Home » » BIL Berada Di Jalur "Golden Triangle"

BIL Berada Di Jalur "Golden Triangle"

50 Tahun Sunda Kecil
Pembangunan Bandara Internasional Lombok (BIL) dalam tahap kontruksi yang diharapkan bisa beroperasi mulai September 2010. Dari segi geografis, kehadiran bandara tersebut cukup strategis karena berada pada "Golden Triangle" destinasi wisata utama dunia. "Bali ada di sebelah barat. Pulau Komodo di timur dan Tana Toraja, Sulawesi Selatan ada di sebelah utara yang mudah dijangkau dengan penerbangan yang tidak begitu lama," kata Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) H.M. Zainul Majdi, M.A. ketika tampil sebagai pembicara dalam seminar "50 Tahun Sunda Kecil Berlalu" di Kuta, Rabu (10/12).
Selain itu juga didukung dengan mengembangkan kawasan pariwisata Pantai Putri Mandalika di Lombok Tengah di atas lahan 1.250 hektare. "Pembangunan bandara yang disinggahi pesawat berbadan lebar akan memacu pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah, dan menggerakkan sektor-sektor produksi," kata Gubernur Zainul.
Pembangunan bandara internasional tersebut, tambah Gubernur Zainul Majdi, diimbangi dengan sarana dan prasarana pendukung sebagai daerah tujuan wisata.
Kawasan pariwisata tersebut dikelola dua perusahaan untuk menjadikan daerah tersebut berkelas dunia. "Tahapan kontruksi pengembangan kawasan wisata tersebut direncanakan tahun 2009 untuk sarana pendukung pariwisata maupun infrastrukturnya," katanya.
Ciptakan Pariwisata Terpadu
Sementara Gurubesar Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Prof Dr I Nyoman Erawan menilai transportasi udara dan laut perlu mendapat prioritas dan penanganan secara tuntas, jika ingin menciptakan industri pariwisata terpadu antara daerah tujuan wisata Pulau Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Pemerintah pusat mempunyai peran sangat strategis mewujudkan pariwisata terpadu di tiga propinsi bekas wilayah Propinsi Sunda Kecil," kata Nyoman Erawan di Denpasar.
Ia mengatakan, peran pemerintah pusat sangat penting dalam membuka akses transportasi darat, udara dan laut, sekaligus mempercepat pembangunan daerah tertinggal. "Terwujudnya industri pariwisata terpadu sekaligus mampu meningkatkan pemerataan kunjungan wisatawan yang selama ini ke Bali untuk melanjutkan perjalanan ke NTB dan NTT," ujar Erawan.
Meski demikian perlu kajian secara lebih mendalam termasuk berbagai aspek lainnya dalam mengembangkan pariwisata terpadu tiga propinsi antara Bali, NTB dan NTT.
Hasil kajian tersebut menjadi dasar dalam menyusun rencana pengembangan industri pariwisata yang kini sangat diharapkan NTB dan NTT dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Ia mengatakan, perekonomian Bali yang digerakkan oleh industri pariwisata telah mampu mengubah dengan cepat struktur ekonomi dari agraris ke sektor jasa. Peran sektor tersier sangat dominan, yakni mencapai 63,03 persen dan kesempatan kerja 42,01persen.
Kondisi ekonomi Bali menunjukkan, NTT semakin ketinggalan dibanding Bali dan NTB. Bali pada 1971 ketika struktur ekonomi bersifat agratis tingkat pendapatan perkapita 70 dolar AS, meningkat menjadi Rp11,18 juta pada 2007.
Sedangkan pendapatan perkapita masyarakat NTB sekarang baru Rp7,3 juta dan NTT hanya Rp3,6 juta, bahkan 60 persen dari 4,4 juta jiwa penduduknya berada di bawah garis kemiskinan. (Beny Uleander/Ant)
Koran Pak Oles/Edisi 165/16-31 Desember 2008
Thanks for reading BIL Berada Di Jalur "Golden Triangle"

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar