Oleh: Wayan Nita
Tak selamanya barang antik dan tua tidak punya harga. Masih banyak kalangan yang tetap konsisten mengoleksinya. Menjaga dan merawat barang antik memang perlu kesabaran ekstra. Tapi hal itu tak mengurangi kecintaan mereka pada barang antik. Bahkan dapat dikreasikan menjadi pajangan toko, outlet-outlet, butik, hotel hingga kafe.
Seperti yang tampak di Café Classic, kafe yang lain dari kafe-kafe kita ketahui selama ini. Ya, keunikan kafe ini terletak dari banyaknya pajangan mobil tua dan barang antik lainnya. Seperti mobil tua, sepeda gayung, radio tua, replika antik hingga helm jaman Belanda. Menurut Hari Witara, Manajer Café Classic, konsep yang dibuat memang ingin menonjolkan sesuatu yang klasik. Hal ini, lanjut Hari, memang berawal dari kecintaan Yos Darmawan, sang pemilik kafe pada barang antik. Tapi untuk menu makanan, tidak jauh dari menu di kafe lain dan harga pun tak terlalu mahal.
Pemajangan barang-barang antik, terutama mobil untuk menciptakan suasana klasik pada kafe. Selain itu mengajak pengunjung kafe turut mencintai mobil klasik. Mobil tua yang dipajang masih tampak mulus dan cantik. Hal ini, menurut Hari karena pemilik tiap-tiap mobil klasik yang menitipkan mobilnya di Café Classic selalu merawatnya. Mobil yang dipajang pemiliknya berbeda-beda tapi tergabung dalam satu wadah yaitu PPMKI (Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia). Jika ada yang berminat membeli mobil tua yang dipajang, ungkap Hari, dapat dilayani. “Diharapkan juga agar ada kolektor motor gede dan motor antik mau menggunakan Café Classic sebagai tempat memajang motornya. Biar tambah rame,” ujar Hari yang memanajeri kafe ini sejak dua tahun lalu.
Ternyata anak band sekelas Dehidrant dan SID suka mangkal di kafe ini.
Café Classic yang terletak di Jl Patih Jelantik Komplek Istana Kuta Galeria, Blok Etnik No 6-8 Kuta, ini memajang lima mobil klasik yang sudah jarang kita temukan lagi. Mobil tua ini masih bisa jalan bahkan biasa dipakai pawai hingga ke luar Bali. Jenis mobil yang dipajang seperti Chevrolet Bel Air (1957), Fiat Coffer (1950), Plymounth Custom (1948), Ford Zephyr Six (1954), Dodge Dart (1962) dan Chevrolet Impala (1962). Jenis mobil tua tersebut juga diperjualbelikan dan pemajangan mobil pun dirotasi. Jika sang pemilk mobil ingin mengganti atau memakai mobilnya boleh diambil. Mobil yang menjadi ikon Café Classic, menurut Hari adalah Chevrolet Floet Master (1948). “Karena mobil tua ini selalu dipinjam untuk dipakai sebagai mobil pengantin,” ungkap Hari.
Tak selamanya barang antik dan tua tidak punya harga. Masih banyak kalangan yang tetap konsisten mengoleksinya. Menjaga dan merawat barang antik memang perlu kesabaran ekstra. Tapi hal itu tak mengurangi kecintaan mereka pada barang antik. Bahkan dapat dikreasikan menjadi pajangan toko, outlet-outlet, butik, hotel hingga kafe.
Seperti yang tampak di Café Classic, kafe yang lain dari kafe-kafe kita ketahui selama ini. Ya, keunikan kafe ini terletak dari banyaknya pajangan mobil tua dan barang antik lainnya. Seperti mobil tua, sepeda gayung, radio tua, replika antik hingga helm jaman Belanda. Menurut Hari Witara, Manajer Café Classic, konsep yang dibuat memang ingin menonjolkan sesuatu yang klasik. Hal ini, lanjut Hari, memang berawal dari kecintaan Yos Darmawan, sang pemilik kafe pada barang antik. Tapi untuk menu makanan, tidak jauh dari menu di kafe lain dan harga pun tak terlalu mahal.
Pemajangan barang-barang antik, terutama mobil untuk menciptakan suasana klasik pada kafe. Selain itu mengajak pengunjung kafe turut mencintai mobil klasik. Mobil tua yang dipajang masih tampak mulus dan cantik. Hal ini, menurut Hari karena pemilik tiap-tiap mobil klasik yang menitipkan mobilnya di Café Classic selalu merawatnya. Mobil yang dipajang pemiliknya berbeda-beda tapi tergabung dalam satu wadah yaitu PPMKI (Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia). Jika ada yang berminat membeli mobil tua yang dipajang, ungkap Hari, dapat dilayani. “Diharapkan juga agar ada kolektor motor gede dan motor antik mau menggunakan Café Classic sebagai tempat memajang motornya. Biar tambah rame,” ujar Hari yang memanajeri kafe ini sejak dua tahun lalu.
Ternyata anak band sekelas Dehidrant dan SID suka mangkal di kafe ini.
Café Classic yang terletak di Jl Patih Jelantik Komplek Istana Kuta Galeria, Blok Etnik No 6-8 Kuta, ini memajang lima mobil klasik yang sudah jarang kita temukan lagi. Mobil tua ini masih bisa jalan bahkan biasa dipakai pawai hingga ke luar Bali. Jenis mobil yang dipajang seperti Chevrolet Bel Air (1957), Fiat Coffer (1950), Plymounth Custom (1948), Ford Zephyr Six (1954), Dodge Dart (1962) dan Chevrolet Impala (1962). Jenis mobil tua tersebut juga diperjualbelikan dan pemajangan mobil pun dirotasi. Jika sang pemilk mobil ingin mengganti atau memakai mobilnya boleh diambil. Mobil yang menjadi ikon Café Classic, menurut Hari adalah Chevrolet Floet Master (1948). “Karena mobil tua ini selalu dipinjam untuk dipakai sebagai mobil pengantin,” ungkap Hari.
KPO/EDISI 150/APRIL 2008
0 komentar:
Posting Komentar