Home » » Jakarta Garap Jaringan Pengolahan Limbah

Jakarta Garap Jaringan Pengolahan Limbah

Pemerintah DKI Jakarta berniat untuk memperbaiki dan menambah jaringan pengolahan limbah yang terintegrasi sebagai solusi mengatasi masalah kesehatan masyarakat akibat buruknya sanitasi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, masih ada 17,71% rumah tangga atau sekitar 1,7 juta penduduk yang membuang air besar di tempat terbuka karena tidak memiliki jamban.
"Yang menjadi masalah besar bukan hanya jambannya, tapi di sini tidak ada jaring air limbah yang terintegrasi. Kita sudah mulai 15 sampai 20 tahun lalu di kawasan Setiabudi, tapi berhenti di tempat. Sekarang secara sistematis akan kita tambah jaring," kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo di Balaikota Jakarta.
Kendala terbesar dari perluasan jaringan, lanjut Fauzi, masalah dana dan kebiasaan masyarakat. "Masyarakat sudah terbiasa membayar untuk air bersih, tapi kalau buang air untuk kotorannya itu harus membayar, saya kira semuanya keberatan. Padahal itu cara yang paling benar kalau mau sehat," katanya.
Suplai air bersih juga merupakan satu hal yang dinilai Fauzi sangat penting demi mewujudkan sanitasi yang baik. "Saya sudah bicara kepada dua operator air untuk tempat-tempat yang belum bisa disuplai air bersih lewat saluran pipa dibuatkan kios air," katanya.
Saat ini, ada 14 kios air yang melayani masyarakat yang tidak terjangkau pelayanan air PAM, ditempat itu warga bisa membeli air bersih dengan harga yang tidak lebih mahal dari air PAM. KPO/EDISI 158/AGUSTUS 2008
Thanks for reading Jakarta Garap Jaringan Pengolahan Limbah

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar