Sebanyak 39 desa di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar), belum memiliki bidan sehingga pelayanan kesehatan di wilayah tersebut kurang optimal. ‘’Dari 364 desa yang ada di Kabupaten Sukabumi, terdapat 39 desa yang belum memiliki bidan desa untuk membantu masyarakat dalam proses kelahiran,’’ kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi, Dr Adrialti Syamsul di Sukabumi, Jumat (5/12).
Untuk mengatasi kekurangan bidan desa tersebut, kata dia, pihaknya merekrut sejumlah tenaga kesehatan atau bidan harian lepas (BHL) melalui proses seleksi yang dilakukan oleh Dinkes. ‘’Perekrutan ini tidak sembarangan, tapi melalui proses seleksi yang cukup ketat,’’ katanya.
Seperti dilansir Antara, 170 desa tidak memiliki bidan desa sehingga Dinkes merekrut bidan harian lepas. Adrialti mengatakan, keberadaan bidan desa saat ini bisa dikoordinasikan dengan paraji (dukun yang membantu persalinan di desa) karena warg di sebagian daerah masih lebih memercayai keberadaan paraji. Langkah tersebut sebagai terobosan yang cukup berhasil sehingga ketika ada ibu yang mau melahirkan di tempat hadir bidan desa, paraji dan kader kesehatan desa. Dan desa yang belum miliki bidan terutama di daerah selatan Sukabumi.
Koordinasi semacam itu, kata Adrialti, menjadi contoh bagi daerah lain. Meski kekurangan bidan, namun karena ada koordinasi dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Kasus kematian ibu saat melahirkan dipengaruhi oleh factor pendarahan dan terlambat memutuskan, transportasi dan pelayanan dari rumah sakit maupun puskesmas.
Koran Pak Oles/Edisi 165/16-31 Desember 2008
Untuk mengatasi kekurangan bidan desa tersebut, kata dia, pihaknya merekrut sejumlah tenaga kesehatan atau bidan harian lepas (BHL) melalui proses seleksi yang dilakukan oleh Dinkes. ‘’Perekrutan ini tidak sembarangan, tapi melalui proses seleksi yang cukup ketat,’’ katanya.
Seperti dilansir Antara, 170 desa tidak memiliki bidan desa sehingga Dinkes merekrut bidan harian lepas. Adrialti mengatakan, keberadaan bidan desa saat ini bisa dikoordinasikan dengan paraji (dukun yang membantu persalinan di desa) karena warg di sebagian daerah masih lebih memercayai keberadaan paraji. Langkah tersebut sebagai terobosan yang cukup berhasil sehingga ketika ada ibu yang mau melahirkan di tempat hadir bidan desa, paraji dan kader kesehatan desa. Dan desa yang belum miliki bidan terutama di daerah selatan Sukabumi.
Koordinasi semacam itu, kata Adrialti, menjadi contoh bagi daerah lain. Meski kekurangan bidan, namun karena ada koordinasi dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Kasus kematian ibu saat melahirkan dipengaruhi oleh factor pendarahan dan terlambat memutuskan, transportasi dan pelayanan dari rumah sakit maupun puskesmas.
Koran Pak Oles/Edisi 165/16-31 Desember 2008
0 komentar:
Posting Komentar