Oleh: Pak Oles
Apa yang membedakan orang yang berhasil dan yang gagal? Wah...! Banyak sekali bedanya, baik dari penampakan lahir maupun batin. Tapi yang paling penting untuk dibedakan adalah semangatnya. Orang yang berhasil memiliki semangat. Orang yang gagal tidak memiliki semangat. Itu saja. Bagaimana kalau kita gagal terus, apakah semangat masih bisa menyala-nyala? Itu tergantung pilihan kita.
Apakah kita mau bersemangat terus atau meredupkan perlahan-lahan semangat kita kemudian mematikan sendiri, semuanya terserah kita. Karena banyak orang yang berhasil dan merasa puas atas sebuah kemenangan, lantas kehilangan semangat. Mereka telah kehilangan tujuan, untuk apa terus bersemangat, yang akhirnya mengantarkan diri pada kegagalan. Contohnya, banyak perusahaan yang gagal mempertahankan masa jayanya, karena anggotanya kehilangan semangat. Banyak partai besar yang mengecil karena kadernya kedodoran semangat. Banyak rumah tangga yang berantakan di saat kemampuan ekonomi menguat, karena mereka kehilangan semangat untuk merawat keutuhan rumah tangganya. Jadi, semangat itu penting? Sangat penting. Untuk apa? Untuk hidup.
Hati yang gembira adalah obat yang manjur. Tapi semangat yang patah mengeringkan tulang (Amsal 17:22). Bergembiralah selalu agar kita bisa sehat lahir dan batin. Segala macam penyakit, dari sakit capek, pegal-linu, penyakit infeksi, terserang virus, sampai kanker, bisa disembuhkan dengan hati yang gembira. Lho..., kalau begitu dokter, dagang obat dan dukun tidak laku dong! Obatnya gampang dan murah, bahkan nyaris gratis. Tapi mengapa justru jalan yang murah dan gampang jarang dilalui orang? Mereka malah suka yang mahal-mahal dan susah. Karena mereka sudah pada bingung yaitu tidak tahu cara menggembirakan hati. Mereka terlalu rajin mengeluh dan melenguh, sehingga tulangnya kering, alias mati, tapi masih bisa jalan-jalan. Karena semangatnya sudah hilang, harapannya sudah pupus, jiwanya sudah di liang kubur, tinggal menunggu jasadnya yang masih gentayangan. Mungkin hal ini kebalikan dari suster ngesot, yang tubuhnya sudah dikubur, tapi rohnya masih semangat bekerja di rumah sakit.
Bahasa sononya semangat adalah spirit, yang berarti jiwa, dan enthusiasm, yang berarti Tuhan ada di dalam diri. Kalau orang yang sudah tidak bersemangat, artinya mereka sudah tidak memiliki jiwa alias mati, atau di dalam dirinya tidak ada Tuhan alias kosong. Karena itu, semangat sangat penting untuk hidup, melawan sakit dan penyakit, menang atau untuk mengubah kekalahan menjadi kemenangan. Kalau semangat sudah hilang, bagaimanapun saktinya dokter dan manjurnya obat, pasien pasti tidak sembuh karena jiwa pasien sudah mati. Dalam banyak kasus penyembuhan, sebuah tepukan tangan dokter di punggung pasien dan obat placebo (obat palsu) sudah bisa menyembuhkan penyakit, karena semangat pasien tumbuh melawan penyakit. Jiwanya sudah hidup kembali. Tuhan sudah ditemukan di dalam dirinya sendiri.
Yang menjadi masalah, bagaimana caranya menumbuhkan dan mempertahankan semangat secara terus-menerus? Karena hidup ini ibarat setrum listrik, tegangannya bisa naik-turun, tergantung sikontol panjang (situasi, kondisi, toleransi, pandangan dan jangkauan). Jika lagi senang, mungkin karena penjualan naik, banyak order, masalah sedikit, untung banyak, naik jabatan dan naik gaji, maka semangat kita menjadi tinggi. Sebaliknya, jika penjualan turun, order seret, banyak masalah, rugi dan gaji ngadat, maka semangat menjadi kendor atau patah semangat. Waktu semangat kendor, kita rajin melarikan diri dari kenyataan dengan nonton sinetron, ke dugem, ngerumpi, tenggak alkohol dan cicip narkoba, bahkan ingin telanjang melarikan diri sampai bunuh diri. Waktu semangat kencang, kita bekerja siang dan malam seperti kerasukan setan, tidak kenal lelah, sampai tekanan darah drop masuk rumah sakit, tubuh dipaksa beristirahat dengan pil tidur dan jarum infus.
