Home » » Citra Jamu Lokal

Citra Jamu Lokal

Dr Somvir, seorang praktisi yoga asal India yang menetap di Bali senantiasa menyerukan kepada masyarakat modern agar kembali menggunakan obat-obatan herbal yang ada di alam. Apalagi leluhur bangsa Indonesia mewariskan tradisi minuman jamu yang sudah amat populer. Ia amat kagum dengan warisan obat-obatan herbal dari leluhur bangsa Indonesia.
Apalagi menurut Direktur Utama PT Sido Muncul, Irwan Hidayat, tanaman obat di Indonesia saat ada sekitar 30.000 jenis. Hanya sekitar 1.475 jenis yang baru dimanfaatkan sebagai bahan baku obat dan jejamuan. Selain itu, jumlah industri jamu di Indonesia masih sedikit, padahal permintaan cukup besar. Celah pasar ini memungkinkan masuknya obat-obatan herbal dari luar negeri seperti Cina, Korea, dan Arab.
Di sisi lain, beberapa tahun terakhir ini masyarakat negara maju lebih menyukai pengobatan tradisional yang menggunakan bahan dari tumbuh-tumbuhan. Padahal kita ketahui sebelumnya mereka amat fanatik menggunakan obat bahan sintetik. Inilah trend "gelombang hijau baru" (new green wave) yang amat menguntungkan pengembangan industri jamu di tanah air. Kesadaran masyarakat dunia mulai meningkat bahwa pemanfaatan bahan yang bersifat alami lebih aman dari bahan yang mengandung zat kimia.
Sayang kesadaran itu mulai terkontaminasi dengan praktek produksi jamu illegal yang marak di Indonesia. Belakangan ini publik mulai membatasi kebiasaan mengonsumsi jamu tradisional. Alasannya sangat sederhana. Bukan karena mereka tidak tahu khasiat alami jamu tradisional. Tapi lebih karena rasa takut jikalau jamu yang dikonsumsi adalah jamu oplosan yang mengandung obat-obatan kimia berbahaya.
Bahaya jamu oplosan memang telah menyurutkan minat masyarakat untuk membangun gaya hidup sehat berbasis herbal. Tapi industri jamu tak bisa dibiarkan mati suri, terutama industri jamu rumahan. Karena itu, peran pemerintah bisa ditunjukkan dengan kampanye dan iklan layanan masyarakat berupa seruan agar masyarakat Indonesia lebih mencintai jamu dalam negeri. Tentu saja upaya memperbaiki citra jamu lokal ini perlu didukung dengan ijin farmasi yang telah menjalani uji laboratorium.
Perhatian pemerintah, menurut Ketua Umum Gabungan Perusahaan (GP) Jamu Charles Saerang, dalam hal penelitian dan pengembangan industri jamu nasional perlu direvisi. Peran penelitian Departemen Kesehatan dan Departemen Perindustrian kerap tumpang tindih. Karena penelitiannya tumpang tindih, hasilnya juga tidak seperti yang diharapkan. Saat ini sebanyak 30 ribu spesies tanaman potensial di Indonesia yang belum diteliti. Sebanyak 300 spesies sudah dinyatakan sebagai tanaman obat yang memiliki benefit dan baru 100 spesies yang sudah diolah menjadi jamu. Sedangkan lima spesies tanaman obat yang jadi unggulan dan perlu diperhatikan pemerintah dalam pengembangan risetnya adalah jahe, temu lawak, pegagan, sambiloto dan kencur.
Penelitian dan dukungan terpadu dari pemerintah tentunya bakal menghapus kesan bahwa industri jamu berjalan sendirian. Mengingat di bidang ini ada 3 juta tenaga kerja yang terserap. Kalau pengusaha jamu dan pemerintah mendukung penuh pengembangan jamu lokal bukan tidak mungkin tenaga kerja yang terserap bisa mencapai kisaran belasan juta. Semoga.
KORAN PAK OLES/EDISI 176/1-15 JUNI 2009
Thanks for reading Citra Jamu Lokal

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar