Home » » Hadapi Rawan Pangan Dengan Memacu Kreatifitas

Hadapi Rawan Pangan Dengan Memacu Kreatifitas

OLEH: INDAH WULANDARI
hadni_wulan@yahoo.co.id

Ketahanan pangan Indonesia mulai menggejala. Stok bahan pangan mulai menipis. Rakyat antre berebutan sembako di setiap operasi pasar. Estimasi ahli bahwa isu rawan pangan terjadi tahun 2010 ternyata berjalan lebih cepat.
Rasa ingin tahu melanda para peserta Pelatihan IPSA Angkatan 132 saat Dr Ir GN Wididana, M.Agr mengupas topik diskusi ringan di tengah kebun percontohan tanaman organik, Jl Pulau Roti, Denpasar (26/3). Meski dari latar belakang profesi berbeda, mereka memiliki satu ketertarikan terhadap perlindungan kelestarian lingkungan. I Kadek Sulastra dan Amas Masdira (PT Setrasari Jakarta) yang berkecimpung di bidang pengendalian hama untuk menggali ilmu sebagai persiapan Konferensi Pest Control 2010.
Lain lagi dengan Anung Pribadi yang membawa sang istri, Sri Maryati dan putrinya. Ia mempersiapkan diri guna merancang usaha jelang pensiun dari perusahaan kelistrikan PT Geodipa Energi Bandung. Alasan hobi dan pekerjaan membuat Eduardus Setiono Hartono (Mitra Usaha Teknik Tangerang) mengajak Ahmad Suhada, seorang petani dari Serang, Banten menyerap ilmu baru di desa Bengkel.
Selain mempraktekkan pembuatan pupuk Bokashi dan EM4, mereka melihat langsung pertanian organik binaan PT Songgolangit Persada. Dalam pembekalannya, Wididana menjelaskan kunci utama pengembangan sektor pertanian organik. ‘’Teknologi pertanian bisa berkembang dari sebuah hobi dan bila diseriusi dengan manajemen profesional bisa dikembangkan jadi bisnis,” terangnya.
Bahkan problematika pangan mudah diatasi dengan menerapkan teknologi pengolahan pangan yang inovatif dan kreatif dari bahan yang belum terolah. Misalnya pemanfaatan batih pisang untuk bahan camilan keripik dan jenis bahan makanan lain. Satu lagi kunci utama pertanian adalah pasokan air yang cukup. Ketersediaan air tentu saja bukan sesuatu yang sulit bila keseimbangan alam terjaga, seperti yang terjadi di kawasan desa Gerokgak, Buleleng. Dengan keterbatasan air para penduduk menerapkan teknologi tepat guna untuk menjaga kelestarian sumber air. Pertanian organik dianggap sebagai salah satu solusi mempertahankan keseimbangan alam tersebut.
Thanks for reading Hadapi Rawan Pangan Dengan Memacu Kreatifitas

0 komentar:

Posting Komentar