Home » » TBC, Penyakit Oportunis Tertinggi

TBC, Penyakit Oportunis Tertinggi

Oleh: Heni Kurniawati
Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri penyebab penyakit tuberculosis (TBC) dengan sasaran utama paru-paru. TBC paru dapat menular melalui batuk dan bersin saat kondisi tubuh tidak prima. Orang yang terkena penyakit ini, awalnya tidak merasa memiliki gejala ketika kondisi tubuh prima, dan sulit didiaknosa.
Menurut dr Oka Negara, SpOG, sebagian besar orang yang terinfeksi tidak tampak gejala TBC karena sistem imun tubuh yang membentuk antibodi berperan mengusir bakteri TBC. Namun bila kesehatan menurun, infeksi TBC akan aktif dan menyerang sistem imun tubuh. Gejalanya bisa lemah, berat badan turun, batuk berdahak dan sakit di bagian dada.
Bagi penderita TBC aktif harus memperoleh perawatan dan pengobatan atas instruksi dokter. Obat harus diminum setiap hari dengan pengawasan dokter selama 6-12 bulan. Jika tidak rutin, bakteri bisa resisten terhadap obat.
“Gejala awal memang sering tidak diketahui. Gejala timbul jika bakteri telah menyebar ke paru-paru atau organ tubuh lain. Namun harus waspada saat kondisi badan terasa lemah dan lesu, keringat keluar pada malam hari, batuk berdahak dan berat badan turun atau rasa sakit di dada, berarti bakteri TBC sudah menyerang. Untuk itu, dalam pengobatan pasien dituntut disiplin konsumsi obat. Gonta-ganti konsumsi obat apalagi stop, kian memacu bakteri lebih kebal terhadap obat yang diminum dan orang yang tertular sangat resisten terhadap obat TBC,” kata dokter yang berpraktek di Manuaba Health Clinic ini.
TBC sendiri, sebut dr Oka Negara, merupakan penyakit oportunistik tertinggi setelah pada kasus AIDS di Indonesia. Para penderita AIDS rentan terkena TBC, dan sekitar 50% penderita AIDS yang meninggal justru diakibatkan oleh TBC. Upaya pencegahan TBC sama dengan HIV/AIDS yakni tidak melakukan hubungan badan sebelum waktunya, setia pada pasangan, memakai kondom saat berhubungan seks dan menghindari narkoba.
“Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari faktor resiko di atas. Seperti jangan melakukan free seks, hindari narkoba suntik, setia pada satu pasangan dan yang terpenting pendidikan atau pengetahuan tentang bahaya TBC dan HIV,” tambah dr Oka.
Thanks for reading TBC, Penyakit Oportunis Tertinggi

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar