Home » » Mengatur Waktu

Mengatur Waktu

Oleh : Pak Oles
Theodore Roosevelt mengatakan bahwa ciri utama manusia bijak adalah pandai memanfaatkan waktu. Manusia dilahirkan untuk menjadi makhluk bijaksana, karena hanya manusialah yang memiliki pikiran dan perasaan, sedangkan makhluk lain tidak memilikinya. Dengan pikiran dan perasaannya, manusia bisa mengatur dirinya sendiri untuk meningkatkan kemampuannya agar bermanfaat bagi dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya. Orang yang tidak bisa mengatur dirinya sendiri adalah termasuk orang yang tidak bijaksana, karena kemampuannya untuk mengatur dirinya sendiri tidak bisa digunakan. Salah satu ciri orang yang tidak bisa mengatur dirinya sendiri adalah dia tidak bisa mengatur waktunya, tidak bisa menggunakan waktu hidupnya dengan baik.
Waktu yang tidak digunakan dengan baik akan habis percuma. Ada banyak cara untuk membuang waktu yang mungkin tidak kita sadari, seperti: kebiasaan menunda pekerjaan yang seharusnya dikerjakan, lari dari tanggung jawab, malas, tidur terlalu lama, ngerumpi, menonton siaran TV yang tidak perlu, berjalan-jalan tidak tentu tujuan, mengerjakan hal yang tidak penting, bersedih, melamun, khawatir, ragu-ragu, takut, dsb. Semua hal tersebut sangat menghabiskan waktu dalam hidup kita yang tidak kita rasakan. Dan kita baru tersadar setelah tua, ternyata kita belum mengerjakan suatu pekerjaan yang membanggakan hidup kita. Pada saat itulah kita menyesal, karena kita telah terlalu banyak membuang waktu yang sangat berharga.
Waktu lebih berharga daripada uang. Uang bisa dipinjam atau dipinjamkan. Tetapi waktu tidak bisa. Orang yang bijaksana adalah dia yang bisa menggunakan waktunya dengan baik. Bagaimana caranya? Jangan menunda-nunda pekerjaan. Apa yang menjadi tugas dan pekerjaan kita harus dapat kita kerjakan sekarang. Jangan tunggu hari esok. Banyaklah belajar dan tuntutlah ilmu selagi muda, maka di masa tua kita tidak akan menyesal. Tidak ada penyesalan yang lebih berat kita rasakan di saat tua yang baru menyadari bahwa waktunya telah banyak habis terbuang percuma. Orang yang bijaksana bisa mengatur waktunya dengan baik. Orang bodoh adalah orang yang diatur oleh waktunya.
Kita semua memiliki jumlah waktu yang sama setiap hari, sama-sama memiliki waktu 24 jam per hari. Perbedaannya adalah dalam efektifitas penggunaannya. Orang yang sukses sangat efektif menggunakan waktunya. Mereka memiliki waktu yang seimbang antara fokus dalam pengembangan diri dan relaks dalam peremajaan diri. Pengembangan diri yang dimaksud adalah kemampuan untuk meningkatkan kualitas dirinya dengan ilmu, pendidikan, pelatihan dan pengalaman, agar hidupnya dapat dihadapi dengan mudah. Peremajaan diri adalah kemapuan untuk memanfaatkan waktu agar dirinya menjadi lebih relaks dan bergembira. Dalam kurun waktu tertentu, perbedaan efektivitas pemanfaatan waktu akan memberikan perbedaan kualitas hidup individu. Mereka yang tidak memanfaatkan waktunya dengan bijaksana akan mendapatkan kualitas hidup yang rendah. Sedangkan mereka yang menggunakan waktunya dengan bijaksana akan memiliki kualitas hidup yang tinggi.
Bagaimana cara memanfaatkan waktu agar lebih efektif? Bangunlah lebih pagi, tidurlah lebih malam, bekerja dan belajarlah di dalam waktu terjaga, serta manfaatkan waktu istirahat dengan produktif. Banyak orang yang membuang-buang waktunya pada saat terjaga atau pada saat tidur, dengan cara mengobrol, melamun dan keluyuran tak tentu arah, serta tidur terlalu lama. Kenapa demikian? Karena kita tidak menghargai waktu yang kita miliki. Mungkin kita masih menyangka bahwa waktu yang kita miliki adalah tidak terbatas. Istilah masih ada hari esok sering menina bobokan hidup kita untuk lebih sering menunda dan tidak menyelesaikan pekerjaan. Kita juga harus sering mengingat, bahwa hari esok itu mungkin tidak ada. Karena waktu kita hidup di muka bumi ini adalah rahasia Tuhan. Makanya kita harus menghargai waktu setiap hari, bahkan setiap detiknya. Manfaatkanlah momen-momen penting dalam perjalanan hidup kita dengan memanfaatkan waktu semaksimal mungkin, agar hidup kita menjadi lebih berarti.
Bagaimana seandainya kita divonis oleh dokter, bahwa hidup kita hanya masih enam bulan lagi karena kita mengidap penyakit mematikan? Mungkin dalam waktu enam bulan kita stres tidak bisa tidur memikirkan penyakit dan kematian. Atau mungkin juga kita berusaha memanfaatkan waktu lebih efektif untuk belajar, berdoa dan berbuat baik, agar sisa hidup kita menjadi lebih bermanfaat bagi orang lain. Semuanya itu adalah pilihan kita. Kita bisa membuang sisa waktu yang kita miliki dalam hidup, atau kita memanfaatkannya dengan baik.
Ingat, dalam hidup pasti ada kematian. Semua orang tidak mengetahui kapan datangnya. Dan kita semua masih memiliki sisa waktu itu. Perlulah kita mulai merenung sejenak, akan kita apakan sisa waktu yang kita miliki sekarang ini. Semuanya itu hanya kita yang bisa memutuskannya, untuk menjadi manusia yang bijaksana atau tidak. Jangan sampai menyesal sebelum ajal. Karena waktu tidak bisa diputar ulang, seperti kaset atau VCD.
Koran Pak Oles/Edisi 169/16-28 Februari 2009
Thanks for reading Mengatur Waktu

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar