Oleh: Heni kurniawati
Sate, siapa yang tidak tahu makanan berbumbu kacang dan kecap ini. Tapi bagaimana jika sate disajikan dengan bahan baku bukan dari daging sapi, kambing atau ayam? Tentunya masih belum banyak yang tahu. Kedai Sate Tebion di Jl Sesetan No120A,Denpasar, menyajikan sate yang unik. Namanya sate jamur.
Berawal dari hobi memasak dan suka berkreasi, Ibu Nani Agus EkaYanto (50), pemilik Kedai Tebion mencoba rasa sate yang lain. Bertetangga dengan perusahaan jamur, membuatnya memiliki ide untuk membuat sate dari bahan jamur kancing. Hasilnya pun cukup mengejutkan. Berbalut bumbu tradisional yang sudah dikenal masyarakat banyak sate jamur tetap disajikan dengan bumbu sate di pasaran. Hanya saja pengolahan jamur yang menjadikannya terasa lebih istimewa. Bumbu seperti kacang digerus hingga halus dan ditambahkan dengan kecap serta bawang merah atau sesuai selera.
Agar menjadi sate yang yammi (enak), jamur direbus hingga matang selama 10 menit agar rasa kenyalnya tidak hilang. Jeruk nipis, bawang merah dan bawang putih dicampur dalam rebusan. Perpaduan bumbu sate dengan bumbu adonan menyulap jamur kancing menjadi hati ayam yang nikmat. Lalu sate jamur dipanggang secara higienis menggunakan kompor gas.
Selain sate jamur, Tebion pun menyajikan sate yang tidak kalah uniknya. Sate tempe. Tentunya sate ini bahan bakunya terbuat dari tempe. Pengolahan sate tempe ini pun sama dengan sate jamur. Hanya saja tempe direbus di dalam adonan bumbu yang terbuat dari ketumbar, bawang merah dan bawang putih. Rebusan dibiarkan hingga air habis dan bumbu meresap. Rasa asin manis pun tersaji lewat sate tempe yang empuk dan berasa unik. Untuk satu porsi sate jamur berisi 5 tusuk seharga Rp10 ribu dan sate tempe cuma Rp 5 ribu, berisi 4 tusuk sate. “Konsep yang ingin saya buat adalah memang untuk segala makanan yang bernama sate. Dan awalnya untuk vegetarian. Tetapi sekarang untuk umum hanya saja masakan tetap terbuat dari bahan alami dan pengolahan yang sehat. Untuk itu, saya ingin sajikan sate dengan taste (rasa) yang berbeda,” kata Nani.
Sate, siapa yang tidak tahu makanan berbumbu kacang dan kecap ini. Tapi bagaimana jika sate disajikan dengan bahan baku bukan dari daging sapi, kambing atau ayam? Tentunya masih belum banyak yang tahu. Kedai Sate Tebion di Jl Sesetan No120A,Denpasar, menyajikan sate yang unik. Namanya sate jamur.
Berawal dari hobi memasak dan suka berkreasi, Ibu Nani Agus EkaYanto (50), pemilik Kedai Tebion mencoba rasa sate yang lain. Bertetangga dengan perusahaan jamur, membuatnya memiliki ide untuk membuat sate dari bahan jamur kancing. Hasilnya pun cukup mengejutkan. Berbalut bumbu tradisional yang sudah dikenal masyarakat banyak sate jamur tetap disajikan dengan bumbu sate di pasaran. Hanya saja pengolahan jamur yang menjadikannya terasa lebih istimewa. Bumbu seperti kacang digerus hingga halus dan ditambahkan dengan kecap serta bawang merah atau sesuai selera.
Agar menjadi sate yang yammi (enak), jamur direbus hingga matang selama 10 menit agar rasa kenyalnya tidak hilang. Jeruk nipis, bawang merah dan bawang putih dicampur dalam rebusan. Perpaduan bumbu sate dengan bumbu adonan menyulap jamur kancing menjadi hati ayam yang nikmat. Lalu sate jamur dipanggang secara higienis menggunakan kompor gas.
Selain sate jamur, Tebion pun menyajikan sate yang tidak kalah uniknya. Sate tempe. Tentunya sate ini bahan bakunya terbuat dari tempe. Pengolahan sate tempe ini pun sama dengan sate jamur. Hanya saja tempe direbus di dalam adonan bumbu yang terbuat dari ketumbar, bawang merah dan bawang putih. Rebusan dibiarkan hingga air habis dan bumbu meresap. Rasa asin manis pun tersaji lewat sate tempe yang empuk dan berasa unik. Untuk satu porsi sate jamur berisi 5 tusuk seharga Rp10 ribu dan sate tempe cuma Rp 5 ribu, berisi 4 tusuk sate. “Konsep yang ingin saya buat adalah memang untuk segala makanan yang bernama sate. Dan awalnya untuk vegetarian. Tetapi sekarang untuk umum hanya saja masakan tetap terbuat dari bahan alami dan pengolahan yang sehat. Untuk itu, saya ingin sajikan sate dengan taste (rasa) yang berbeda,” kata Nani.
0 komentar:
Posting Komentar