Bagaimana seninya menjalani hidup itu terletak pada bagaimana menjaga kestabilan semangat di dalam tubuh; jangan terlalu redup, jangan terlalu kenceng. Dia harus tetap dipelihara agar tetap menyala. Kalau terlalu redup tubuh menjadi dingin, rematik dan lemah syahwat menjadi kumat. Kalau terlalu kenceng, tubuh kepanasan sampai melepuh, gigi dan bulu bisa rontok. Yang penting seperti lagu dangdut, yang sedeng-sedeng sajalah...!
Bagaimana cara menumbuhkan dan mempertahankan semangat? Lakukan kreatifitas dan perubahan. Orang yang kreatif tidak pernah kehilangan semangat. Orang yang cinta perubahan akan terus menerus memperbaharui diri, membuat perbedaan, meningkatkan kualitas dan memiliki nilai kompetisi. Seekor larva berubah jadi kepompong dan serangga dewasa karena kreativitas. Tanpa kreativitas akan kehilangan semangat, tidak melakukan perubahan dan tetap jadi larva atau kepompong, tidak akan bisa terbang lincah seperti serangga. Bagaimana cara kreatif? Tekun, sabar dan banyak belajar. Bagaimana cara berubah? Bekerja mewujudkan mimpi. Apapun yang kita mimpikan harus kita kerjakan.
Bermimpilah sebanyak-banyaknya ketika anda tidur, tetapi segaralah bangun untuk mewujudkan mimpi. Kalau anda masih tidur berarti anda sedang benar-benar bermimpi alias molor berat. Bermimpi tanpa bekerja mematahkan semangat karena keindahan mimpi lain dengan kerasnya kehidupan. Keindahan hidup harus diwujudkan dengan kerasnya kerja. Hidup seseorang yang indah merupakan rangkaian dari kerja keras yang tidak bisa dirasakan oleh orang yang hanya melihat. Pelacur, penjudi dan pemabuk kelas berat adalah contoh ekstrim orang yang melakukan banyak mimpi tanpa bekerja. Hidupnya tragis berakhir di panti jompo atau di kolong jembatan.
Pekerja formal yang patah semangat, baik pegawai negeri atau swasta, mungkin nasibnya lebih baik, walaupun prestasinya kendor, banyak ngedumel dan sampai pusing tujuh keliling dimutasi, gajinya masih lancar walaupun banyak kena sunatan, sambil menunggu uang pesangon atau pensiun, untuk bekalnya melanjutkan mimpi di hari tua, mereka tetap bekerja sekedar bekerja, asal jamnya tepat, prestasi nomor dua, untung-rugi urusan bos, yang penting gaji dan tunjangan lancar. Kelompok orang ini disebut NADO (No Action Dream Only). Mereka bermimpi merubah dunia tanpa merubah dirinya sendiri.
Karena kurang semangat tidak ada kreativitas dan perubahan, produktivitas menurun dan tanpa perubahan atau stagnan, pertumbuhan macet, apalagi perkembangan. Individu, keluarga dan organisasi yang hidup tanpa semangat akan macet, negarapun bisa bangkrut. Begitu pentingnya semangat, maka dia harus tetap hidup. Dia merupakan dian yang tidak boleh padam. Bahkan ketika tubuh meregangpun, semangat harus tetap tumbuh. Ibarat orang yang mati gantung diri, walaupun tubuhnya meregang dan nyawanya melayang, tapi pada detik-detik terakhir, spermanya masih sempat muncrat. Itulah bukti semangat kehidupan yang selalu ingin tumbuh, walaupun dalam kondisi terdesak, walaupun hanya sampai menetes di celana dalam, tapi semangat bibit untuk berusaha hidup melepaskan diri dari induk-patut diacungi jempol. Jangan biarkan semangat memudar. Mari berkarya dengan penuh semangat. Sukses untuk anda...!
