Sungai Bersih
Demi menjaga tingkat kualitas kebersihan sungai, selama tiga tahun terakhir, Malaysia terus melakukan studi tentang teknologi Effective Microorganism (EM) ke Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali.
Dalam studi tour pekan lalu, terdapat 24 peserta yang dipimpin Idrus Bin Ahmad selaku Kepala Pengairan dan Saliran Pahang itu, mengikuti latihan selama tiga hari di EM Trainning Centre IPSA Bengkel, Buleleng.
Pelatihan yang didapat selama di IPSA, sebut Idrus, para peserta asal negeri Jiran itu sudah bisa membuat pupuk Bokashi, FE, mengaplikasikan EM di tingkat rumah tangga dan untuk pengembangan jamur. ‘’EM untuk saat ini sudah diterapkan di Malaysia terutama untuk pengairan seperti pantai, sungai, saluran banda, hidrologi dan lain-lain.
Yang paling serius digalakkan di Malaysia, ungkap Idrus, EM dijadikan produk andalan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas sungai di setiap propinsi. Program yang berlangsung sejak tahun 2005 itu diterapkan di 189 sungai. Target utama aplikasi EM ke 189 sungai di seantero Malaysia tersebut dimaksud agar sungai tetap bersih dan terhindar dari benih penyakit, masyarakat dapat mandi dan minum, boleh mandi tetapi tidak boleh minum dan bisa tidak boleh mandi dan tidak boleh minum.
Selain diaplikasikan ke sungai, sejak tahun 2006, Malaysia sudah gencar menerapkan EM untuk mengolah limbah, limbah industri maupun limbah rumah tangga.
Khusus pelatihan membuat pupuk bokashi, Idrus menilai, para peserta sangat merespon positif. Karena produk yang dihasilkan dari kumpulan berbagai kotoran organik tersebut mampu mendatangkan keuntungan berupa uang. ‘’Pupuk bokashi saya melihat sangat bagus dan pembuatannya sangat mudah. Di Malaysia harga pupuk sangat mahal dibanding dengan di Indonesia,’’ kata Idrus.
Selain itu, tambah Idrus, sekembali dari Bali, pihaknya siap sosialisasikan teknologi EM dalam bidang pertanian seperti FELDA, FAMA, Jabatan Perhutanan, FRIM, MARDI dan Konsul. Sebagai studi lapangan, rombongan menyaksikan dari dekat tanaman obat dan pabrik pupuk Bokashi Kotaku di Kebun Percontohan Tanaman Berbasis EM di Pulau Roti Denpasar.
Selain Malaysia, peserta pelatihan IPSA asal luar negeri yang sering ke Bali untuk studi EM adalah Jepang, Korea, Thailand dan Jerman. (Albert Kin Ose M/Putu Wirnata)
KPO/EDISI 158/AGUSTUS 2008
Demi menjaga tingkat kualitas kebersihan sungai, selama tiga tahun terakhir, Malaysia terus melakukan studi tentang teknologi Effective Microorganism (EM) ke Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali.
Dalam studi tour pekan lalu, terdapat 24 peserta yang dipimpin Idrus Bin Ahmad selaku Kepala Pengairan dan Saliran Pahang itu, mengikuti latihan selama tiga hari di EM Trainning Centre IPSA Bengkel, Buleleng.
Pelatihan yang didapat selama di IPSA, sebut Idrus, para peserta asal negeri Jiran itu sudah bisa membuat pupuk Bokashi, FE, mengaplikasikan EM di tingkat rumah tangga dan untuk pengembangan jamur. ‘’EM untuk saat ini sudah diterapkan di Malaysia terutama untuk pengairan seperti pantai, sungai, saluran banda, hidrologi dan lain-lain.
Yang paling serius digalakkan di Malaysia, ungkap Idrus, EM dijadikan produk andalan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas sungai di setiap propinsi. Program yang berlangsung sejak tahun 2005 itu diterapkan di 189 sungai. Target utama aplikasi EM ke 189 sungai di seantero Malaysia tersebut dimaksud agar sungai tetap bersih dan terhindar dari benih penyakit, masyarakat dapat mandi dan minum, boleh mandi tetapi tidak boleh minum dan bisa tidak boleh mandi dan tidak boleh minum.
Selain diaplikasikan ke sungai, sejak tahun 2006, Malaysia sudah gencar menerapkan EM untuk mengolah limbah, limbah industri maupun limbah rumah tangga.
Khusus pelatihan membuat pupuk bokashi, Idrus menilai, para peserta sangat merespon positif. Karena produk yang dihasilkan dari kumpulan berbagai kotoran organik tersebut mampu mendatangkan keuntungan berupa uang. ‘’Pupuk bokashi saya melihat sangat bagus dan pembuatannya sangat mudah. Di Malaysia harga pupuk sangat mahal dibanding dengan di Indonesia,’’ kata Idrus.
Selain itu, tambah Idrus, sekembali dari Bali, pihaknya siap sosialisasikan teknologi EM dalam bidang pertanian seperti FELDA, FAMA, Jabatan Perhutanan, FRIM, MARDI dan Konsul. Sebagai studi lapangan, rombongan menyaksikan dari dekat tanaman obat dan pabrik pupuk Bokashi Kotaku di Kebun Percontohan Tanaman Berbasis EM di Pulau Roti Denpasar.
Selain Malaysia, peserta pelatihan IPSA asal luar negeri yang sering ke Bali untuk studi EM adalah Jepang, Korea, Thailand dan Jerman. (Albert Kin Ose M/Putu Wirnata)
KPO/EDISI 158/AGUSTUS 2008
0 komentar:
Posting Komentar