Konsulat Republik Indonesia di Songkhla - Thailand bekerjasama dengan Asosiasi Propinsi Bersaudara Sumut - Songkhla, DPD Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Sumatera Utara pimpinan Khairul Mahali, dan BPD Gabungan Importir Seluruh Indonesia (GINSI) Sumut diminta mengikuti Program Pelatihan Tanaman Hortikultura Indonesia di Nakhon Thammarat, Thailand pada November.
"Diharapkan pengusaha khususnya UKM yang bergerak di bidang hortikultura mengikuti kegiatan tersebut yang dipastikan menambah pengetahuan dan menunjang bisnis hortikultura-nya, apalagi biayanya dinilai relatif murah sekitar 500 dolar AS yang meliputi transportasi, akomodasi, konsumsi dan penerjamah," kata Ketua DPD GPEI Sumut, Khairul Mahalli kepada Antara, di Medan, Sabtu (19/7).
Program pelatihan itu merupakan perwujudan salah satu program kerjasama segitiga pertumbuhan utara Indonesia, Malaysia, dan Thailand (IIMT-GT) untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) melalui berbagai jenis pelatihan.
Dia menjelaskan, pelatihan yang dimulai 3 hingga 14 November 2008 di Universitas Teknologi Rajamanggala Sri Vijaya, Propinsi Nakhon Si Thammarat, Thailand itu khusus pada pengembangan tanaman durian, rambutan, manggis, dan duku.
Pelatihan itu meliputi teori dan praktek lapangan dengan materi antara lain manajemen kebun buah-buahan, pengetahuan tentang varitas, dan re-planting tanaman.
Soal mengapa empat buah duku itu yang menjadi topik, menurut Mahalli, dengan pertimbangan bahwa buah tersebut dinilai masih dan akan terus memiliki potensi dan nilai jual di pasar internasional sehingga harus tetap dikembangkan.
Manggis, misalnya, merupakan buah mahal di beberapa negara seperti di Jepang. "Karena peserta program itu terbatas maksimum 40 orang, maka panitia akan memberlakukan prinsip first come first serve, di mana penetapan peserta yang akan ikut pelatihan itu berdasarkan peserta yang lebih dahulu mendaftar," katanya.
"Diharapkan pengusaha khususnya UKM yang bergerak di bidang hortikultura mengikuti kegiatan tersebut yang dipastikan menambah pengetahuan dan menunjang bisnis hortikultura-nya, apalagi biayanya dinilai relatif murah sekitar 500 dolar AS yang meliputi transportasi, akomodasi, konsumsi dan penerjamah," kata Ketua DPD GPEI Sumut, Khairul Mahalli kepada Antara, di Medan, Sabtu (19/7).
Program pelatihan itu merupakan perwujudan salah satu program kerjasama segitiga pertumbuhan utara Indonesia, Malaysia, dan Thailand (IIMT-GT) untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) melalui berbagai jenis pelatihan.
Dia menjelaskan, pelatihan yang dimulai 3 hingga 14 November 2008 di Universitas Teknologi Rajamanggala Sri Vijaya, Propinsi Nakhon Si Thammarat, Thailand itu khusus pada pengembangan tanaman durian, rambutan, manggis, dan duku.
Pelatihan itu meliputi teori dan praktek lapangan dengan materi antara lain manajemen kebun buah-buahan, pengetahuan tentang varitas, dan re-planting tanaman.
Soal mengapa empat buah duku itu yang menjadi topik, menurut Mahalli, dengan pertimbangan bahwa buah tersebut dinilai masih dan akan terus memiliki potensi dan nilai jual di pasar internasional sehingga harus tetap dikembangkan.
Manggis, misalnya, merupakan buah mahal di beberapa negara seperti di Jepang. "Karena peserta program itu terbatas maksimum 40 orang, maka panitia akan memberlakukan prinsip first come first serve, di mana penetapan peserta yang akan ikut pelatihan itu berdasarkan peserta yang lebih dahulu mendaftar," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar