Home » » Bojonegoro Belum Budidaya Bahan Jamu Gendong

Bojonegoro Belum Budidaya Bahan Jamu Gendong

Berbagai bahan baku pembuatan jamu tradisional gendong di Desa Ngablak, Kecamatan Dander, Bojonegoro, Jawa Timur belum dibudidayakan para perajin. Sekitar 270 orang perajin yang juga penjual jamu tradisional gendong hingga kini masih membeli bahan jamu produk luar. ‘’Tetapi berbagai bahan pembuatan jamu tradisional di sini selalu berkecukupan di pasar besar. Juga toko-toko termasuk di desa kami ada penjualnya,’’ kata seorang perajin jamu tradisional gendong Desa Ngablak, Jumiati (35), didampingi perajin lain Sarmini (40), Sapinah (37) dan Suminah (60).
Menurut mereka, berbagai bahan pembuat jamu tradisional gendong mulai kunir, jahe, kencur, laos, asem kawak juga daun jambu, sinom, othok dan bluntas tidak sulit tumbuh di desa setempat. Tetapi karena daerah Ngablak selalu menjadi langganan banjir Bengawan Solo di setiap musim penghujan, membudidayakan berbagai bahan jamu gendong tersebut sulit dilakukan. "Bahan-bahan itu, panennya setiap tahun sekali. Begitu terkena banjir langsung mati, sehingga kami tidak pernah menanam sendiri bahan itu," kata Sarmini menambahkan.

Dia menjelaskan, berbagai bahan jamu gendong tradisional tersebut, tidaklah sulit didapat dan semuanya merupakan produk asal berbagai desa di Bojonegoro, sehingga di berbagai tempat selalu bisa diperoleh para perajin. Perajin jamu gendong di Desa Ngablak selain meracik jamu gendong sendiri, sekaligus memasarkan jamunya ke berbagai pelosok pedesaan di Bojonegoro.
Rata-rata penjualan para perajin setiap harinya berkisar Rp50.000 hingga Rp75.000. "Setelah Bahan Bakar Minyak (BBM) naik harga bahan baku ikut naik, jamu gendong harganya juga naik sekarang per gelas Rp500, sebelumnya Rp300," katanya.
Seorang tokoh desa setempat, KM Hasam Ilyasin menyatakan, berkembangnya jamu gendong di Desa Ngablak, mulai terjadi pada sekitar tahun 1990. Sebelum itu, di desa setempat hanya ada tiga penjual jamu gendong yakni Watirah dengan dua anaknya yang kemudian keahlian meramu jamu gendong mulai beras kencur, sinom, pahitan juga jamu yang lainnya ditiru warga setempat. Bahkan ada yang mengembangkan jamu gendong ke Nganjuk dan tempat lain. "Sebelum jamu gendong Solo masuk Bojonegoro, Mbah Watirah sudah berjualan jamu gendong," katanya.
Hingga sekarang ini, para perajin jamu gendong tradisional di Desa Ngablak, di dalam memasarkan jamunya tetap dengan cara digendong, hanya ada lima laki-laki yang ikut terjun menjual jamu dengan mengendarai sepeda pacal/kayuh. "Dalam bulan puasa ini, hampir separoh perajin libur. Mereka yang berjualan biasanya berangkat menjelang sore hari, karena pembeli memanfaatkan untuk berbuka puasa," katanya.
KPO/EDISI 160/16-30 SEPTEMBER 2008
Thanks for reading Bojonegoro Belum Budidaya Bahan Jamu Gendong

0 komentar:

Posting Komentar