Home » » Diskriminasi ODHA Justru Picu Penularan

Diskriminasi ODHA Justru Picu Penularan

PENGANTAR REDAKSI: Penyakit AIDS yang diakibatkan virus HIV hingga kini belum ditemukan obatnya. Dari tahun ke tahun, jumlah pengidapnya terus meningkat tajam baik di negara maju maupun berkembang. HIV telah menulari ibu rumah tangga biasa, anak-anak dan bayi. Dengan mudahnya kita temukan penderita AIDS yang tinggal di pedesaan. Penularan virus HIV ini bisa ditangkal bila masyarakat disadarkan untuk tidak mendiskriminasikan para penderitanya.

Oleh: RORO SAWITA

Benarkah bergaul dengan penderita AIDS atau Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) bisa membuat kita ikut tertular penyakit mematikan tersebut? Lewat mana saja media penyebaran virus tersebut? Menurut Direktur Yayasan Bali Plus Putu Utami Dewi, masyarakat umumnya kurang informasi soal penyebaran virus tersebut. Akibatnya, orang yang positif tertular HIV/AIDS kerap dikucilkan dari pergaulan. Itulah sebabnya Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) jarang mau membuka diri. Perasaan takut dan malu bercampur aduk menambahkan tekanan batin yang kian berat.
Menurut Putu Utami, dalam beraktifitas sosial biasa bersama para ODHA tidak akan menyebabkan penularan. Dengan menjauhi mereka hanya membuat penularan lebih cepat. Penularan virus HIV ini selain lewat hubungan seksual (gonta-ganti pasangan), juga melalui penggunaan jarum suntik secara bergantian (jarum bekas), donor darah dan ibu yang terinveksi menular kepada anak yang ada dalam kandungannya. “Mereka bisa diberdayakan untuk melakukan pencegahan dengan memberitahu pasangannya atau memeriksakan diri ke dokter untuk meminta alat yang steril,” tegas Putu Utami.
Penderita HIV dapat hidup dengan layak seperti masyarakat biasa tanpa diketahui statusnya sebelum melakukan pengecekan darah. Sedangkan AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang diakibatkan menurunnya kekebalan tubuh. Mulanya virus hadir seperti kawan sel darah putih, lama kelamaan parisit ini berhasil menggerogoti sel darah putih yang berfungsi sebagai antibodi. Umumnya penderita HIV positif berubah menjadi ODHA melalui proses panjang hingga 10 tahun. Berbagai bentuk terapi telah ditemukan salah satunya ARV tapi tidak satupun yang mampu memberantas virus tersebut. ARV hanya manghambat perkembangnya dan memberi kesempatan penderita untuk hidup lebih lama.
Yayasan Bali Plus yang bergerak di bidang pendukungan ODHA memiliki agenda dan program pemberdayaaan terhadap mereka yang hidup dengan AIDS dan orang-orang terdekat di lingkungan tempat tinggal mereka seperti teman, keluarga, pasangan hidup dan anaknya. Sejak 25 Januari 2001 silam, Bali Plus berhasil merangkul 214 penderita AIDS di seputaran Bali. Awalnya diadakan pertemuan silang antar penderita. Mereka saling berbicara, berkeluh kesah, bertukar informasi dan melakukan meditasi bersama sampai dapat mandiri dan berdikari sendiri. Yayasan yang terletak di Jl Kertha Winangun 1A No 12, Denpasar berharap suatu hari para ODHA dapat hidup sejajar dengan masyarakat lainnya.
Lama kelamaan, menurut Putu Utami Dewi, kebutuhan para ODHA makin berkembang. Sebagian besar dari mereka adalah penduduk pendatang dengan tingkat ekonomi lemah sehingga membutuhkan pendampingan saat sakit atau dirawat di rumah sakit. Program pendampingan ini pertama disasarkan pada keluarga penderita. Mereka dididik cara merawat, pola hidup sehat, dan waktu pengobatan. Pendampingan inipun berkembang pada pihak luar yang mau menjadi relawan tanpa gaji untuk merawat para ODHA. “Kalau ada kelurganya kita berdayakan dulu keluarganya untuk dilatih bisa merawat, tapi kalau tidak ada juga kawan-kawan relawan yang bersedia mendampingi,” ungkap Putu Utami. (rsawita_82@yahoo.co.id)
Thanks for reading Diskriminasi ODHA Justru Picu Penularan

0 komentar:

Posting Komentar