Home » » Kadin Minta Industri Jamu Dibantu

Kadin Minta Industri Jamu Dibantu

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai industri jamu dan tanaman obat merupakan salah satu sektor yang harus dibantu selama krisis finansial global. ‘’Industri jamu termasuk sektor yang harus diback-up selama dan setelah masa krisis,’’ kata Ketua Umum Kadin, MS Hidayat di Jakarta, Kamis (11/12).
Permintaan Kadin itu karena industri tersebut memiliki banyak persoalan fundamental, antara lain belum optimalnya riset dan penelitian terkait tanaman obat dan jamu, minimnya pengetahuan manfaat jamu bagi generasi muda dan rendahnya sosialisasi obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Selain itu, citra perjamuan kerap tercoreng oleh masalah jamu berbahan kimia dan belum adanya dukungan regulasi terkait ekspor-impor jamu. ‘’Saya sudah mempunyai kesepakatan dengan pemerintah untuk merumuskan aturan jangka pendek untuk menanggulangi krisis yang sudah ada di depan mata dan berpotensi membuat kondisi usaha semakin sulit,’’ katanya.
Pihaknya juga akan merekomendasikan pelurusan regulasi yang tumpah tindih agar iklim usaha di Tanah Air semakin kondusif. Jamu merupakan industri peninggalan nenek moyang yang berpotensi menjadi produk unggulan bangsa Indonesia. Terkait krisis global, Kadin merekomendasikan kepada pemerintah tentang ketahanan sektor keuangan dan perbankan, percepatan implementasi kebijakan sektor riil dan memperkuat ekonomi domestik.
Omzet Rp 10 Triliun
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan omzet usaha jamu dan obat-obatan tradisional akan mencapai Rp 10 triliun hingga tutup tahun 2008. ‘’Kadin memperkirakan jamu akan tumbuh hingga Rp 10 triliun pada 2008,’’ tegas Hidayat.
Seperti dilansir ANTARA, selama 2008 industri jamu di Indonesia tumbuh sebesar 25%, namun Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu) sendiri memproyeksikan angka Rp 10 triliun itu baru tercapai pada 2010. Hidayat menilai industri jamu saat ini kian berkembang dan termasuk dalam industri berbasis tradisi dan budaya.
Data Kadin menunjukkan, omzet industri jamu di seluruh dunia mencapai 20 miliar dolar AS, dan 7,2 miliar dolar AS berasal dari kawasan Asia. Korea merupakan pemegang rekor terbesar dengan omzet usaha jamu 400 juta dolar AS. Di Indonesia, sebesar 90% usaha jamu merupakan industri UKM berskala rumah tangga atau pengecer dan sisanya pengusaha besar.
‘’Meski tumbuh pesat di Indonesia, tetapi kita masih kalah cepat dibanding Malaysia yang sudah mencapai 1,5 miliar dolar AS. Hingga kini pertumbuhan secara keseluruhan di Indonesia baru mencapai 720 juta dolar AS,’’ katanya. Menurut Hidayat, potensi industri jamu untuk tumbuh dan berkembang masih sangat terbuka karena bahan baku yang tersedia cukup melimpah di Indonesia.
Koran Pak Oles/Edisi 165/16-31 Desember 2008
Thanks for reading Kadin Minta Industri Jamu Dibantu

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar