Oleh: Wayan Nita
Serangan hama semakin menjadi dan membuat resah para petani. Predator alami (pemakan hama) punah kerena serangan manusia dan ganasnya alam. Selain itu, hama juga semakin kuat karena mengalami resistensi terhadap obat kimia pembasmi hama. Dengan pemakaian obat kimia tersebut, hama akan makin kebal dan melahirkan hama baru yang tidak mempan dengan obat itu.Pemakaian obat kimia sebenarnya dilarang, karena bisa mematikan predator alami juga akan merusak lingkungan dan tanaman itu sendiri. Maka kini pemerintah menggalakkan pertanian berbasis organik, termasuk pula penggunaan obat pembasmi hama. Selain karena untuk menjaga lingkungan, penggunaan obat herbal pengusir tanaman mulai digunakan untuk mengantisipasi harga obat kimia yang semakin mahal.
Menurut Ir Nyoman Darma, staf ahli teknologi EM, bahan obat herbal tersebut dapat dijumpai disekitar kita, selain harganya murah cara pembuatannya juga mudah. Misalnya, campuran kacang tanah, tomat, mimba, merica, tembakau, sirsak dan gamal dapat digunakan untuk membasmi lalat buah. Tanaman sirih, mimba, mindi, tembakau, talas dan sirsak mampu menanggulangi serangan hama belalang. Untuk mengusir semut, tanaman yang dapat digunakan adalah selada air, mimba dan gemitir. "Tentu saja, dalam meramu tanaman herba tersebut untuk membasmi hama dibutuhkan larutan EM aktif dan molase. Agar obat yang dihasilkan lebih akurat dan langsung menuju sasaran," ungkapnya.
Cara pembuatannya sangat mudah dan sama untuk setiap jenis tanaman rempah. Hanya perlu tanaman rempah yang dibutuhkan untuk membasmi hama yang diinginkan, larutan EM4 aktif 250cc, larutan Molases atau air gula merah 250cc dan air bersih 25lt. Semua bahan rempah yang disiapkan dipotong-potong untuk memudahkan mengeluarkan ekstraknya. Buat campuran larutan EM4, molasses dan air, kemudian tuang semua bahan kedalam ember plastik bersih. Aduk hingga tercampur rata dan tutup ember dengan rapat untuk proses fermentasi. Setiap hari campuran bahan harus diaduk dan pada hari kelima ekstrak rempah dapat disaring dengan kain penyaring. Cairan yang telah tersaring dapat segera digunakan untuk menyemprot bagian tanaman yang terserang hama.
Aplikasi di lapangan pada tanaman hortikultura sebanyak 5cc/lt dan pada tanaman perkebunan 10cc/lt. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada sore hari, frekwensi penyemprotan tergantung situasi lingkungan dan keadaan tanaman saat itu. Penyemprotan dianjurkan dilakukan dua kali dalam seminggu dan bila hari hujan penyemprotan dilakukan setelah hujan reda. "Tujuannya adalah agar bahan pestisida alami yang disemprotkan tidak terbuang percuma. Baik menguap karena pengaruh cahaya matahari maupun terbawa air hujan. Sehingga manfaatnya tidak maksimal," pungkas Nyoman Darma.
KPO/EDISI 160/16-30 SEPTEMBER 2008
Serangan hama semakin menjadi dan membuat resah para petani. Predator alami (pemakan hama) punah kerena serangan manusia dan ganasnya alam. Selain itu, hama juga semakin kuat karena mengalami resistensi terhadap obat kimia pembasmi hama. Dengan pemakaian obat kimia tersebut, hama akan makin kebal dan melahirkan hama baru yang tidak mempan dengan obat itu.Pemakaian obat kimia sebenarnya dilarang, karena bisa mematikan predator alami juga akan merusak lingkungan dan tanaman itu sendiri. Maka kini pemerintah menggalakkan pertanian berbasis organik, termasuk pula penggunaan obat pembasmi hama. Selain karena untuk menjaga lingkungan, penggunaan obat herbal pengusir tanaman mulai digunakan untuk mengantisipasi harga obat kimia yang semakin mahal.
Menurut Ir Nyoman Darma, staf ahli teknologi EM, bahan obat herbal tersebut dapat dijumpai disekitar kita, selain harganya murah cara pembuatannya juga mudah. Misalnya, campuran kacang tanah, tomat, mimba, merica, tembakau, sirsak dan gamal dapat digunakan untuk membasmi lalat buah. Tanaman sirih, mimba, mindi, tembakau, talas dan sirsak mampu menanggulangi serangan hama belalang. Untuk mengusir semut, tanaman yang dapat digunakan adalah selada air, mimba dan gemitir. "Tentu saja, dalam meramu tanaman herba tersebut untuk membasmi hama dibutuhkan larutan EM aktif dan molase. Agar obat yang dihasilkan lebih akurat dan langsung menuju sasaran," ungkapnya.
Cara pembuatannya sangat mudah dan sama untuk setiap jenis tanaman rempah. Hanya perlu tanaman rempah yang dibutuhkan untuk membasmi hama yang diinginkan, larutan EM4 aktif 250cc, larutan Molases atau air gula merah 250cc dan air bersih 25lt. Semua bahan rempah yang disiapkan dipotong-potong untuk memudahkan mengeluarkan ekstraknya. Buat campuran larutan EM4, molasses dan air, kemudian tuang semua bahan kedalam ember plastik bersih. Aduk hingga tercampur rata dan tutup ember dengan rapat untuk proses fermentasi. Setiap hari campuran bahan harus diaduk dan pada hari kelima ekstrak rempah dapat disaring dengan kain penyaring. Cairan yang telah tersaring dapat segera digunakan untuk menyemprot bagian tanaman yang terserang hama.
Aplikasi di lapangan pada tanaman hortikultura sebanyak 5cc/lt dan pada tanaman perkebunan 10cc/lt. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada sore hari, frekwensi penyemprotan tergantung situasi lingkungan dan keadaan tanaman saat itu. Penyemprotan dianjurkan dilakukan dua kali dalam seminggu dan bila hari hujan penyemprotan dilakukan setelah hujan reda. "Tujuannya adalah agar bahan pestisida alami yang disemprotkan tidak terbuang percuma. Baik menguap karena pengaruh cahaya matahari maupun terbawa air hujan. Sehingga manfaatnya tidak maksimal," pungkas Nyoman Darma.
KPO/EDISI 160/16-30 SEPTEMBER 2008
0 komentar:
Posting Komentar