Home » » Gizi Buruk Ibarat Gunung Es

Gizi Buruk Ibarat Gunung Es

Permasalahan gizi buruk biasanya seperti layaknya fenomena gunung es karena jumlah sesungguhnya balita (anak usia di bawah lima tahun) yang mengalami gizi buruk lebih dari asumsi yang sudah diperkirakan berbagai pihak.
Untuk itu, penanganan masalah gizi perlu dilakukan secara simultan agar semakin banyak balita yang diselamatkan dari status gizi buruk, tegas Direktur Rumah Konseling ASI Yasmina, Iis Istiqomah di Bogor.
‘’Secara langsung masalah gizi dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu anak tidak mendapatkan makanan bergizi yang cukup, anak tidak mendapatkan pola asuh (asuhan gizi) yang memadai, dan adanya penyakit infeksi yang menyertai anak. Ketiga hal tersebut secara tidak langsung berhubungan dengan tingkat pendidikan, daya beli masyarakat, kondisi lingkungan dan pelayanan kesehatan,’’ papar Iis.
Salah satu pendekatan program yang cukup berhasil dalam menurunkan angka kurang gizi dan mencegah munculnya kurang gizi kembali adalah program Positive Deviance.
Kepada Antara, Iis menjelaskan, program pemberian makanan tambahan tidak hanya fokus pada pemberian makanan tetapi juga perubahan aspek perilaku dalam kesehatan dan pengasuhan anak. Proses positive deviance menggunakan kearifan lokal untuk mencegah dan mengatasi masalah kurang gizi dan menyebarluaskan kearifan lokal ke seluruh masyarakat.
Pendekatan ini berlandaskan pada pemikiran bahwa beberapa pemecahan masalah terhadap masalah masyarakat telah ada di dalam masyarakat itu sendiri yang perlu ditemukan. Dalam pendekatan ini para sukarelawan di masyarakat dan orangtua dari anak-anak yang menderita kurang gizi mempraktikkan perilaku-perilaku baru dalam hal memasak, pemberian makanan, kebersihan diri dan sesi hearth yang terdiri atas rehabilitasi gizi dan pendidikan selama 12 hari yang diikuti dengan kunjungan rumah oleh para staf lapangan dan sukarelawan.
Positive Deviance dilakukan sebagai upaya promosi perubahan perilaku dan memperkuat para pengasuh anak untuk bertanggung jawab atas rehabilitasi gizi dengan menggunakan pengetahuan dan sumber daya lokal. Setelah dua minggu diberi makanan tambahan yang tinggi kandungan energi, anak-anak akan menjadi lebih energik dan nafsu makan meningkat.
‘’Perubahan yang nyata pada anak, ditambah dengan metode belajar sambil mengerjakan, mampu menghasilkan rasa percaya diri dari para pengasuh dan meningkatkan keterampilan dalam pemberian makanan, pengasuhan anak, kebersihan diri dan perawatan anak pada saat sakit,’’ ujarnya.
Koran Pak Oles/Edisi 165/16-31 Desember 2008
Thanks for reading Gizi Buruk Ibarat Gunung Es

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar