Oleh: Roike Sinaga
Pelanggan sebagai raja, memang sudah begitu jamak di setiap telinga. Namun, bagi operator telekomunikasi di Indonesia, derajat pelanggan seakan dipaksa lebih tinggi kala menghadapi mudik bulan puasa hingga Lebaran usai. Tradisi mudik merupakan migrasi penduduk dalam jumlah besar jelang Lebaran mengakibatkan sejumlah wilayah lebih padat.
Fenomena mudik (pulang kampong) untuk merayakan Lebaran (Idul Fitri) yang menjadi ciri khas di Indonesia memicu lonjakan trafik komunikasi dan layanan seluler meningkat tajam. Sangat beralasan jika banyak perusahaan termasuk operator seluler memanfaatkan acara ritual ini demi membangun citra.
Catatan Departemen Perhubungan menunjukkan, jumlah pemudik selama tahun 2008 diperkirakan 15,88 juta (naik 6,55%) dibanding 2007 (14,6 juta). Selain kesiapan transportasi darat, laut dan udara, juga yang tidak kalah siap adalah operator menggelar layanan kepada pemudik yang membutuhkan informasi dan komunikasi.
Data Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (ATSI) menyebut, jumlah pengguna telepon bergerak di tanah air saat ini tercatat 120 juta nomor, yang terdiri dari 100 juta pelanggan seluler dan 20 juta layanan seluler bergerak terbatas (FWA). Berdasarkan pengalaman operator, saat mudik hingga Lebaran trafik seluler meningkat tajam bahkan ada operator yang mengklaim peningkatan layanan melonjak empat kali lipat dari kondisi normal. Seperti yang dilansir Antara, hingga kini, tercatat 8 operator telekomunikasi yang beroperasi yakni Telkomsel, Indosat, XL, Natrindo Telepon Seluler, Hutchison, Mobile-8, Sampoerna, Smart Telecom dan Bakrie Telecom. Hingga Juni 2008, Telkomsel memiliki 55 juta nomor, Indosat (34,4 juta) dan XL (23 juta) nomor.
Dengan mengemas layanan program mudik dan Lebaran, tiga operator sudah gencar mengiming-imingi layanan terbaik bagi pelanggan dan calon pelanggan. Telkomsel dengan Telkomsel Siaga 2008, Indosat dengan Mudik Punya Indosat 2008 dan Excelcomindo Pratama dengan Gema Ramadhan XL 2008. Untuk mengatasi lonjakan trafik komunikasi, Telkomsel meningkatkan kapasitas layanan pesan singkat (SMS) hingga tiga kali lipat menjadi 43.000 SMS per detik dari sekitar 16.000 SMS per detik pada kondisi normal. "Saat bulan suci Ramadhan hingga Lebaran trafik komunikasi dan SMS bakal meningkat," kata Dirut Telkomsel, Kiskenda Suriahardja.
Infratruktur jaringan anak perusahaan PT Telkom Tbk ini disiapkan untuk melayani (handling) 65 juta nomor setiap hari. Tidak mau kalah, operator Indosat Tbk mengklaim meningkatkan kapasitas jaringan layanan suara (voice) maupun layanan pesan singkat (SMS) hingga 2,5 kali lipat dari kondisi normal. "Saat normal layanan suara mencapai 1,4 miliar menit per bulan. Kapasitas SMS dan suara ditingkatkan hingga dua setengah kali lipat," kata Direktur Marketing Indosat, Guntur Siboro.
Excelcomindo Pratama (XL) justru memaparkan lebih detil. Pada Lebaran 2007, kata Direktur Operasional dan Jaringan XL, Dian Siswarini, lonjakan panggilan XL melonjak sampai 600% (sekitar 350 juta panggilan) pada hari H-1 Lebaran. Menurut Dian, peningkatan panggilan didorong oleh penurunan tarif suara XL yang akhirnya menjadi pelopor penurunan tarif bagi operator lain. "Pada kondisi normal ketika jam sibuk saat ini jumlah panggilan XL mencapai 380 juta per hari, sedangkan trafik SMS mencapai 60 juta per hari," kata Dian.
Untuk tahun ini kapasitas jaringan XL ditingkatkan hingga dua kali lipat dari kondisi normal terutama sepanjang jalur mudik Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Bersamaan dengan peningkatan kapasitas, operator juga gencar memberi fasilitas berupa posko dan fitur layanan nilai tambah berupa penurunan tarif telepon maupun SMS. Seperti biasa, operator bekerja sama ratusan mitra mulai unsur Kepolisian, Dinas Perhubungan, Asuransi, Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) mobil, televisi hingga penyedia konten layanan seluler. Layanan seputar fasilitas layanan nilai tambah (VAS) mengisi masa puasa seperti ring back tone, SMS rohani, kuis, infak, Al-Quran seluler dan jadwal sholat, selain peta dan posko mudik, lokasi bengkel dan rumah sakit.
Konsisten
Perpindahan sesaat pengguna telepon seluler ke sejumlah kota di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi pekerjaan berat bagi operator, sebagai antisipasi ragam umpatan pelanggan. Bedasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, saat takbiran hingga Idul Fitri trafik suara dan pengiriman SMS bisa terhambat (delay) hingga beberapa jam dan bahkan ada yang menerima sehari kemudian.
Menurut anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), Heru Sutadi, lonjakan trafik suara dan SMS bisa tersendat karena dalam waktu hampir bersamaan pengguna seluler akan saling bersapa dan bersilaturahmi melalui semua fitur seluler. "Penambahan kapasitas mutlak dilakukan apalagi jumlah pelanggan seluler tahun ini sudah lebih 100 juta. Operator seharusnya sudah dapat mengantisipasi, " kata Heru.
Promosi tarif bisa saja dilakukan, tetapi sebaiknya tidak berlebihan karena bisa menganggu kualitas layanan. Operator diharapkan konsisten meningkatkan kapasitas layanan bukan hanya menghadapi Lebaran tetapi juga hari-hari biasa. Peta komunikasi pada Lebaran 2008 akan beralih dari sebelumnya didominasi SMS menjadi komunikasi suara. Keputusan Menkominfo menurunkan tarif interkoneksi pada April 2008, berimplikasi pada penurunan tarif ritel setiap operator. Menurut Guntur Siboro, pasca penetapan tarif interkoneksi, tarif suara kian kompetitif dibanding SMS.
Ia memproyeksikan trafik suara selama puasa dan Lebaran 2008 bisa tumbuh 20% dibanding kondisi normal. Meski begitu, trafik SMS tetap meningkat karena kebiasaan berkirim ucapan melalui SMS ke lebih dari satu nomor. Ucapan selamat puasa atau lebaran bagi sebagian orang lebih afdol lewat suara. Tetapi melalui SMS juga bisa lebih efektif karena dapat mengirim ke banyak relasi.
Sesuai tujuannya, program mudik yang ditawarkan setiap operator diharapkan memberi kemudahan dan kenyamanan bagi pengguna layanan seluler karena selain menggelar jaringan di luar kapasitas yang biasa, juga layanan bagi pemudik. Persiapan khusus operator di kantong-kantong padat mudik Lebaran seperti jalur Pantura, pelabuhan, stasiun kereta api, terminal bus, penyeberangan antara pulau, tempat rekreasi dan wisata yang biasa dikunjungi warga saat libur Lebaran. Meski begitu operator enggan menyebut, investasi yang dikeluarkan dengan menggelar layanan mudik itu. "Tidak ada investasi khusus karena dana yang dikeluarkan sebagai bagian dari biaya modal (capex) yang dikeluarkan setiap tahun," kata Dirut Telkomsel, Kiskenda Suriahardja.
Bisa saja operator tidak mengungkapkan berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk menggelar program tebar pesona layanan, tetapi secara kasat mata dapat diperkirakan pendapatan saat musim mudik hingga Lebaran berlipat-lipat. Berapa pundi-pundi operator bertambah agaknya bisa ditebak. Sebagai ilustrasi, layanan SMS saja jika setengah dari kapasitas 43.000 SMS per detik (saat puncak hari H) terpenuhi, dengan tarif SMS Rp 200 per detik akan terkumpul duit Rp 371 miliar.
Belum lagi pendapatan dari layanan suara yang trafiknya diperkirakan meningkat hingga 20% tersebut. Meski dikurangi biaya operasional dan promosi, pendapatan setiap operator saat Lebaran sangat menggiurkan. Saat sebagian orang berpuasa dan Lebaran, saatnya pula operator telekomunikasi berbagi Kue Lebaran yang gurih dan menangguk untung berlipat ganda. (Anspek)
Pelanggan sebagai raja, memang sudah begitu jamak di setiap telinga. Namun, bagi operator telekomunikasi di Indonesia, derajat pelanggan seakan dipaksa lebih tinggi kala menghadapi mudik bulan puasa hingga Lebaran usai. Tradisi mudik merupakan migrasi penduduk dalam jumlah besar jelang Lebaran mengakibatkan sejumlah wilayah lebih padat.
Fenomena mudik (pulang kampong) untuk merayakan Lebaran (Idul Fitri) yang menjadi ciri khas di Indonesia memicu lonjakan trafik komunikasi dan layanan seluler meningkat tajam. Sangat beralasan jika banyak perusahaan termasuk operator seluler memanfaatkan acara ritual ini demi membangun citra.
Catatan Departemen Perhubungan menunjukkan, jumlah pemudik selama tahun 2008 diperkirakan 15,88 juta (naik 6,55%) dibanding 2007 (14,6 juta). Selain kesiapan transportasi darat, laut dan udara, juga yang tidak kalah siap adalah operator menggelar layanan kepada pemudik yang membutuhkan informasi dan komunikasi.
Data Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (ATSI) menyebut, jumlah pengguna telepon bergerak di tanah air saat ini tercatat 120 juta nomor, yang terdiri dari 100 juta pelanggan seluler dan 20 juta layanan seluler bergerak terbatas (FWA). Berdasarkan pengalaman operator, saat mudik hingga Lebaran trafik seluler meningkat tajam bahkan ada operator yang mengklaim peningkatan layanan melonjak empat kali lipat dari kondisi normal. Seperti yang dilansir Antara, hingga kini, tercatat 8 operator telekomunikasi yang beroperasi yakni Telkomsel, Indosat, XL, Natrindo Telepon Seluler, Hutchison, Mobile-8, Sampoerna, Smart Telecom dan Bakrie Telecom. Hingga Juni 2008, Telkomsel memiliki 55 juta nomor, Indosat (34,4 juta) dan XL (23 juta) nomor.
Dengan mengemas layanan program mudik dan Lebaran, tiga operator sudah gencar mengiming-imingi layanan terbaik bagi pelanggan dan calon pelanggan. Telkomsel dengan Telkomsel Siaga 2008, Indosat dengan Mudik Punya Indosat 2008 dan Excelcomindo Pratama dengan Gema Ramadhan XL 2008. Untuk mengatasi lonjakan trafik komunikasi, Telkomsel meningkatkan kapasitas layanan pesan singkat (SMS) hingga tiga kali lipat menjadi 43.000 SMS per detik dari sekitar 16.000 SMS per detik pada kondisi normal. "Saat bulan suci Ramadhan hingga Lebaran trafik komunikasi dan SMS bakal meningkat," kata Dirut Telkomsel, Kiskenda Suriahardja.
Infratruktur jaringan anak perusahaan PT Telkom Tbk ini disiapkan untuk melayani (handling) 65 juta nomor setiap hari. Tidak mau kalah, operator Indosat Tbk mengklaim meningkatkan kapasitas jaringan layanan suara (voice) maupun layanan pesan singkat (SMS) hingga 2,5 kali lipat dari kondisi normal. "Saat normal layanan suara mencapai 1,4 miliar menit per bulan. Kapasitas SMS dan suara ditingkatkan hingga dua setengah kali lipat," kata Direktur Marketing Indosat, Guntur Siboro.
Excelcomindo Pratama (XL) justru memaparkan lebih detil. Pada Lebaran 2007, kata Direktur Operasional dan Jaringan XL, Dian Siswarini, lonjakan panggilan XL melonjak sampai 600% (sekitar 350 juta panggilan) pada hari H-1 Lebaran. Menurut Dian, peningkatan panggilan didorong oleh penurunan tarif suara XL yang akhirnya menjadi pelopor penurunan tarif bagi operator lain. "Pada kondisi normal ketika jam sibuk saat ini jumlah panggilan XL mencapai 380 juta per hari, sedangkan trafik SMS mencapai 60 juta per hari," kata Dian.
