OLEH : AGUS SALAM
Belaian pesona alam nan indah membuat batin Winarti Handayani tergetar. Bagi Winarti, alam tidak sekedar keindahan. Ketika bersentuhan dengan jiwa, alam bisa menjadi ekspresi batin yang memukau. Setidaknya itulah yang menjelma dari perjalanan Winarti dalam dunia lukis.
“Walau tanpa figur yang nampak, saya ingin memperlihatkan adanya kehidupan di dalamnya, melalui gerak ritmis tiang-tiang kapal, sya
hdunya sawah saat langit mendung dan gerimis, semaraknya kota yang dilihat dari atas bukit. Semuanya merupakan rekaman dari pertemuan dengan keberagaman yang mengasah belarasa dan kepekaan. Kemudian dituangkan melalui penghargaan terhadap alam,’’ katanya dalam pembukaan pameran lukisannya di Taman Ismail Marzuki beberapa waktu lalu.
Lukisan Winarti adalah sebuah nuansa keindahan dari alam. Ia tidak memotret persis adanya, tetapi menciptakan kehadiran menjadi sebuah renungan keindahan. Alam pegunungan yang dilukis ketika berada di celah Merapi. Merbabu, perahu di deretan Cirebon, Klenteng di Semarang, atau Pasar Ikan di Jakarta bukan lagi sebuah pemandangan melainkan jiwa yang sedang bermain.
Winarti Handayani adalah seniman muda kelahiran Jakarta, peminat seni rupa sejak usia dini. Sekembalinya dari Amerika Serikat setelah menyelesaikan studi di Rhode Island School Of Design tahun 2000, ia menghidupi kembali kecintaannya pada seni lukis.
Lukisannya banyak mengambil inspirasi dalam alam. Dalam berkarya, Winarti tidak segan-segan mengikuti jejak tradisi para pendahulunya. Bersama beberapa teman pelukis, ia melakukan perjalanan-perjalanan dan melukis di luar studio. Terakhir adalah perjalanannya pada tahun 2007 di California.
Winarti tinggal di Jakarta dan bekerja sebagai ilustrator freelance. Keikutsertaannya dalam program kreatif bagi anak-anak dalam komunitas-komunitas basis merupakan komitmennya untuk menggunakan kesenian sebagai media proses belajar mengajar.
Dari sekilas pengalaman kreatif, Winarti merupakan pelukis yang terdidik secara akademis. Selain memiliki dasar kuat pengetahuan kesenilukisan, ia mencoba melukiskan kembali rekaman-rekaman kisah perjalanannya di berbagai tempat ke atas kanvas. Boleh dikatakan cara seperti itu adalah melukis tamasya. Melukis yang dilatari oleh persepsi alam indah yang dilakukan van Gogh, Renoir, Monet, Raden Saleh, dan seabreg nama besar lainnya dari zamn ke zaman. Ini artinya, cara melukis dan hasil lukisan Winarti sah-sah saja.
Belaian pesona alam nan indah membuat batin Winarti Handayani tergetar. Bagi Winarti, alam tidak sekedar keindahan. Ketika bersentuhan dengan jiwa, alam bisa menjadi ekspresi batin yang memukau. Setidaknya itulah yang menjelma dari perjalanan Winarti dalam dunia lukis.
“Walau tanpa figur yang nampak, saya ingin memperlihatkan adanya kehidupan di dalamnya, melalui gerak ritmis tiang-tiang kapal, sya
Lukisan Winarti adalah sebuah nuansa keindahan dari alam. Ia tidak memotret persis adanya, tetapi menciptakan kehadiran menjadi sebuah renungan keindahan. Alam pegunungan yang dilukis ketika berada di celah Merapi. Merbabu, perahu di deretan Cirebon, Klenteng di Semarang, atau Pasar Ikan di Jakarta bukan lagi sebuah pemandangan melainkan jiwa yang sedang bermain.
Winarti Handayani adalah seniman muda kelahiran Jakarta, peminat seni rupa sejak usia dini. Sekembalinya dari Amerika Serikat setelah menyelesaikan studi di Rhode Island School Of Design tahun 2000, ia menghidupi kembali kecintaannya pada seni lukis.
Lukisannya banyak mengambil inspirasi dalam alam. Dalam berkarya, Winarti tidak segan-segan mengikuti jejak tradisi para pendahulunya. Bersama beberapa teman pelukis, ia melakukan perjalanan-perjalanan dan melukis di luar studio. Terakhir adalah perjalanannya pada tahun 2007 di California.
Winarti tinggal di Jakarta dan bekerja sebagai ilustrator freelance. Keikutsertaannya dalam program kreatif bagi anak-anak dalam komunitas-komunitas basis merupakan komitmennya untuk menggunakan kesenian sebagai media proses belajar mengajar.
Dari sekilas pengalaman kreatif, Winarti merupakan pelukis yang terdidik secara akademis. Selain memiliki dasar kuat pengetahuan kesenilukisan, ia mencoba melukiskan kembali rekaman-rekaman kisah perjalanannya di berbagai tempat ke atas kanvas. Boleh dikatakan cara seperti itu adalah melukis tamasya. Melukis yang dilatari oleh persepsi alam indah yang dilakukan van Gogh, Renoir, Monet, Raden Saleh, dan seabreg nama besar lainnya dari zamn ke zaman. Ini artinya, cara melukis dan hasil lukisan Winarti sah-sah saja.
0 komentar:
Posting Komentar