Home » » Mereka Menulis Dari Pengalaman Keterpurukan

Mereka Menulis Dari Pengalaman Keterpurukan

OLEH: DIDIK PURWANTO
Bicara tentang HIV dan AIDS adalah bicara menyangkut masalah sosial, ekonomi, politik, kesejahteraan, pendidikan, komunikasi, pengobatan, dan lainnya. Upaya penyadaran kepada Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) maupun non pengguna harus terus dikampanyekan secara terus-menerus pada masyarakat. Menurut Data Dinas Kesehatan Provinsi Bali, pada Oktober 2006 lalu terdapat 1.220 kasus HIV dan AIDS di Bali. Dari jumlah tersebut 44,5 persen berasal dari kalangan injecting drugs user (IDU), bahasa lain penasun. Setelah itu baru dari hetero-seksual (38 persen), homoseksual (9 persen) dan tidak diketahui (8 persen). Begitu juga dengan estimasi Departemen Kesehatan tahun 2006, jumlah penderita ODHA mencapai 11.165 orang dan diyakini masih lebih banyak dari jumlah tersebut. Kebanyakan penderita adalah akibat narkoba suntik dan seks bebas. Usia yang mayoritas paling rentan terkena adalah usia 15-24 tahun dengan 95% pengidap ditemukan di negara berkembang.
Fenomena di atas bukan hanya pantas dilihat dan didiamkan semata namun dituntut peran aktif masyarakat, LSM, media massa, tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam menyosialisasikan resiko seks bebas serta narkotika dan obat terlarang (narkoba). Sebagai langkah awal, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali, Australia Indonesia Partnership (AIP) dan Sloka Institute (lembaga pengembangan media, jurnalisme dan informasi di Denpasar) meluncurkan buku LENTERA (Lembaran tentang Realitas AIDS). Buku yang memuat 87 artikel tentang Acquired Immune Deficiancy Syndrome (AIDS) dan sebelumnya sudah diterbitkan di beberapa media lokal seperti Bali Post, Denpost, Tokoh, dan Sarad ini disusun berdasarkan cerita dari sumber primer yaitu sumber yang mengalaminya langsung. Sebagian besar memuat tulisan dari kelompok-kelompok yang selama ini lebih sering di lapangan dalam penanggulangan AIDS seperti penasun, gay, waria, dan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) itu sendiri. “Penulis dalam buku ini tidak lagi monopoli penulis atau jurnalis, tapi lebih pada korban atau pemakai agar lebih mengena dan tidak sekadar omong kosong,” kata Anton Muhajir yang mengedit buku tersebut bersama Mercya Soesanto dan Ni Komang Erviani.
Wakil Gubernur Bali Alit Kesuma Kelakan yang juga Ketua KPA Provinsi Bali menilai pemberitaan tentang AIDS selama ini, aktivis penanggulangan AIDS maupun ODHA lebih sering jadi obyek. Mereka ditulis, bukan menulis. Namun dalam buku Lentera, mereka mengambil peran itu. Mereka kini jadi subyek. “Buku Lentera ini adalah buku kehidupan, karena di dalamnya termuat kisah hidup anak manusia dengan perjuangan dan semangatnya menanggulangi HIV dan AIDS,” ujarnya. (penacinta@yahoo.com)
Thanks for reading Mereka Menulis Dari Pengalaman Keterpurukan

0 komentar:

Posting Komentar