Home » » Pupuk Langka, Petani Lirik Organik

Pupuk Langka, Petani Lirik Organik

Kelangkaan pupuk bersubsidi di berbagai daerah saat musim tanam hendaknya menjadi pemacu para petani memakai pupuk organik agar tidak terus direpotkan dengan pupuk pabrikan. Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Provinsi Daerah Istimewa (DIY) Bambang Wibowo di Yogyakarta, Kamis (11/12) mengatakan saat ini saatnya petani mengembangkan pupuk organik sendiri untuk antisipasi terjadi kelangkaan pupuk pabrikan bersubsidi.
‘’Kami mengharapkan petani mampu mengembangkan pupuk organik dari kotoran ternak melalui kegiatan kelompok petani, mengingat saat ini ketersediaan pupuk pabrikan semakin sulit diperoleh, bahkan distribusinya tidak menentu,’’ katanya.
Upaya tersebut selain agar petani tidak memiliki ketergantungan terhadap pupuk kimia, juga memang sudah saatnya petani memanfaatkan dan kembali menggunakan pupuk organik sebagai upaya mengembalikan kesuburan lahan pertanian. Diyakini dengan menggunakan benih unggul yang dipadu pupuk organik, produktivitas tanaman padi bisa tetap tinggi. Apalagi, beras yang dihasilkan dengan pupuk organik memiliki nilai jual tinggi ketimbang beras dari tanaman padi yang menggunakan pupuk kimia.
‘’Harga beras organik dengan beras yang memperoleh pupuk kimia banyak selisihnya atau lebih mahal beras organik. Kondisi itu akan mendorong masyarakat petani mulai sadar untuk kembali ke produk makanan yang alamiah dan menghindari unsur kimiawi,’’ katanya.
Ia mengatakan pihaknya merencanakan melakukan pemberdayaan kelompok tani di tiap kabupaten di seluruh wilayah provinsi ini guna membantu pengembangan pupuk organik. Dengan demikian diharapkan upaya yang dilakukan KTNA DIY dapat memberikan keterampilan kepada petani dalam mengolah pupuk organik guna memenuhi kebutuhan pupuk bagi lahan pertaniannya.
Selain itu, pihaknya memberi bantuan pupuk organik cair kepada para petani dengan tujuan memperbaiki kesuburan tanah pada lahan pertanian. Sosialisasi itu bukan dimaksudkan untuk mengganti pupuk kimia dengan pupuk organik. ‘’Untuk sementara kami memberikan 50 liter pupuk organik cair berasal dari mikroba murni kepada petani di setiap kecamatan di wilayah DIY. Setiap empat liter pupuk organik cair bisa untuk tanaman seluas satu hektare,’’ jelasnya yang dikutip Antara.
Ia mengatakan sekarang ini petani sudah makin mengetahui manfaat pupuk organik bagi kesuburan tanah dan tanaman. Mereka juga mulai menggunakan pupuk kandang guna meningkatkan kesuburan tanah dan tanaman. Dengan menggunakan pupuk organik memang mampu menaikkan produksi tanaman.
Bukti di lapangan, tambah Bambang, dengan menggunakan pupuk organik dan perlakuan sama dengan menggunakan pupuk kimia, hasilnya meningkat 500 kg hingga 1000 kg per hektar. Di sisi lain, kualitas produksi lebih baik. Misalnya produk padi organik bisa dijual Rp 2.000 hingga Rp 3.000/kg dibanding harga produk padi dengan pupuk kimia.
Koran Pak Oles/Edisi 165/16-31 Desember 2008
Thanks for reading Pupuk Langka, Petani Lirik Organik

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar