OLEH: DIDIK PURWANTO
Pertumbuhan usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia telah mencapai 48,9 juta unit usaha. Jumlah tersebut adalah 98% dari jumlah total usaha di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (Maret 2007), kontribusi UKM terhadap Gross National Product (GNP) Indonesia sekitar 53,3% atau sekitar 1,8 triliun. Namun, jumlah tersebut masih sangat kecil bila dibandingkan dengan GNP dari negara Asia Tenggara bahkan dari benua lain.
Layaknya tanaman, usaha bisa berkembang dengan baik dan menguntungkan jika tumbuh di tengah iklim yang cocok dengan dukungan pupuk yang tepat. Meski usaha tersebut dianggap kecil namun sangat berpotensi bisa berkembang pesat asal dikelola dengan cerdas. Salah satunya adalah dengan pemasaran melalui media yang tepat. Hingga saat ini telah ada satu televisi publik, 10 televisi swasta, 52 televisi swasta lokal, dua televisi kabel, dan satu televisi satelit. Belum lagi 1800 radio komersial (11 radio network) serta 1000 media cetak. “Media tersebut bisa menjadi jembatan antara UKM, pelaku UKM dan kebijakan (pemerintah),” ungkap Denny Herlambang Slamet, Media Relation Officer Swiss Contact di sela workshop Media Sebagai Rekan UKM di Bali Garden Hotel Kuta, Senin (17/12).
Meski sebagai fasilitas alur informasi, media belum menjadi pilihan bagi pelaku UKM untuk menunjang kegiatan bisnisnya. UKM masih tertutup, takut rahasia bisnisnya terbongkar, takut terkena pajak dari pemerintah, regulasi belum jelas, tidak percaya diri bahkan takut kalau disuruh membayar ke media tersebut. “Saat ini juga ada jurnalis yang sekaligus merangkap sebagai marketing. Ujung-ujungnya ditawari beriklan di media,” ujar Indiarto Priadi, Senior Produser Liputan 6 SCTV.
Untuk menjembatani pelaku UKM agar tidak dieksploitasi media dan tidak sekadar advertorial, Liputan 6 SCTV membuat program khusus sebagai alternatif penggugah inspirasi agar masyarakat mau berwirausaha. Televisi sebagai media audio visual menjadi pilihan tepat dibandingkan media lainnya karena media ini lebih bisa diterima masyarakat (penetrasi tinggi) dan murah. Pada acara juga dicanangkan program CABE RAWIT (Cara Berpikir Rahasia Wiraswastawan) yang siap muncul sekali sepekan di sela Liputan 6 Pagi SCTV.
Pertumbuhan usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia telah mencapai 48,9 juta unit usaha. Jumlah tersebut adalah 98% dari jumlah total usaha di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (Maret 2007), kontribusi UKM terhadap Gross National Product (GNP) Indonesia sekitar 53,3% atau sekitar 1,8 triliun. Namun, jumlah tersebut masih sangat kecil bila dibandingkan dengan GNP dari negara Asia Tenggara bahkan dari benua lain.
Layaknya tanaman, usaha bisa berkembang dengan baik dan menguntungkan jika tumbuh di tengah iklim yang cocok dengan dukungan pupuk yang tepat. Meski usaha tersebut dianggap kecil namun sangat berpotensi bisa berkembang pesat asal dikelola dengan cerdas. Salah satunya adalah dengan pemasaran melalui media yang tepat. Hingga saat ini telah ada satu televisi publik, 10 televisi swasta, 52 televisi swasta lokal, dua televisi kabel, dan satu televisi satelit. Belum lagi 1800 radio komersial (11 radio network) serta 1000 media cetak. “Media tersebut bisa menjadi jembatan antara UKM, pelaku UKM dan kebijakan (pemerintah),” ungkap Denny Herlambang Slamet, Media Relation Officer Swiss Contact di sela workshop Media Sebagai Rekan UKM di Bali Garden Hotel Kuta, Senin (17/12).
Meski sebagai fasilitas alur informasi, media belum menjadi pilihan bagi pelaku UKM untuk menunjang kegiatan bisnisnya. UKM masih tertutup, takut rahasia bisnisnya terbongkar, takut terkena pajak dari pemerintah, regulasi belum jelas, tidak percaya diri bahkan takut kalau disuruh membayar ke media tersebut. “Saat ini juga ada jurnalis yang sekaligus merangkap sebagai marketing. Ujung-ujungnya ditawari beriklan di media,” ujar Indiarto Priadi, Senior Produser Liputan 6 SCTV.
Untuk menjembatani pelaku UKM agar tidak dieksploitasi media dan tidak sekadar advertorial, Liputan 6 SCTV membuat program khusus sebagai alternatif penggugah inspirasi agar masyarakat mau berwirausaha. Televisi sebagai media audio visual menjadi pilihan tepat dibandingkan media lainnya karena media ini lebih bisa diterima masyarakat (penetrasi tinggi) dan murah. Pada acara juga dicanangkan program CABE RAWIT (Cara Berpikir Rahasia Wiraswastawan) yang siap muncul sekali sepekan di sela Liputan 6 Pagi SCTV.
0 komentar:
Posting Komentar