Home » » Vegetarian, Strategi Jitu Hemat Energi

Vegetarian, Strategi Jitu Hemat Energi

Gaya hidup vetegarian selama ini sebatas dikenal sebagai pola hidup sehat dan alami. Padahal di balik gaya hidup vegetarian terdapat langkah hemat pemakaian energi.
Menurut Koordinator Bidang Teknologi Pusat Studi Energi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Prasasto Satwiko, banyak orang belum menyadari ada hubungan erat antara isi piring jika mengkonsumsi daging, energi dan kerusakan lingkungan yang pada akhirnya mengarah pada pemanasan global.
"Energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan sepotong daging sangat banyak, mulai dari menanam tanaman untuk makanan ternak, pengoperasian peternakan, transportasi daging potong ke toko hingga pendinginan agar daging tidak rusak," katanya dilansir Antara.
Peternakan menghabiskan makanan untuk pakan ternak setara dengan kalori yang dibutuhkan oleh 8,7 miliar manusia, lebih banyak dari total penduduk bumi, padahal 20 persen (1,4 miliar) penduduk dunia dapat diberi makan dari bahan makanan yang dikonsumsi peternakan di Amerika Serikat (AS).
"Seorang vegetarian membutuhkan 1.200 liter air per hari untuk makanan mereka, sementara pemakan daging membutuhkan 16.000 liter air per hari. Bahkan seorang pemakan daging melepaskan karbon dioksida 1,5 ton lebih banyak dari vegetarian," kata Prasasto.
Ia juga mencontohkan Brazil yang menjadi produsen daging terbesar di dunia harus mengorbankan hutannya demi memenuhi kebutuhan produksi. "Meski demikian, kesejahteran masyarakat di negara itu juga tidak terlalu baik," kata dia.
Dengan kondisi seperti itu, ia menegaskan bahwa ahli nutrisi memiliki tugas berat untuk mengubah citra vegetarian, yang semula belum menjadi gaya hidup masyarakat modern menjadi gaya hidup yang lebih sehat dan hemat energi.
"Berdasarkan penelitian, menjadi vegetarian tidak akan mengurangi tingkat kesehatan seseorang," kata Prasasto yang sudah mulai menganut gaya hidup tidak mengkonsumsi daging sejak 2006 itu.
Ia juga mengingatkan bahwa penghematan energi saat ini sangat diperlukan mengingat penduduk dunia masih tergantung pada sumber energi dari fosil yang akan habis. Sedangkan penggunaan bahan bakar biofuel (bahan bakar nabati) perlu diperhatikan karena berpotensi merusak lingkungan jika hutan multikultur diubah menjadi hutan monokultur untuk keperluan bahan bakar," katanya. KPO/EDISI 157/AGUSTUS 2008
Thanks for reading Vegetarian, Strategi Jitu Hemat Energi

0 komentar:

Posting Komentar