Oleh: Wayan Nita
an NitaKejelian melihat pangsa pasar dan mode remaja saat ini, membuat Ayu membuka distro khusus remaja cewek. Awalnya, Ayu hanya menjual pakaian asal Bandung. Tapi hanya segelintir remaja Bali yang menyukainya. Ia pun merasa tertantang untuk membuat mode pakaian remaja dari rancangannya sendiri. Sebelumnya Ayu sudah mengenal dunia pembuatan baju dengan desain gambar buatan sendiri. Suaminya sudah bergelut di bidang tersebut sejak tahun 1996.
Melihat antusiasme remaja yang membeli produknya, membuat Ayu tertarik membuat desain baju khusus untuk remaja cewek. "Selama ini saya mengamati hanya distro khusus cowok saja yang banyak. Sedangkan yang cewek biasanya hanya mengantarkan teman atau pacarnya. Makanya saya membuka distro Girlie," ungkap Ayu yang membuka distro di seputaran Jl Sutoyo, Denpasar.
Desain baju yang dibuatnya diperoleh dari ide pribadi, kadang juga dari melihat buku khusus desain baju dan tentu saja masih mengikuti mode baju jaman sekarang. Hal ini dilakukannya agar baju buatannya tetap modis dengan desain baju yang menjadi ciri khas cewek remaja. Selain itu, Ayu juga menerima pesanan order baik dari dalam maupun luar negeri. Seperti Lombok, Kalimantan, Sulawesi, Australia, Malaysia hingga Spanyol. Kesulitan yang dialami, sebut Ayu, ada pada proses pembuatan yang memakan waktu lama. Karena detail baju perempuan lebih sulit dibanding laki-laki yang cukup dengan model kaos oblong saja. Untuk gambar dan desain baju bisa dibuatnya dalam semalam, dengan lebih condong pada tipe baju kasual, baik yang berkerah maupun tidak Bahkan sekali dapat ide dan baru mood, Ayu mengaku bisa mengeluarkan sepuluh desain. Idenya kerap sulit diterjemahkan oleh desainernya, sehingga pembuatan satu desain baju bisa memakan waktu dua minggu. Tapi hal itu tidak sulit bagi Ayu yang memantau perkembangannya setiap hari karena proses produksi dilakukan di satu tempat dan dibantu seratus tenaga kerja.
Ciri khas produk Girlie adalah warna-warna pastel yang lain daripada warna yang ada selama ini. Selain membuat gambar dan desain baju, Ayu juga membuat campuran warna sendiri. Gambar yang lebih banyak menghiasi produknya adalah gambar hati, kupu-kupu dan bunga. Dalam sekali mengeluarkan satu desain baju, ada 60 potong baju yang terdiri dari lima macam warna, dan tiap warna tersedia 12 potong baju. Keterbatasan itu bertujuan agar rotasi desain baju baru bisa setiap dua minggu sekali, biar konsumen tidak bosan dengan desain yang sama. "Ciri khas lainnya adalah dalam sablonan pasti ada tulisan Girlie. Dan itu dapat membedakan dengan produk distro yang lain. Dengan berbandrol harga dari 45 ribu hingga 65 ribu rupiah," ungkap Ayu, yang membuka tempat produksinya di seputaran Jl Buluh Indah, Denpasar.
an NitaKejelian melihat pangsa pasar dan mode remaja saat ini, membuat Ayu membuka distro khusus remaja cewek. Awalnya, Ayu hanya menjual pakaian asal Bandung. Tapi hanya segelintir remaja Bali yang menyukainya. Ia pun merasa tertantang untuk membuat mode pakaian remaja dari rancangannya sendiri. Sebelumnya Ayu sudah mengenal dunia pembuatan baju dengan desain gambar buatan sendiri. Suaminya sudah bergelut di bidang tersebut sejak tahun 1996.
Melihat antusiasme remaja yang membeli produknya, membuat Ayu tertarik membuat desain baju khusus untuk remaja cewek. "Selama ini saya mengamati hanya distro khusus cowok saja yang banyak. Sedangkan yang cewek biasanya hanya mengantarkan teman atau pacarnya. Makanya saya membuka distro Girlie," ungkap Ayu yang membuka distro di seputaran Jl Sutoyo, Denpasar.
Desain baju yang dibuatnya diperoleh dari ide pribadi, kadang juga dari melihat buku khusus desain baju dan tentu saja masih mengikuti mode baju jaman sekarang. Hal ini dilakukannya agar baju buatannya tetap modis dengan desain baju yang menjadi ciri khas cewek remaja. Selain itu, Ayu juga menerima pesanan order baik dari dalam maupun luar negeri. Seperti Lombok, Kalimantan, Sulawesi, Australia, Malaysia hingga Spanyol. Kesulitan yang dialami, sebut Ayu, ada pada proses pembuatan yang memakan waktu lama. Karena detail baju perempuan lebih sulit dibanding laki-laki yang cukup dengan model kaos oblong saja. Untuk gambar dan desain baju bisa dibuatnya dalam semalam, dengan lebih condong pada tipe baju kasual, baik yang berkerah maupun tidak Bahkan sekali dapat ide dan baru mood, Ayu mengaku bisa mengeluarkan sepuluh desain. Idenya kerap sulit diterjemahkan oleh desainernya, sehingga pembuatan satu desain baju bisa memakan waktu dua minggu. Tapi hal itu tidak sulit bagi Ayu yang memantau perkembangannya setiap hari karena proses produksi dilakukan di satu tempat dan dibantu seratus tenaga kerja.
Ciri khas produk Girlie adalah warna-warna pastel yang lain daripada warna yang ada selama ini. Selain membuat gambar dan desain baju, Ayu juga membuat campuran warna sendiri. Gambar yang lebih banyak menghiasi produknya adalah gambar hati, kupu-kupu dan bunga. Dalam sekali mengeluarkan satu desain baju, ada 60 potong baju yang terdiri dari lima macam warna, dan tiap warna tersedia 12 potong baju. Keterbatasan itu bertujuan agar rotasi desain baju baru bisa setiap dua minggu sekali, biar konsumen tidak bosan dengan desain yang sama. "Ciri khas lainnya adalah dalam sablonan pasti ada tulisan Girlie. Dan itu dapat membedakan dengan produk distro yang lain. Dengan berbandrol harga dari 45 ribu hingga 65 ribu rupiah," ungkap Ayu, yang membuka tempat produksinya di seputaran Jl Buluh Indah, Denpasar.
0 komentar:
Posting Komentar