Apa yang membedakan orang yang berhasil dan yang gagal? Wah...! Banyak sekali bedanya, baik dari penampakan lahir maupun batin. Tapi yang paling penting untuk dibedakan adalah semangatnya. Orang yang berhasil memiliki semangat. Orang yang gagal tidak memiliki semangat. Itu saja. Bagaimana kalau kita gagal terus, apakah semangat masih bisa menyala-nyala? Itu tergantung pilihan kita.
Apakah kita mau bersemangat terus atau meredupkan perlahan-lahan semangat kita kemudian mematikan sendiri, semuanya terserah kita. Karena banyak orang yang berhasil dan merasa puas atas sebuah kemenangan, lantas kehilangan semangat. Mereka telah kehilangan tujuan, untuk apa terus bersemangat, yang akhirnya mengantarkan diri pada kegagalan. Contohnya, banyak perusahaan yang gagal mempertahankan masa jayanya, karena anggotanya kehilangan semangat. Banyak partai besar yang mengecil karena kadernya kedodoran semangat. Banyak rumah tangga yang berantakan di saat kemampuan ekonomi menguat, karena mereka kehilangan semangat untuk merawat keutuhan rumah tangganya. Jadi, semangat itu penting? Sangat penting. Untuk apa? Untuk hidup.
Hati yang gembira adalah obat yang manjur. Tapi semangat yang patah mengeringkan tulang (Amsal 17:22). Bergembiralah selalu agar kita bisa sehat lahir dan batin. Segala macam penyakit, dari sakit capek, pegal-linu, penyakit infeksi, terserang virus, sampai kanker, bisa disembuhkan dengan hati yang gembira. Lho..., kalau begitu dokter, dagang obat dan dukun tidak laku dong! Obatnya gampang dan murah, bahkan nyaris gratis. Tapi mengapa justru jalan yang murah dan gampang jarang dilalui orang? Mereka malah suka yang mahal-mahal dan susah. Karena mereka sudah pada bingung yaitu tidak tahu cara menggembirakan hati. Mereka terlalu rajin mengeluh dan melenguh, sehingga tulangnya kering, alias mati, tapi masih bisa jalan-jalan. Karena semangatnya sudah hilang, harapannya sudah pupus, jiwanya sudah di liang kubur, tinggal menunggu jasadnya yang masih gentayangan. Mungkin hal ini kebalikan dari suster ngesot, yang tubuhnya sudah dikubur, tapi rohnya masih semangat bekerja di rumah sakit.
Bahasa sononya semangat adalah spirit, yang berarti jiwa, dan enthusiasm, yang berarti Tuhan ada di dalam diri. Kalau orang yang sudah tidak bersemangat, artinya mereka sudah tidak memiliki jiwa alias mati, atau di dalam dirinya tidak ada Tuhan alias kosong. Karena itu, semangat sangat penting untuk hidup, melawan sakit dan penyakit, menang atau untuk mengubah kekalahan menjadi kemenangan. Kalau semangat sudah hilang, bagaimanapun saktinya dokter dan manjurnya obat, pasien pasti tidak sembuh karena jiwa pasien sudah mati. Dalam banyak kasus penyembuhan, sebuah tepukan tangan dokter di punggung pasien dan obat placebo (obat palsu) sudah bisa menyembuhkan penyakit, karena semangat pasien tumbuh melawan penyakit. Jiwanya sudah hidup kembali. Tuhan sudah ditemukan di dalam dirinya sendiri.
Yang menjadi masalah, bagaimana caranya menumbuhkan dan mempertahankan semangat secara terus-menerus? Karena hidup ini ibarat setrum listrik, tegangannya bisa naik-turun, tergantung sikontol panjang (situasi, kondisi, toleransi, pandangan dan jangkauan). Jika lagi senang, mungkin karena penjualan naik, banyak order, masalah sedikit, untung banyak, naik jabatan dan naik gaji, maka semangat kita menjadi tinggi. Sebaliknya, jika penjualan turun, order seret, banyak masalah, rugi dan gaji ngadat, maka semangat menjadi kendor atau patah semangat. Waktu semangat kendor, kita rajin melarikan diri dari kenyataan dengan nonton sinetron, ke dugem, ngerumpi, tenggak alkohol dan cicip narkoba, bahkan ingin telanjang melarikan diri sampai bunuh diri. Waktu semangat kencang, kita bekerja siang dan malam seperti kerasukan setan, tidak kenal lelah, sampai tekanan darah drop masuk rumah sakit, tubuh dipaksa beristirahat dengan pil tidur dan jarum infus.
Bagaimana seninya menjalani hidup itu terletak pada bagaimana menjaga kestabilan semangat di dalam tubuh; jangan terlalu redup, jangan terlalu kenceng. Dia harus tetap dipelihara agar tetap menyala. Kalau terlalu redup tubuh menjadi dingin, rematik dan lemah syahwat menjadi kumat. Kalau terlalu kenceng, tubuh kepanasan sampai melepuh, gigi dan bulu bisa rontok. Yang penting seperti lagu dangdut, yang sedeng-sedeng sajalah...!
Bagaimana cara menumbuhkan dan mempertahankan semangat? Lakukan kreatifitas dan perubahan. Orang yang kreatif tidak pernah kehilangan semangat. Orang yang cinta perubahan akan terus menerus memperbaharui diri, membuat perbedaan, meningkatkan kualitas dan memiliki nilai kompetisi. Seekor larva berubah jadi kepompong dan serangga dewasa karena kreativitas. Tanpa kreativitas akan kehilangan semangat, tidak melakukan perubahan dan tetap jadi larva atau kepompong, tidak akan bisa terbang lincah seperti serangga. Bagaimana cara kreatif? Tekun, sabar dan banyak belajar. Bagaimana cara berubah? Bekerja mewujudkan mimpi. Apapun yang kita mimpikan harus kita kerjakan.
Bermimpilah sebanyak-banyaknya ketika anda tidur, tetapi segaralah bangun untuk mewujudkan mimpi. Kalau anda masih tidur berarti anda sedang benar-benar bermimpi alias molor berat. Bermimpi tanpa bekerja mematahkan semangat karena keindahan mimpi lain dengan kerasnya kehidupan. Keindahan hidup harus diwujudkan dengan kerasnya kerja. Hidup seseorang yang indah merupakan rangkaian dari kerja keras yang tidak bisa dirasakan oleh orang yang hanya melihat. Pelacur, penjudi dan pemabuk kelas berat adalah contoh ekstrim orang yang melakukan banyak mimpi tanpa bekerja. Hidupnya tragis berakhir di panti jompo atau di kolong jembatan.
Pekerja formal yang patah semangat, baik pegawai negeri atau swasta, mungkin nasibnya lebih baik, walaupun prestasinya kendor, banyak ngedumel dan sampai pusing tujuh keliling dimutasi, gajinya masih lancar walaupun banyak kena sunatan, sambil menunggu uang pesangon atau pensiun, untuk bekalnya melanjutkan mimpi di hari tua, mereka tetap bekerja sekedar bekerja, asal jamnya tepat, prestasi nomor dua, untung-rugi urusan bos, yang penting gaji dan tunjangan lancar. Kelompok orang ini disebut NADO (No Action Dream Only). Mereka bermimpi merubah dunia tanpa merubah dirinya sendiri.
Karena kurang semangat tidak ada kreativitas dan perubahan, produktivitas menurun dan tanpa perubahan atau stagnan, pertumbuhan macet, apalagi perkembangan. Individu, keluarga dan organisasi yang hidup tanpa semangat akan macet, negarapun bisa bangkrut. Begitu pentingnya semangat, maka dia harus tetap hidup. Dia merupakan dian yang tidak boleh padam. Bahkan ketika tubuh meregangpun, semangat harus tetap tumbuh. Ibarat orang yang mati gantung diri, walaupun tubuhnya meregang dan nyawanya melayang, tapi pada detik-detik terakhir, spermanya masih sempat muncrat. Itulah bukti semangat kehidupan yang selalu ingin tumbuh, walaupun dalam kondisi terdesak, walaupun hanya sampai menetes di celana dalam, tapi semangat bibit untuk berusaha hidup melepaskan diri dari induk-patut diacungi jempol. Jangan biarkan semangat memudar. Mari berkarya dengan penuh semangat. Sukses untuk anda...!
KPO/EDISI 150/APRIL 2008
0 komentar:
Posting Komentar