OLEH: AGUS SALAM
bokashiok@yahoo.com
Berbagai studi terus dilakukan untuk mengembangkan lebah madu jenis Mellifera di Kajiado, daerah sekitar pegunungan selatan Kilimanjaro, Tanzania. Dari sekitar 100 peternak lebah lokal atau lebah hutan, 57 petani sudah beralih ke peternakan lebah budidaya. ‘’Berbagai pelatihan di Kilomanjaro untuk meningkatkan produksi madu yang lebih besar dan memberikan pengetahuan yang memadai agar menjaga kualitas madu sehingga tetap segar dan memiliki prospek pasar,’’ kata Ketua Forestry Training Institut Olmotonyi Arusha Tanzania, Reece Adamson.
Menurut Reece, pelatihan untuk para peternak perlebahan di Tanzania lebih diarahkan pada pemeliharaan agar lebah lebih sering produksi. Banyak petani lebah kehilangan koloni lebah. Akibatnya, banyak peternak lebah harus gulung tikar alias bangkrut dan terpaksa melirik sektor bisnis lain. Dari usaha perlebahan, kata Reece, ada petani lebah yang menjadikan madu sebagai bisnis dan penghasilan utama.
‘’Dari usaha perlebahan, para petani mempu menghidupi kebutuhan hidupnya dan menjadikan usaha perlebahan menjadi bisnis utama keluarga. Selama 10 tahun terakhir, Tanzania mengembangkan jenis Apis Mellifera. Untuk satu kotak, bisa menghasilkan madu dalam satu tahun 17,5 kg. Peternak tradisional hanya menghasilkan madu 11,5 kg. Upaya untuk meningkatkan produksi terus diusahakan termasuk menjaga kelestarian alam agar hutan tetap asri dan menghasilkan bunga atau pakan berkualitas yang dibutuhkan lebah. Karena semakin banyak nektar yang diisap lebah semakin banyak produksi madu,’’ tegasnya.
Studi dan penelitian tentang adaptasi lebah Mellifera asal Eropa itu masih terus dikembangkan dengan harapan produk perlebahan bisa lebih meningkat di Tanzania. Republik Tanzania merupakan sebuah negara di bagian timur Afrika, tepatnya di pesisir timur. Negara itu berbatasan dengan Kenya dan Uganda di sebelah utara, Rwanda, Burundi dan Republik Demokratik Kongo di barat, Zambia, Malawi dan Mozambik di selatan, serta Samudera Hindia di timur.
bokashiok@yahoo.com
Berbagai studi terus dilakukan untuk mengembangkan lebah madu jenis Mellifera di Kajiado, daerah sekitar pegunungan selatan Kilimanjaro, Tanzania. Dari sekitar 100 peternak lebah lokal atau lebah hutan, 57 petani sudah beralih ke peternakan lebah budidaya. ‘’Berbagai pelatihan di Kilomanjaro untuk meningkatkan produksi madu yang lebih besar dan memberikan pengetahuan yang memadai agar menjaga kualitas madu sehingga tetap segar dan memiliki prospek pasar,’’ kata Ketua Forestry Training Institut Olmotonyi Arusha Tanzania, Reece Adamson.
Menurut Reece, pelatihan untuk para peternak perlebahan di Tanzania lebih diarahkan pada pemeliharaan agar lebah lebih sering produksi. Banyak petani lebah kehilangan koloni lebah. Akibatnya, banyak peternak lebah harus gulung tikar alias bangkrut dan terpaksa melirik sektor bisnis lain. Dari usaha perlebahan, kata Reece, ada petani lebah yang menjadikan madu sebagai bisnis dan penghasilan utama.
‘’Dari usaha perlebahan, para petani mempu menghidupi kebutuhan hidupnya dan menjadikan usaha perlebahan menjadi bisnis utama keluarga. Selama 10 tahun terakhir, Tanzania mengembangkan jenis Apis Mellifera. Untuk satu kotak, bisa menghasilkan madu dalam satu tahun 17,5 kg. Peternak tradisional hanya menghasilkan madu 11,5 kg. Upaya untuk meningkatkan produksi terus diusahakan termasuk menjaga kelestarian alam agar hutan tetap asri dan menghasilkan bunga atau pakan berkualitas yang dibutuhkan lebah. Karena semakin banyak nektar yang diisap lebah semakin banyak produksi madu,’’ tegasnya.
Studi dan penelitian tentang adaptasi lebah Mellifera asal Eropa itu masih terus dikembangkan dengan harapan produk perlebahan bisa lebih meningkat di Tanzania. Republik Tanzania merupakan sebuah negara di bagian timur Afrika, tepatnya di pesisir timur. Negara itu berbatasan dengan Kenya dan Uganda di sebelah utara, Rwanda, Burundi dan Republik Demokratik Kongo di barat, Zambia, Malawi dan Mozambik di selatan, serta Samudera Hindia di timur.
0 komentar:
Posting Komentar