Home » » Agribisnis Jadi Sentral Pendidikan Perguruan Tinggi

Agribisnis Jadi Sentral Pendidikan Perguruan Tinggi

Seleksi nasional mahasiswa baru 2008 menunjukkan turunnya jumlah calon mahasiswa yang masuk Fakultas Pertanian. Fakta tersebut membuat miris pengamat pertanian dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Prof Dr Mochamad Maksum.
Seperti dilansir Antara, Mochamad Maksum menilai ironis minat generasi muda masuk Fakultas Pertanian kini semakin turun. "Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris, tetapi ternyata generasi mudanya tidak lagi berminat masuk Fakultas Pertanian," katanya.
Perlu terobosan mendasar agar ilmu pertanian kembali diminati kalangan muda. "Solusinya, kalau Fakultas Pertanian tidak lagi menarik bagi generasi muda, perlu dibuat terobosan agar bidang studi ini kembali diminati," katanya.
Misalnya bidang agribisnis perlu menjadi sentral perguruan tinggi di Indonesia. "Dengan demikian diharapkan generasi muda dapat tertarik kembali untuk mempelajari ilmu tersebut," katanya.
Ia mengingatkan turunnya minat generasi muda masuk Fakultas Pertanian perlu dilihat sebagai kritik internal bagi dunia perguruan tinggi di Indonesia.
"Karena itu semua pihak perlu lebih memperhatikan Fakultas Pertanian agar dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman," katanya.
Sementara Mendiknas Bambang Sudibyo menyatakan Depdiknas menjalin kerjasama dengan Departemen Pertanian mengenai Pembinaan Pendidikan Kejuruan pada Sekolah Pertanian Pembangunan.
Diharapkan kerjasama tersebut mampu meningkatkan rasio jumlah peserta didik antara sekolah menengah kejuruan (SMK) dan sekolah menengah atas (SMA) menjadi 70:30 dapat tercapai pada tahun 2015.
"Kesepakatan bersama ini dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan mutu penyelenggaraan dan pembinaan pendidikan menengah kejuruan bidang pertanian yang handal melalui penataan satuan pendidikan yang diselenggarakan Deptan sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional pada jenjang pendidikan menengah kejuruan," katanya.
Ruang lingkup kerjasama meliputi pembinaan kelembagaan, pengembangan program studi/keahlian, kurikulum dan pelaksanaan pembelajaran, pengembangan peserta didik, pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan, penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan, dan sebagainya, katanya.
Sedangkan Menteri Pertanian, Anton Apriyanto mengatakan, saat ini Deptan dengan bantuan Depdiknas tengah mempersiapkan empat Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) menjadi sekolah bertaraf internasional, yakni SPP Negeri Sumbawa, SPP Negeri Pelaihari, SPP Negeri Banjarbaru, dan SPP Negeri Kupang.
"SPP yang dulu bernama Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) akan direvitalisasi ke arah pendidikan menengah kejuruan berbasis kompetensi di bidang pertanian guna mendukung pelaksanaan program pembangunan pertanian," katanya.
Revitalisasi pendidikan menengah pertanian difokuskan pada lima langkah, yakni pengembangan lembaga pendidikan pertanian, peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan, peningkatan profesionalisme tenaga pendidikan dan kependidikan, peningkatan kualitas sarana dan prasarana serta peningkatan kerjasama dalam pelaksanaan program pendidikan, tambahnya. KPO/EDISI 158/AGUSTUS 2008
Thanks for reading Agribisnis Jadi Sentral Pendidikan Perguruan Tinggi

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar