Home » » Drama Tari "Bali Yatra"

Drama Tari "Bali Yatra"

Mosaik Cinta India-Bali
Oleh: Wayan Nita

Persahabatan Bali dan India telah berlangsung sejak zaman dulu. Ada sebuah kisah romantis yang mempererat hubungan cinta Bali dan India. Pentas kolaborasi tari "Bali Yatra" dengan apik menghidupkan kenangan lama yang mengakar di India. Mosaik kenangan itu adalah sebait kisah cinta pangeran India dengan gadis Bali yang tak kesampaian. Tarian ini ditampilkan penari dari ICCR (Indian Cultural Centre) Bali dan Kedutaan India Jakarta bekerjasama dengan sekolah Taman Rama Denpasar. Drama tari ini disutradarai Mrs Usha Venkateswaran yang melibatkan dua belas grup tari, baik anak-anak maupun remaja di Taman Budaya Art Center, Sabtu (21/6).
Jalan cerita ini berasal dari kepingan legenda Kerajaan Kalingga (Orissa di India) dan Bali jaman dulu. Setiap malam bulan purnama tertentu (Kartik Poornima), banyak perahu mengapung di lautan Orissa. Upacara ini bertujuan untuk mengamati, melihat dan mengenang Baliyatra.
Suatu hari, awalnya, pangeran dari Kalinga jatuh cinta pada seorang gadis yang sedang menari di Konarak Temple. Sang pangeran terdorong ingin mengetahui latar belakang gadis penari tersebut. Ternyata gadis itu berasal dari Bali. Ia datang untuk belajar sastra dan tari-tarian India. Menurut informasi dari menterinya, sang gadis telah telah mempunyai tunangan di daerah asalnya, Bali. Pangeran merasa kecewa.
Tak lama berselang, gadis Bali itu pulang ke tanah kelahirannya. Sang pangeran menjadi sedih, semua aktifitasnya di istana terbengkalai. Kunjungan penyair, penari dan pedagang tidak lagi menarik baginya. Raja menjadi sedih melihat putranya terus murung dan tidak mau melakukan apapun. Saat sang pangeran meminta izin berlayar ke Bali, raja pun mengabulkannya. Tentu saja untuk mencari sang gadis dan memintanya agar mau menikah dengannya.
Dalam perjalanan ke Bali, pangeran bersama rombongannya dihadang angin ribut dan serangan bajak laut. Namun rintangan itu tak menyurutkan niat sang pangeran untuk terus melanjutkan perjalanannya. Pangeran akhirnya bersua dengan gadis pujaannya. Mereka bertemu pada saat sang gadis sedang bersembahyang. Rombongan sang pangeran mendapatkan sambutan hangat dan diberi ucapan selamat datang secara tradisional. Pangeran merasa terhibur dengan seni dan keindahan Pulau Bali.
Setelah mengetahui kalau ayah si gadis seorang pendeta, pangeran mengajukan lamaran agar pendeta mau menikahkan mereka. Pendeta itu gugup dan meminta pangeran membuktikan cintanya terhadap putrinya dengan bertanding di kontes kesenian.
Pada akhirnya sang pangeran merasa kecewa karena sang gadis ternyata simbol dari Dewi Padi yang tidak bisa meninggalkan Bali. Sebaliknya sang pangeranlah yang diminta untuk tinggal di Bali. Dengan berat hati si pangeran memilih pulang ke India. Sebelum pergi, sang gadis mendatangi pangeran dan memberikan "grinsing" (kain tenun ikat). Kain tersebut yang akan melindungi dan menjaga pangeran dari kejahatan. Sang gadis berpesan, bahwa setiap tahun pada malam bulan purnama, sang pangeran akan melihat penampakannya di bulan. "Begitulah cerita ini terus diabadikan oleh masyarakat India hingga sekarang. Kisah ini membuktikan persahabatan India dan Bali sudah terjadi sejak jaman dulu," pungkas Mrs. Usha Venkateswaran yang bangga ikut mewarnai Pesta Kesenian Bali ke-30.
Thanks for reading Drama Tari "Bali Yatra"

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar