi dan spirit yang baik. Jika anda tidak mencintai pekerjaan yang sedang anda kerjakan, maka segera tinggalkan, karena sangat melelahkan dan menjengkelkan. Di sana pasti tidak ada kedamaian batin.
Ketika cinta dan keterampilan bekerja sama, maka sebuah maha karya akan terwujud. Begitulah kehebatan kekuatan cinta dalam bekerja. Dia akan bisa mewujudkan suatu karya yang besar, yang mengagumkan. Untuk bisa berhasil, maka cintailah apa yang kita kerjakan dan kerjakanlah apa yang kita cintai. Suatu pekerjaan yang besar pasti didasari oleh kekuatan cinta, yaitu mencintai pekerjaan dan melaksanakannya sepenuh hati.
Seseorang bisa berhasil melakukan pekerjaan karena dia siap, mampu dan bersedia melakukan pekerjaan. Banyak orang menyatakan kesiapannya bekerja dan memiliki kemampuan untuk bekerja, tapi sangat sedikit orang yang bersedia untuk bekerja. Bersedia berarti berkomitmen untuk bertindak menunjukkan kemampuannya sampai berhasil, yaitu bersedia bekerja keras, bekerja lebih, bekerja tulus dan pantang menyerah. Pertanyaannya adalah kenapa hanya sedikit orang yang bersedia? Padahal kita tahu bersama, bahwa bersedia itulah kunci keberhasilan. Terlalu banyak orang yang bekerja setengah hati, sehingga mereka tidak bersedia mengeluarkan kemampuan di dalam dirinya, sehingga hasilnyapun hanya sebagian saja, tidak seperti yang diharapkan. Mereka mengharapkan hasil yang maksimal, tanpa kesediaan untuk bekerja.
Kekuatan cinta dan keterampilanlah yang memberikan hasil maksimal. Cinta terhadap pekerjaan akan memunculkan perhatian, pikiran yang fokus dan kebijaksanaan terhadap apa yang kita kerjakan. Kekuatan cinta akan memberikan energi yang lebih terhadap pekerjaan, sehingga kerja kita memiliki roh, makna dan sentuhan yang kuat, yang pada akhirnya seluruh kemampuan, kekuatan, ilmu, pengalaman dan talenta kita akan keluar dari dalam diri kita untuk membentuk suatu maha karya.
Suatu hasil karya seni, dalam bidang arsitektur, seni lukis, seni musik, seni tari, seni sastra, dll, yang bisa dinikmati oleh masyarakat luas melampaui zamannya, merupakan suatu maha karya. Jelaslah bagi kita bahwa suatu maha karya itu dihasilkan dari kekuatan cinta dan keterampilan. Taj Mahal dibangun di tepi Sungai Yamuna pada abad ke-16 oleh Maharaja Mughal Shah Jahan, karena rasa cinta Sang Raja kepada istrinya Shah Jahan. Tanpa rasa cinta besar, bangunan Taj Mahal tidak akan bisa terwujud. Borobudur didirikan oleh Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra. Karena kekuatan cinta Sang Raja terhadap agama Budha Mahayana, maka pembangunan Borobudur bisa diselesaikan menjadi suatu mahakarya.
Kita sebagai generasi muda tidak bisa membandingkan hasil karya kita dengan Taj Mahal dan Borobudur. Hanya sedikit orang yang bisa menghasilkan maha karya seperti itu. Tapi janganlah bersedih, bahwa yang dimaksud dengan maha karya itu bukanlah sejenis Taj Mahal dan Borobudur saja, tetapi hasil maksimal dari pekerjaan kita sehari-hari. Mengeluarkan seluruh kemampuan, talenta dan kesungguhan kita dalam berkarya adalah sebuah maha karya. Hanya mereka yang siap, mampu dan bersedia bisa menghasilkan suatu maha karya. Sedangkan yang lainnya hanya akan menghasilkan karya yang biasa-biasa saja.
Mengapa produk elektronik, automotif, motor, mesin, produk obat-obatan, produk sistem dan teknologi dihasilkan oleh masyarakat negara Jepang, Amerika, Eropa? Mengapa masyarakat Indonesia belum mampu menghasilkan produk-produk sejenis? Jika produk-produk yang berkualitas tersebut dipandang sebagai sebuah maha karya, maka walaupun agak kecut kita menjawab pertanyaan tersebut, tapi patutlah kita mengakuinya, bahwa kita belum mengeluarkan cinta terhadap pekerjaan kita, sehingga menirunyapun kita tidak mampu.
Kalau kita bekerja asal-asalan, kurang tulus, kurang perhatian, kurang fokus, maka kebijaksanaan akan menjauh. Kita akan menjadi tidak peduli. Kita menjadi tidak pintar dan tidak rajin. Mungkin kita perlu merenung sekali lagi, seperti apa yang ditulis oleh Larry Winget -dalam bukunya Shut Up, Stop Whining and Get A Life ( Diam, Berhenti Mengeluh dan Raihlah hidup)- menegaskan sekali lagi, bahwa mereka yang tidak sukses -yang tidak menghasilkan suatu maha karya- disebabkan karena salah satu atau kombinasi dari ketiga sebab ini, yaitu: mereka bodoh, mereka malas, atau mereka tidak peduli. Kedengarannya memang pahit dan pedas. Tapi mungkin itulah obat yang paling mujarab untuk menyadarkan kita untuk segera mencari pekerjaan yang kita cintai dan mencintainya sepenuh hati.
Oleh: Pak Oles
Tahukah anda, apa yang membuat kerja kita memberikan hasil yang baik? Mungkin kita bisa memberikan banyak jawaban, atau mungkin juga kita tidak mengetahui jawabannya. Tapi John Ruskin memberikan suatu jawaban tokcer, sehingga kita bisa langsung memahami. Cinta dan keterampilan terhadap pekerjaan akan memberikan hasil kerja yang terbaik. Dalam bahasa puitis dia menegaskan bahwa: “Ketika cinta dan keterampilan bekerja sama, nantikanlah sebuah maha karya.” Begitu hebatnya kekuatan cinta dan keterampilan untuk mewujudkan suatu karya yang besar sehingga patutlah kita renungkan bersama.
Cintailah apa yang anda kerjakan dan kerjakanlah apa yang anda cintai. Kita selalu bekerja berdasarkan tugas yang harus dikerjakan. Mungkin disebabkan karena memang susah mencari pekerjaan, karena alasan untuk mengejar uang, atau karena tugas yang harus diselesaikan. Apakah waktu telah banyak kita habiskan untuk melakukan pekerjaan yang tidak kita senangi? Apakah kita menganggap pekerjaan sebagai beban, bukan sebagai tanggung jawab yang menyenangkan? Jika ya, mungkin kita akan menyesal di hari tua, karena waktu kita habis terbakar untuk melakukan hal-hal yang melelahkan.
Kerjakanlah apa yang kita cintai. Artinya kita harus melakukan pekerjaan yang menyenangkan dan menggembirakan hati. Jenis pekerjaan apa yang menyenangkan dan menggembirakan hati kita? Hanya anda yang bisa mencari dan menjawabnya. Jika anda merasa senang dan gembira, jika anda merasa rileks, tanpa tekanan, bisa tersenyum dan tertawa dalam menghadapi tugas, jika hari-hari yang anda lalui terasa cepat dan anda merasa menyatu dengan pekerjaan anda, maka itulah jenis pekerjaan yang anda senangi dan anda cintai. Jika terjadi sebaliknya, jika anda merasa kesal dan merenggut, tegang dan penuh beban, ngedumel dan cemberut, maka itulah jenis pekerjaan yang tidak anda cintai dan tidak anda senangi. Semuanya itu hanya anda yang bisa menentukan. Anda mau melanjutkan pekerjaan itu atau berhenti. Saran saya adalah, jika anda mencintai pekerjaan itu, maka kerjakanlah terus sampai tuntas, walaupun dalam jangka pendek belum memberikan hasil materi, tapi dalam jangka panjang, dia pasti memberikan hasil materi dan spirit yang baik. Jika anda tidak mencintai pekerjaan yang sedang anda kerjakan, maka segera tinggalkan, karena sangat melelahkan dan menjengkelkan. Di sana pasti tidak ada kedamaian batin.
Ketika cinta dan keterampilan bekerja sama, maka sebuah maha karya akan terwujud. Begitulah kehebatan kekuatan cinta dalam bekerja. Dia akan bisa mewujudkan suatu karya yang besar, yang mengagumkan. Untuk bisa berhasil, maka cintailah apa yang kita kerjakan dan kerjakanlah apa yang kita cintai. Suatu pekerjaan yang besar pasti didasari oleh kekuatan cinta, yaitu mencintai pekerjaan dan melaksanakannya sepenuh hati.
Seseorang bisa berhasil melakukan pekerjaan karena dia siap, mampu dan bersedia melakukan pekerjaan. Banyak orang menyatakan kesiapannya bekerja dan memiliki kemampuan untuk bekerja, tapi sangat sedikit orang yang bersedia untuk bekerja. Bersedia berarti berkomitmen untuk bertindak menunjukkan kemampuannya sampai berhasil, yaitu bersedia bekerja keras, bekerja lebih, bekerja tulus dan pantang menyerah. Pertanyaannya adalah kenapa hanya sedikit orang yang bersedia? Padahal kita tahu bersama, bahwa bersedia itulah kunci keberhasilan. Terlalu banyak orang yang bekerja setengah hati, sehingga mereka tidak bersedia mengeluarkan kemampuan di dalam dirinya, sehingga hasilnyapun hanya sebagian saja, tidak seperti yang diharapkan. Mereka mengharapkan hasil yang maksimal, tanpa kesediaan untuk bekerja.
Kekuatan cinta dan keterampilanlah yang memberikan hasil maksimal. Cinta terhadap pekerjaan akan memunculkan perhatian, pikiran yang fokus dan kebijaksanaan terhadap apa yang kita kerjakan. Kekuatan cinta akan memberikan energi yang lebih terhadap pekerjaan, sehingga kerja kita memiliki roh, makna dan sentuhan yang kuat, yang pada akhirnya seluruh kemampuan, kekuatan, ilmu, pengalaman dan talenta kita akan keluar dari dalam diri kita untuk membentuk suatu maha karya.
Suatu hasil karya seni, dalam bidang arsitektur, seni lukis, seni musik, seni tari, seni sastra, dll, yang bisa dinikmati oleh masyarakat luas melampaui zamannya, merupakan suatu maha karya. Jelaslah bagi kita bahwa suatu maha karya itu dihasilkan dari kekuatan cinta dan keterampilan. Taj Mahal dibangun di tepi Sungai Yamuna pada abad ke-16 oleh Maharaja Mughal Shah Jahan, karena rasa cinta Sang Raja kepada istrinya Shah Jahan. Tanpa rasa cinta besar, bangunan Taj Mahal tidak akan bisa terwujud. Borobudur didirikan oleh Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra. Karena kekuatan cinta Sang Raja terhadap agama Budha Mahayana, maka pembangunan Borobudur bisa diselesaikan menjadi suatu mahakarya.
Kita sebagai generasi muda tidak bisa membandingkan hasil karya kita dengan Taj Mahal dan Borobudur. Hanya sedikit orang yang bisa menghasilkan maha karya seperti itu. Tapi janganlah bersedih, bahwa yang dimaksud dengan maha karya itu bukanlah sejenis Taj Mahal dan Borobudur saja, tetapi hasil maksimal dari pekerjaan kita sehari-hari. Mengeluarkan seluruh kemampuan, talenta dan kesungguhan kita dalam berkarya adalah sebuah maha karya. Hanya mereka yang siap, mampu dan bersedia bisa menghasilkan suatu maha karya. Sedangkan yang lainnya hanya akan menghasilkan karya yang biasa-biasa saja.
Mengapa produk elektronik, automotif, motor, mesin, produk obat-obatan, produk sistem dan teknologi dihasilkan oleh masyarakat negara Jepang, Amerika, Eropa? Mengapa masyarakat Indonesia belum mampu menghasilkan produk-produk sejenis? Jika produk-produk yang berkualitas tersebut dipandang sebagai sebuah maha karya, maka walaupun agak kecut kita menjawab pertanyaan tersebut, tapi patutlah kita mengakuinya, bahwa kita belum mengeluarkan cinta terhadap pekerjaan kita, sehingga menirunyapun kita tidak mampu.
Kalau kita bekerja asal-asalan, kurang tulus, kurang perhatian, kurang fokus, maka kebijaksanaan akan menjauh. Kita akan menjadi tidak peduli. Kita menjadi tidak pintar dan tidak rajin. Mungkin kita perlu merenung sekali lagi, seperti apa yang ditulis oleh Larry Winget -dalam bukunya Shut Up, Stop Whining and Get A Life ( Diam, Berhenti Mengeluh dan Raihlah hidup)- menegaskan sekali lagi, bahwa mereka yang tidak sukses -yang tidak menghasilkan suatu maha karya- disebabkan karena salah satu atau kombinasi dari ketiga sebab ini, yaitu: mereka bodoh, mereka malas, atau mereka tidak peduli. Kedengarannya memang pahit dan pedas. Tapi mungkin itulah obat yang paling mujarab untuk menyadarkan kita untuk segera mencari pekerjaan yang kita cintai dan mencintainya sepenuh hati.
0 komentar:
Posting Komentar