Untuk tahun ini kapasitas jaringan XL ditingkatkan hingga dua kali lipat dari kondisi normal terutama sepanjang jalur mudik Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Bersamaan dengan peningkatan kapasitas, operator juga gencar memberi fasilitas berupa posko dan fitur layanan nilai tambah berupa penurunan tarif telepon maupun SMS. Seperti biasa, operator bekerja sama ratusan mitra mulai unsur Kepolisian, Dinas Perhubungan, Asuransi, Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) mobil, televisi hingga penyedia konten layanan seluler. Layanan seputar fasilitas layanan nilai tambah (VAS) mengisi masa puasa seperti ring back tone, SMS rohani, kuis, infak, Al-Quran seluler dan jadwal sholat, selain peta dan posko mudik, lokasi bengkel dan rumah sakit.
Konsisten
Perpindahan sesaat pengguna telepon seluler ke sejumlah kota di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi pekerjaan berat bagi operator, sebagai antisipasi ragam umpatan pelanggan. Bedasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, saat takbiran hingga Idul Fitri trafik suara dan pengiriman SMS bisa terhambat (delay) hingga beberapa jam dan bahkan ada yang menerima sehari kemudian.
Menurut anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), Heru Sutadi, lonjakan trafik suara dan SMS bisa tersendat karena dalam waktu hampir bersamaan pengguna seluler akan saling bersapa dan bersilaturahmi melalui semua fitur seluler. "Penambahan kapasitas mutlak dilakukan apalagi jumlah pelanggan seluler tahun ini sudah lebih 100 juta. Operator seharusnya sudah dapat mengantisipasi, " kata Heru.
Promosi tarif bisa saja dilakukan, tetapi sebaiknya tidak berlebihan karena bisa menganggu kualitas layanan. Operator diharapkan konsisten meningkatkan kapasitas layanan bukan hanya menghadapi Lebaran tetapi juga hari-hari biasa. Peta komunikasi pada Lebaran 2008 akan beralih dari sebelumnya didominasi SMS menjadi komunikasi suara. Keputusan Menkominfo menurunkan tarif interkoneksi pada April 2008, berimplikasi pada penurunan tarif ritel setiap operator. Menurut Guntur Siboro, pasca penetapan tarif interkoneksi, tarif suara kian kompetitif dibanding SMS.
Ia memproyeksikan trafik suara selama puasa dan Lebaran 2008 bisa tumbuh 20% dibanding kondisi normal. Meski begitu, trafik SMS tetap meningkat karena kebiasaan berkirim ucapan melalui SMS ke lebih dari satu nomor. Ucapan selamat puasa atau lebaran bagi sebagian orang lebih afdol lewat suara. Tetapi melalui SMS juga bisa lebih efektif karena dapat mengirim ke banyak relasi.
Sesuai tujuannya, program mudik yang ditawarkan setiap operator diharapkan memberi kemudahan dan kenyamanan bagi pengguna layanan seluler karena selain menggelar jaringan di luar kapasitas yang biasa, juga layanan bagi pemudik. Persiapan khusus operator di kantong-kantong padat mudik Lebaran seperti jalur Pantura, pelabuhan, stasiun kereta api, terminal bus, penyeberangan antara pulau, tempat rekreasi dan wisata yang biasa dikunjungi warga saat libur Lebaran. Meski begitu operator enggan menyebut, investasi yang dikeluarkan dengan menggelar layanan mudik itu. "Tidak ada investasi khusus karena dana yang dikeluarkan sebagai bagian dari biaya modal (capex) yang dikeluarkan setiap tahun," kata Dirut Telkomsel, Kiskenda Suriahardja.
Bisa saja operator tidak mengungkapkan berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk menggelar program tebar pesona layanan, tetapi secara kasat mata dapat diperkirakan pendapatan saat musim mudik hingga Lebaran berlipat-lipat. Berapa pundi-pundi operator bertambah agaknya bisa ditebak. Sebagai ilustrasi, layanan SMS saja jika setengah dari kapasitas 43.000 SMS per detik (saat puncak hari H) terpenuhi, dengan tarif SMS Rp 200 per detik akan terkumpul duit Rp 371 miliar.
Belum lagi pendapatan dari layanan suara yang trafiknya diperkirakan meningkat hingga 20% tersebut. Meski dikurangi biaya operasional dan promosi, pendapatan setiap operator saat Lebaran sangat menggiurkan. Saat sebagian orang berpuasa dan Lebaran, saatnya pula operator telekomunikasi berbagi Kue Lebaran yang gurih dan menangguk untung berlipat ganda. (Anspek)
KPO/EDISI 160/16-30 SEPTEMBER 2008
0 komentar:
Posting Komentar