Home » » Karyawan PT Holcim Turut Dalam Pelatihan

Karyawan PT Holcim Turut Dalam Pelatihan

Oleh: Wayan Nita
Kebun produksi dan percontohan milik PT Karya Pak Oles Tokcer, kembali dikunjungi tamu pelatihan. Sebanyak lima orang peserta dengan didampingi instruktur pelatihan, Ir. Koentjoro Adhiyanto. Melihat cara pembuatan pupuk Bokashi dan mengelilingi kebun percontohan yang penuh dengan tanaman obat.
Peserta reguler angkatan 139 ini berasal dari tiga orang (Amaludin, Masbasri dan M. Zemniy Samosir) dikirim PT. Holcim Bogor-perusahaan tempat mereka bekerja-, Caroline Walewangko-peserta pribadi- dan Fathul Mubin-TL (Team Leader) PT. Karya Pak Oles Tokcer unit Lombok Timur. "Ingin belajar tentang pembuatan pupuk organik agar bisa diaplikasikan untuk memupuk tanaman yang ada disekitar kita," ungkap Masbasri.
Peserta yang dikirim dari PT Holcim Bogor ini bukan tidak ada hubungannya dengan dunia pertanian. Justru mereka adalah angkatan ketiga yang dikirim perusahaan untuk belajar pertanian organik. Mereka adalah staf yang bertugas mengelola tanaman yang berada disekitar pabrik. Lahan pabrik yang luas dan panas, sebut Masbasri, harus diimbangi dengna adanya tanaman perindang disekitar pabrik. Dengan tujuan untuk mengurangi polusi, dan penggunaan pupuk organik dirasa tepat, lanjutnya, karena untuk menyeimbangkan tanaman yang sering menyerap polusi kimia dengan pupuk organik.
Angkatan pertama dan kedua sudah memulai program pembuatan pupuk organik seperti yang dijarkan dalam pelatihan. Dan pupuk organik yang berbahan dasar sisa-sisa potongan pohon dan rumput disekitar pabrik, sudah digunakan untuk memupuk kembali tanaman tersebut. Sampai sekarang hasilnya sudah nyata, taman di sekitar pabrik lebih hijau dan segar. "Bahkan sekarang kami mengalami kekurangan pupuk. Karena banyak juga atasan dan teman-teman kami meminta pupuk untuk diberikan pada tanaman hias mereka dirumah," ungkap Masbasri.
Setelah melihat keberhasilan penggnaan pupuk organik pada tanaman di sekatar pabrik, sebut Masbasri, ada rencana untuk mengajak masyarakat lingkungan sekita pabrik untuk membuat pupuk organik sendiri. Diharapkan masyarakat disamping pabrik juga bisa menggunakan pupuk organik dengan teknologi EM4 ini pada tanaman mereka.
Caroline Walewangko, tertarik mengikuti pelatihan karena ada keinginan untuk membuat perkebunan buah. Selain buah jeruk Miyagi, juga siap dikembangkan sayur-sayuran. Usaha perkebunan dengan menggunakan pupuk organik sangat menarik. Meski sekarang harganya mahal dan belum ada pemasok khusus yang mengambil hasil pertanian organik. Namun ada keyakinan jika di masa depan, tanaman organik akan banyak diminati masyarakat. Tak berbeda Fathul Mubin. Selain bekerja di PT Karya Pak Oles Tokcer divisi pupuk Bokashi, Fathul merupakan tenaga penyuluh bina tani di Lombok Timur.
Banyaknya kelompok tani di Lombok Timur yang harus dibina membutuhkan banyak tenaga penyuluh. Penyuluh yang diharapkan adalah penyuluh yang benar-benar mengerti tentang penggunaan pupuk organik. Karena selain pupuk kimia memberikan pengaruh buruk jangka panjangnya, juga sekarang sudah mulai sulit didapat. Sebelum Fathul mengikuti pelatihan ini, banyak staf pemerintahan, LSM maupun petani Lombok Timur yang mengikuti pelatihan di IPSA.
Pelatihan ini sangat penting bagi petani Lombok Timur, kata Fathul, karena sebagian besar petani tembakau biasa memakai pupuk organik dan EM4 cair untuk merawat tanaman tembakau. Tapi bagi sebagian besar petani tembakau yang dikelola pabrik rokok belum memanfaatkan teknologi EM.
Selain petani tembakau, petani yang lain juga akan diberikan penyuluhan. Tentu melewati kelompok tani-kelompok tani. "Karena saya juga bekerja di marketing Pak Oles, maka dalam penyuluhan itu selain memberikan penyuluhan tentang pembuatan pupuk organik. Juga akan sekalian memperkenalkan produk Pak Oles yang lain. Karena, selama ini produk Pak Oles yang sangat terkenal masih terbatas pada teknologi EM4-nya saja," ujar Fathul.
Thanks for reading Karyawan PT Holcim Turut Dalam Pelatihan

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar