Sekitar 40% Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Nusa Tenggara Barat (NTB) segera memasuki usia pensiun. "Cukup banyak penyuluh pertanian yang perlu diganti karena hendak pensiun, jumlahnya mencapai 40 persen dari total penyuluh di NTB," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dr Mashur, di Mataram.
Jumlah tenaga PPL di NTB saat ini mencapai 886 orang (hampir sama dengan jumlah desa). Namun, proses rekruitmen PPL baru harus terus dilakukan setiap tahun anggaran. "Setiap tahun NTB mendapat jatah penyuluh bantu rata-rata 200 orang. Tahun ini, kuotanya 198 orang dari total belasan ribu tenaga penyuluh bantu yang direkruit pada 2008," jelas Mashur.
Penyiapan tenaga PPL dalam jumlah yang memadai sinkron dengan pembentukan Badan Koordinasi Penyuluh (Bakorluh) Pertanian Terpadu yang dibentuk sejak 15 Mei lalu. Bakorluh merupakan wadah para PPL untuk melaksanakan aktivitas plus meningkatkan kapasitas dan kompetensi sebagai pendamping dan pembimbing petani. Tenaga PPL juga sudah memiliki payung hukum dengan kewajiban sudah ditegaskan dalam UU 16/2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K).
Sementara itu, di tengah terus terjadi penyusutan lahan pertanian di kota akibat pesatnya pembangunan infrastruktur, Kota Mataram masih bisa membina kelompok tani berprestasi. Bahkan Kelompok Tani (Poktan) Karya Makmur berhak mengikuti perlombaan tingkat nasional.
Poktan ini, sebut Walikota Mataram, HM Ruslan, bergerak di bidang budidaya kacang kedelai dan tahun 2007 terpilih sebagai kelompok tani kedelai berprestasi di NTB, dari Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang dengan anggota 25 orang.
Areal pertanian yang digarap seluas 30,85 hektar, dengan lahan yang diikutkan dalam lomba tingkat propinsi seluas 20,98 hektar. Lahan pertanian di wilayah perkotaan yang terletak di samping Bandar Udara Selaparang itu mampu produksi 42 ton kedelai dari 21 hektar. Poktan itu juga berdagang bakulan, susu kedelai dan aneka jajan.
KPO/EDISI 160/16-30 SEPTEMBER 2008
Jumlah tenaga PPL di NTB saat ini mencapai 886 orang (hampir sama dengan jumlah desa). Namun, proses rekruitmen PPL baru harus terus dilakukan setiap tahun anggaran. "Setiap tahun NTB mendapat jatah penyuluh bantu rata-rata 200 orang. Tahun ini, kuotanya 198 orang dari total belasan ribu tenaga penyuluh bantu yang direkruit pada 2008," jelas Mashur.
Penyiapan tenaga PPL dalam jumlah yang memadai sinkron dengan pembentukan Badan Koordinasi Penyuluh (Bakorluh) Pertanian Terpadu yang dibentuk sejak 15 Mei lalu. Bakorluh merupakan wadah para PPL untuk melaksanakan aktivitas plus meningkatkan kapasitas dan kompetensi sebagai pendamping dan pembimbing petani. Tenaga PPL juga sudah memiliki payung hukum dengan kewajiban sudah ditegaskan dalam UU 16/2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K).
Sementara itu, di tengah terus terjadi penyusutan lahan pertanian di kota akibat pesatnya pembangunan infrastruktur, Kota Mataram masih bisa membina kelompok tani berprestasi. Bahkan Kelompok Tani (Poktan) Karya Makmur berhak mengikuti perlombaan tingkat nasional.
Poktan ini, sebut Walikota Mataram, HM Ruslan, bergerak di bidang budidaya kacang kedelai dan tahun 2007 terpilih sebagai kelompok tani kedelai berprestasi di NTB, dari Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang dengan anggota 25 orang.
Areal pertanian yang digarap seluas 30,85 hektar, dengan lahan yang diikutkan dalam lomba tingkat propinsi seluas 20,98 hektar. Lahan pertanian di wilayah perkotaan yang terletak di samping Bandar Udara Selaparang itu mampu produksi 42 ton kedelai dari 21 hektar. Poktan itu juga berdagang bakulan, susu kedelai dan aneka jajan.
KPO/EDISI 160/16-30 SEPTEMBER 2008
0 komentar:
Posting Komentar