Home » » Mahasiswa AS Main Gambelan

Mahasiswa AS Main Gambelan

Musik Ensambel Timur-Barat
Oleh: Wayan Nita
Bahasa musik sangat universal, membuat semua orang bisa menikmati musik. Keanekaragaman alat musik menjadi kekayaan tersendiri bagi suatu bangsa. Perpaduan keindahan permainan alat musik dapat memberikan inspirasi bagi semua pecinta musik. Kolaborasi dari kesenian musik bisa tercipta dari seniman-seniman belahan dunia manapun. Seperti yang dipentaskan pada Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-30 di Art Center, Denpasar, Jumat (20/6).
Kecintaan pada musik tradisional membuat Dr Karl Kramer, Direktur Sekolah Musik di Universitas Illinois at Urbana-Champaign, mendirikan kelas East-West Ensamble pada tahun 2007. Program khusus ini menyajikan karya-karya yang sebagian besar diciptakan dan sekaligus dimainkan oleh mahasiswa kelas East-West Ensamble. Tujuan utama program khusus ini untuk menggali potensi perpaduan antara gambelan Bali dan musik jazz. Menurut Prof I Ketut Gede Asnawa, pimpinan artistik East-West Ensamble, program ini melibatkan mahasiswa dan dosen University of Illinois at Urbana-Champaign. Mahasiswa dan dosen tersebut mempelajari musik gambelan Bali di Robert E. Brown Centre for World Music. Karya yang dipamerkan menonjolkan empat komponen, seperti gambelan, perkusi, jazz dan komposisi.
"Semua mahasiswa yang mengikuti program ini telah belajar gending-gending tradisional Bali dan komposisi baru, yang bertolak dari musik Barat untuk mendalami gambelan Bali. Keikutsertaan dalam acara PKB ini merupakan puncak dari segala latihan selama ini," ungkap Prof. I Ketut Gede Asnawa, yang juga menjadi dosen gambelan dan gending tradisional Bali. Penampilan musik itu seperti Kebyar Ding Sempati, yang merupakan gending terkenal dari repertoar kebyar asli. Versi ini berpatokan pada tempo dan gaya asli yang direkam pada piringan hitam pada tahun 1928. Musik Reverberation (gaung), yang diciptakan komponis Taiwan yang belajar di Universitas Illinois at Urbana-Champaign. Ming-Ching Chiu, komponis Taiwan tersebut, berusaha menyatukan unsur musik tiga budaya Cina, Bali dan Barat. Musik Silent Black Outside (Diam, Hitam, Diluar), merupakan puisi pendek yang dikutip dari Paradise Lost, sebuah roman science fiction karangan Ursula K. LeGuin. Musiknya berupa gambelan, nyanyian dan elektronika yang menggambarkan sebuah upacara dari agama masa depan yang dibayangkan oleh pengarang novel ini.
Penampilan musik dari tiga karya perkusi kontemporer, yang bisa dikategorikan sebagai teater perkusi. Karya musik perkusi ini terdiri dari "Punya Korek Api" yang diciptakan oleh komponis dan pemain perkusi Emmanuel Sejourne, seorang Perancis, yang menceritakan pengalamannya ketika berhenti merokok. "Musik Meja" diciptakan oleh sutradara teater dan pemain perkusi dari Belgia. Karya ini dimainkan oleh tiga pemain dengan media papan kayu yang sudah diamplifikasi suaranya. Dan "Kepala Bicara" yang diciptakan oleh Mark Ford, komponis dan pemain perkusi Amerika. Karya ini menggunakan membran-membran kendang bekas (yang disebut "head" atau kepala dalam bahasa Inggris) yang selalu terdapat dalam studio perkusi. Musik Equilibrium (keseimbangan), diciptakan oleh Taylor Briggs. Dalam komposisi ini dicari keseimbangan antara unsur Bali, dan unsur jazz barat. Serta musik Reng Gam-Jazz yang diiringi penggabungan tarian Bali, barat kontemporer dan hip-hop yang menggunakan topeng. Komponis musik oleh Christoper Reyman, sedangkan koreografi oleh Ayu Putu Niastarika Asnawa. Reng Gam-Jazz merupakan eksplorasi dan interprestasi terhadap gambelan Bali dan menunjukkan kesan komponis mengenai kecocokan gambelan Bali dengan jazz.
Selain penampilan musik yang disajikan East-West Ensamble, juga dibawakan tarian Bali yang dikreasi dengan tari modern. Tarian itu, antara lain tari Sekar Taman dan tari Putri Salju. Kedua tarian ini merupakan karya terbaru dari Prof I Ketut Gede Asnawa, dengan gending yang memakai konsep tradisional, tetapi melibatkan beberapa alat musik barat. Tari Sekar Taman termasuk kategori tari penyambutan yang berakhir dengan tabur bunga. Tarian ini dikoreograferi oleh Putu Oka Mardiani, yang juga istri dari Ketut Gede Asnawa. Sedangkan tari Putri Salju adalah tari yang diilhami oleh keindahan salju di Amerika. Tarinya diambil dari dongeng putri salju, koreografinya diciptakan oleh dua penari Amerika, Laura Chiaramonte dan Melissa Pillarella.
Thanks for reading Mahasiswa AS Main Gambelan

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar