Home » » Berhenti Mengumpat Anak

Berhenti Mengumpat Anak

Tugas orangtua dalam mendidik dan membesarkan anak diakui tidaklah mudah. Dibutuhkan kesabaran dan keuletan orangtua untuk dapat mendidik dan membesarkan anak secara maksimal. Kenyataan tak dimungkiri, dalam kehidupan sehari-hari sering kali masih terjadi orangtua berlaku kasar terhadap anak. Perilaku membentak, memarahi, dan memukul dilakukan orangtua ketika melihat anaknya ngeyel atau nakal. Anak yang tidak menurut perintah orangtua dan melakukan tindakan sembrono kerapkali mendapatkan umpatan orangtua.
Kita bisa mengambil contoh perilaku orangtua terhadap anak yang perlu dikoreksi. Suatu hari seorang anak memecahkan gelas yang habis diminumnya. Ibu yang melihat anaknya memecahkan gelas lalu marah-marah besar. Tidak hanya memecahkan gelas, setiap kali anak berbuat keliru selalu dimarahi, bahkan dicaci maki dengan kata-kata kasar.
Dilihat sepintas, ibu yang memarahi anak bermaksud baik. Namun membuat anaknya tidak memiliki kepercayaan diri. Anak akan menjadi minder ketika harus melakukan sesuatu karena takut berbuat salah. Anak takut berkreasi dan tidak memiliki inisiatif di tengah pergaulan dengan teman-temannya. Lebih menyedihkan lagi jika orangtua menggunakan ungkapan "Anak nakal", "Anak kurang ajar", "Anak tidak tahu diri", dan bentuk ungkapan verbal bernada negatif lainnya. Ungkapan verbal bernada negatif justru akan mengokohkan konsep diri anak bahwa mereka adalah anak nakal, anak kurang ajar, dan anak tidak tahu diri. Diakui atau tidak, ungkapan verbal bernada negatif seringkali diucapkan orangtua di tengah kehidupan masyarakat dewasa ini.
Bagaimana pun, anak adalah pribadi yang perlu diberikan kasih sayang. Dunia anak tentu berbeda dengan dunia orang dewasa. Orangtua dituntut dapat menyelami dan memahami dunia anak yang penuh kreativitas, rasa ingin tahu, dan ingin mencoba hal-hal yang baru. Diperlukan kesadaran dari pihak orangtua agar tidak berlaku kasar dalam mendidik anak. Orangtua perlu menggunakan ‘bahasa anak’ agar pesan-pesan nilai yang disampaikan dimengerti anak secara baik.
Komentar: Hendra Sugiantoro, mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). KPO/EDISI 157/AGUSTUS 2008
Thanks for reading Berhenti Mengumpat Anak

0 komentar:

Posting Komentar