Home » » Menelisik Rival-Rival Politik SBY

Menelisik Rival-Rival Politik SBY

Judul: Rival-rival Politik SBY
Penulis: D Dany H Simanjuntak
Penerbit: Narasi, Jogjakarta
Cetakan: I, 2008
Tebal:167 halaman

Hiruk pikuk dunia politik menjelang pemilihan presiden 2009 kian terasa panas. Hingga pertengahan 2008, setidaknya sudah ada sejumlah tokoh yang disebut-sebut bakal mencalonkan diri pada pilpres nanti. Tokoh seperti Megawati, Gus Dur, dan Sutiyoso, dapat dipastikan akan mencalonkan diri. Ketiganya diperkirakan kuat akan menggedor "benteng" pertahanan politik SBY.

Buku Rival-rival Politik SBY ini merekam jejak jago-jago politik Indonesia yang dipastikan akan bertarung dengan SBY di ring politik yang akan menentukan nasib bangsa Indonesia ke depan. Di mana aktor-aktor tersebut telah melancarkan barbagai manuver politik demi meraih kemenangan dalam pemilihan yang akan dilangsungkan pada 2009 nanti.
Tidak bisa dipungkiri, manuver-manuver politik Megawati yang nyaris selalu berlawanan (oposisi) dengan kebijakan pemerintahan SBY menjadi bukti nyata bahwa ia masih penasaran dengan kekalahannya pada pemilu 2004.
Abdurrahman Wahid alias Gus Dur juga masih menyimpan libido politik yang tinggi. Kalah sebelum bertarung pada Pilpres 2004, bukan berarti kiamat bagi mantan presiden RI ini. Tokoh yang belakangan berseteru dengan keponakannya sendiri, Muhaiman Iskandar, dalam setiap jumpa pers senantiasa bersesumbar bahwa dirinya tetap menjadi harapan bangsa dan negara.
Pimpinan Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA), Jendral Wiranto, bakal ikut menguji kredibilitas SBY. Sebagai senior SBY di TNI, Wiranto tentu cukup penasaran dengan melesatnya SBY. Apalagi, jika dibandingkan SBY, masih lebih berpengalaman Wiranto, baik dalam kepemimpinan di TNI ataupun di dalam partai politik. Tentu saja hal itu semakin melegitimasi Wiranto sebagai "macan" yang bisa saja menghabisi kekuatan SBY.
Wapres Jusuf Kalla kiranya menjadi ancaman terbesar bagi SBY. Sejak terpilih pada 2004 lalu, kiprah Ketua Umum Partai Golkar ini terlihat lebih dominan ketimbang SBY. Bahkan ia berani menandatangi beberapa surat kebijakan yang seharusnya menjadi wewenang SBY. Dalam hal tawar-menawar politik, Kalla juga memiliki kekuatan besar, baik dari segi massa partai atau pun finansial.
Nama Yusril Ihza Mahendra, akhir-akhir ini juga disebut-sebut sebagai penantang SBY. Tokoh PBB dikenal cukup berpengalaman menjadi menteri di bawah beberapa presiden. Terpecatnya ia dari kabinet SBY tentu menjadi amunisi sendiri baginya untuk maju bersaing dengan SBY.
Ada juga beberapa nama lama yang tetap diperkirakan akan mencuat jelang Pilpres 2009. Mereka antara lain Prabowo Subianto, Siti Hardianti Rukmana (Mbak Tutut), Akbar Tandjung, Sri Sultan HB X. Mereka adalah stok lama yang kemungkinan dapat berkibar.
Ada juga pendatang baru, misalnya Sutiyoso. Mantan Gubernur DKI yang pernah menjadi atasan SBY ini memiliki tekad yang kuat juga untuk menuju RI 1. Sejumlah tokoh politik seperti Hatta Radjasa dan Sutrisno Bachir disebut-sebut juga punya peluang. Ada lagi ''kuda hitam'' yang suatu saat bisa berpotensi mengalahkan capres mana pun. Buku ini melihat potensi Kapolri Jenderal Sutanto dan Din Syamsuddin cukup besar. Nama Adang Daradjatun juga dinilai cukup menjual.
Itulah nama-nama jago politik yang diprediksi oleh D Dany H Simanjuntak menjadi rival-rival SBY. Namun demikian, buku setebal 167 halaman ini tak terisi tentang jejak politik M Amien Rais dan Hidayat Nur Wahid. Padahal keduanya masih potensial untuk memimpin negeri ini. Amin Rais adalah tokoh reformis yang mengangkat bangsa Indonesia dari "kekelaman" Orde Baru ke alam reformasi yang lebih humanis dan demokratis. Hidayat Nur Wahid juga termasuk tokoh politik yang masih layak jual, terutama di kalangan umat Islam.
Baik Amin ataupun Hidayat Nur Wahid masih menjadi tokoh yang diidolakan banyak rakyat negeri ini, dan potensi mereka menjadi presiden belumlah tertutup. Tetapi barangkali penulis buku ini mempunyai alasan lain sehingga tidak memasukkan mantan Ketua MPR (Amin Rais) dan ketua MPR RI incumben (Hidayat Nur Wahid) tersebut. Barangkali Dany H Simanjuntak memiliki alasan yang cukup lain atau menganggap keduanya tidak marketable. Entahlah, siapakah yang bakal memenangkan pemilu 2009, hingga kini masih menjadi tanda tanya besar.
(Peresensi Gus Imam, Aktivis PMII Yogyakarta)
KPO/EDISI 160/16-30 SEPTEMBER 2008
Thanks for reading Menelisik Rival-Rival Politik SBY

0 komentar:

Posting Komentar