Keberadaan sarana transportasi tradisional dokar di Denpasar layak dipertahankan karena menjadi daya tarik wisatawan yang ingin menikmati obyek wisata kota di ibukota Propinsi Bali.
"Wisatawan mancanegara maupun nusantara menyenangi hal-hal yang unik dan antik. Karena itu keberadaan dokar layak dipertahankan sebagai salah satu daya tarik dan keunggulan pariwisata kita," kata Ketua Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Cabang Denpasar, Sures Kumar, pekan lalu kepada Antara.
Namun upaya mempertahankan keberadaan dokar atau delman itu perlu mendapat perhatian dari pemerintah maupun pihak terkait lainnya, terutama yang berkaitan dengan penyediaan tempat mangkal agar diusahakan dekat dengan obyek wisata.
"Jika keberadaan dokar digarap secara baik akan menjadi nilai tambah bagi program `city tour`. Wisata keliling kota dengan naik dokar menciptakan romantisme tersendiri bagi wisatawan, bahkan juga masyarakat Denpasar sendiri," kata pria asal Medan itu.
Sures berharap setiap hari Sabtu dan Minggu serta hari libur lainnya, dokar diberikan kesempatan mangkal di Lapangan Puputan Badung, yang merupakan pusat kota.
"Berwisata naik dokar dari Lapangan Puputan Badung dapat juga menjadi hiburan tersendiri bagi warga kota setelah disibukkan beragam aktivitas sehari-hari," ucapnya.
Melalui pemberdayaan itu diharapkan para kusir dokar akan dapat menjadikan pekerjaan dan sumber penghidupannya seperti tempo dulu, selain mendukung keberadaan Denpasar yang mengedepankan moto "kota berwawasan budaya".
Upaya lainnya bisa dilakukan pembinaan berkala terhadap kusir, sehingga pengoperasian dokar tidak sampai mengganggu pengguna lalulintas jalan lainnya, mengingat kini tingkat kepadatan arus lalulintas di Denpasar semakin tinggi.
Ia mengatakan, organisasi mahasiswa Hindu ini telah bekerjasama dengan Pemkot Denpasar setiap tahunnya berupaya melakukan pelestarian lomba keterampilan menjalankan dokar, termasuk juga lomba dokar hias.
"Melalui lomba ini kami berharap para kusir termotivasi meningkatkan keterampilan dalam mengendalikan kuda, sehingga meminimalkan dampak negatif terhadap arus lalu lintas," kata Sures menambahkan.
"Wisatawan mancanegara maupun nusantara menyenangi hal-hal yang unik dan antik. Karena itu keberadaan dokar layak dipertahankan sebagai salah satu daya tarik dan keunggulan pariwisata kita," kata Ketua Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Cabang Denpasar, Sures Kumar, pekan lalu kepada Antara.
Namun upaya mempertahankan keberadaan dokar atau delman itu perlu mendapat perhatian dari pemerintah maupun pihak terkait lainnya, terutama yang berkaitan dengan penyediaan tempat mangkal agar diusahakan dekat dengan obyek wisata.
"Jika keberadaan dokar digarap secara baik akan menjadi nilai tambah bagi program `city tour`. Wisata keliling kota dengan naik dokar menciptakan romantisme tersendiri bagi wisatawan, bahkan juga masyarakat Denpasar sendiri," kata pria asal Medan itu.
Sures berharap setiap hari Sabtu dan Minggu serta hari libur lainnya, dokar diberikan kesempatan mangkal di Lapangan Puputan Badung, yang merupakan pusat kota.
"Berwisata naik dokar dari Lapangan Puputan Badung dapat juga menjadi hiburan tersendiri bagi warga kota setelah disibukkan beragam aktivitas sehari-hari," ucapnya.
Melalui pemberdayaan itu diharapkan para kusir dokar akan dapat menjadikan pekerjaan dan sumber penghidupannya seperti tempo dulu, selain mendukung keberadaan Denpasar yang mengedepankan moto "kota berwawasan budaya".
Upaya lainnya bisa dilakukan pembinaan berkala terhadap kusir, sehingga pengoperasian dokar tidak sampai mengganggu pengguna lalulintas jalan lainnya, mengingat kini tingkat kepadatan arus lalulintas di Denpasar semakin tinggi.
Ia mengatakan, organisasi mahasiswa Hindu ini telah bekerjasama dengan Pemkot Denpasar setiap tahunnya berupaya melakukan pelestarian lomba keterampilan menjalankan dokar, termasuk juga lomba dokar hias.
"Melalui lomba ini kami berharap para kusir termotivasi meningkatkan keterampilan dalam mengendalikan kuda, sehingga meminimalkan dampak negatif terhadap arus lalu lintas," kata Sures menambahkan.
0 komentar:
Posting Komentar