Oleh: Roro Sawita
Selain demam berdarah, infeksi saluran pernapasan (ISPA) dan diare menjadi penyakit yang mudah menular di musim hujan, apalagi disertai banjir. ISPA menempati ranking pertama (influenza, paringitis dan tongsingitis). Gejala ISPA seperti pusing dan sakit kepala, demam, batuk dan nyeri otot. Gejala yang masih terkategori ringan itu, ungkap dr IB Ketut Wisasmita, bisa diatasi dengan minum air putih, istirahat, minum obat-obat flu dan vitamin C.
‘’Jika sampai si penderita terjangkit bakteri, sangat penting diberi tambahan antibiotik. Untuk menghindari penyebaran lebih luas penderita disarankan menggunakan masker,’’ kata dokter yang bertugas di Rumah Sakit Kasih Ibu Denpasar itu
Diare, banyak diderita balita yang sering memasukkan tangan ke dalam mulut. Cara pencegahan bisa melalui higienitas makanan, pemakaian air bersih dan rajin cuci tangan. Penderita diare biasanya banyak mengeluarkan cairan dan elektrolit. Akibatnya, anak jadi rewel, lemas, kejang hingga menimbulkan kematian.
Untuk pengobatan, sebut dr Wirasmita, bisa dengan minum cairan oralit. Daerah yang sulit mendapat oralit, disarankan untuk menggunakan larutan gula garam. Komposisinya, satu sendok makan gula ditambah garam seujung sendok teh dan larutkan di segelas air untuk sekali minum. Penderita diare disertai muntah-muntah dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit guna mendapat tambahan cairan infus selama 2-3 hari.
Pasca musim hujan, juga sangat penting diwaspadai adalah demam berdarah, akibat gigitan nyamuk Aides Aegepty. Masa inkubasinya relatif cepat, 4-7 hari, demam tinggi 2-7 hari, nyeri kepala dan otot, muntah-muntah, lemas disertai bercak-bercak merah pada kulit.
Pada stadium empat, penderita mengelurkan darah lewat hidung, mulut, saluran dubur dan saluran otak. Saat itu penderita sudah sulit ditangani karena cairan plasma sudah merembet ke mana-mana, kulit bengkak, tekanan darah turun, nadi tidak terasa dan kesadaran menurun. Penderita yang suhu tubuhnya masih mengalami panas tinggi, saran dr Wasmita, sebaiknya dicek trombosit oleh dokter. Bila jumlahnya menurun, bisa dikatakan ia menderita demam berdarah. ’’Sejauh ini tidak ada pengobatan yang spesifik. Yang terpenting, mengganti cairan tubuh baik dengan air putih, oralit, sari buah maupun infus. Masa gawat penderita demam berdarah mencapai tujuh hari sehingga bila dirawat di rumah sakit harus melewati masa itu,’’ ujarnya.
Selain demam berdarah, infeksi saluran pernapasan (ISPA) dan diare menjadi penyakit yang mudah menular di musim hujan, apalagi disertai banjir. ISPA menempati ranking pertama (influenza, paringitis dan tongsingitis). Gejala ISPA seperti pusing dan sakit kepala, demam, batuk dan nyeri otot. Gejala yang masih terkategori ringan itu, ungkap dr IB Ketut Wisasmita, bisa diatasi dengan minum air putih, istirahat, minum obat-obat flu dan vitamin C.
‘’Jika sampai si penderita terjangkit bakteri, sangat penting diberi tambahan antibiotik. Untuk menghindari penyebaran lebih luas penderita disarankan menggunakan masker,’’ kata dokter yang bertugas di Rumah Sakit Kasih Ibu Denpasar itu
Diare, banyak diderita balita yang sering memasukkan tangan ke dalam mulut. Cara pencegahan bisa melalui higienitas makanan, pemakaian air bersih dan rajin cuci tangan. Penderita diare biasanya banyak mengeluarkan cairan dan elektrolit. Akibatnya, anak jadi rewel, lemas, kejang hingga menimbulkan kematian.
Untuk pengobatan, sebut dr Wirasmita, bisa dengan minum cairan oralit. Daerah yang sulit mendapat oralit, disarankan untuk menggunakan larutan gula garam. Komposisinya, satu sendok makan gula ditambah garam seujung sendok teh dan larutkan di segelas air untuk sekali minum. Penderita diare disertai muntah-muntah dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit guna mendapat tambahan cairan infus selama 2-3 hari.
Pasca musim hujan, juga sangat penting diwaspadai adalah demam berdarah, akibat gigitan nyamuk Aides Aegepty. Masa inkubasinya relatif cepat, 4-7 hari, demam tinggi 2-7 hari, nyeri kepala dan otot, muntah-muntah, lemas disertai bercak-bercak merah pada kulit.
Pada stadium empat, penderita mengelurkan darah lewat hidung, mulut, saluran dubur dan saluran otak. Saat itu penderita sudah sulit ditangani karena cairan plasma sudah merembet ke mana-mana, kulit bengkak, tekanan darah turun, nadi tidak terasa dan kesadaran menurun. Penderita yang suhu tubuhnya masih mengalami panas tinggi, saran dr Wasmita, sebaiknya dicek trombosit oleh dokter. Bila jumlahnya menurun, bisa dikatakan ia menderita demam berdarah. ’’Sejauh ini tidak ada pengobatan yang spesifik. Yang terpenting, mengganti cairan tubuh baik dengan air putih, oralit, sari buah maupun infus. Masa gawat penderita demam berdarah mencapai tujuh hari sehingga bila dirawat di rumah sakit harus melewati masa itu,’’ ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar