Home » » Kala Industri Jamu Dibiarkan Hidup Sendiri

Kala Industri Jamu Dibiarkan Hidup Sendiri

Pemerintah diminta ikut mendukung pengembangan industri jamu, karena Indonesia memiliki potensi tanaman obat yang besar, kata Direktur Utama PT Sido Muncul, Irwan Hidayat. Permintaan tersebut disampaikan Irwan Hidayat menyambut kedatangan Wapres Jusuf Kalla di pabrik jamu PT Sido Muncul di Karangjati, Kabupaten Semarang, Kamis (21/5).
Irwan menyebutkan, tanaman obat di Indonesia sekarang ini ada sekitar 30.000 jenis, namun yang dimanfaatkan baru sekitar 1.475 jenis. PT Sido Muncul sendiri akan mengembangkan sekitar 400 jenis tanaman obat. Jumlah industri jamu di Indonesia hingga sekarang ini masih sedikit, padahal permintaan cukup besar, karena itu tidak heran jika banyak obat dari luar negeri masuk Indonesia seperti China, Korea, dan Arab.
Untuk itu, presiden terpilih pada Pemilu 2009 merupakan pemimpin yang menguasai masalah ekonomi.
Ditanya harapan atas kedatangan Wapres Jusuf Kalla di pabrik jamu Sido Muncul, Irwan berharap bisa meningkatkan omzet jamu seperti saat kunjungan Wapres di industri sepatu Cibaduyut, Jawa Barat, yang mampu meningkatkan omzet hingga 40%. "Krisis ekonomi yang melanda dunia tidak memengaruhi omzet PT Sido Muncul, bahkan pada periode Januari hingga April 2009 malah mengalami kenaikan sekitar 15-20 persen," katanya.
Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia (UI) Dodi Parno Miharjo mengatakan, UI dalam waktu dekat akan membuka Program Studi Herbal yang secara khusus melakukan riset tanaman obat. Anggota DPR RI dari Fraksi PAN Alvin Lie mengatakan, pemerintah harus membela produk jamu Indonesia karena pemerintah juga memberi keleluasaan obat luar negeri masuk Indonesia. "Sayangnya sampai saat ini industri jamu dibiarkan hidup sendiri. Untuk itu pemerintah harus berpihak pada potensi lokal," katanya.
Ketua Umum Gabungan Perusahaan (GP) Jamu Charles Saerang mengharapkan pemerintah melindungi industri jamu nasional dari produk impor. ’’Selama ini jamu dari Cina begitu mudah masuk ke Indonesia. Ekspor jamu nasional ke Negeri Tirai Bambu itu dipersulit. Untuk ekspor ke Cina, kita membutuhkan waktu sekitar dua tahun, dengan total biaya yang dikeluarkan mencapai Rp 1,2 miliar. Ekspor jamu ke Malaysia lebih mudah dibandingkan dengan Cina. Ekspor jamu kita ke Malaysia butuh waktu sekitar enam bulan dan biaya 12 juta,’’ tegas Charles.
Sebenarnya, pemerintah bisa menjembatani kepentingan industri jamu nasional dengan negara-negara tujuan ekspor. Saat ini sebagian besar produk jamu nasional diserap pasar dalam negeri. Hanya sekitar 10% dari total produksi jamu nasional dengan total omzet tahun 2008 senilai 7,2 triliun, yang diekspor ke luar negeri. Jamu Indonesia diekspor ke Cina, Malaysia, Singapura, Saudi Arabia, Jepang, Belanda, Jerman dan Perancis.
Selain itu, potensi pasar ekspor masih sangat besar karena masih tingginya konsumsi jamu di luar negeri. Sebagai contoh, konsumsi jamu Malaysia mencapai Rp 13 triliun per tahun. ’’Pemerintah Indonesia perlu membantu menyosialisasikan dan mengedukasi pasar jamu baik di tingkat nasional maupun di luar negeri. Di Cina penetrasi pasar jamu jauh lebih cepat karena didukung penuh pemerintah, Di negeri itu ada kedokteran jamu dan klinik jamu herbal,’’ kata Charles.
Karena itu, Departemen Kesehatan RI juga punya perhatian yang serius terhadap industri jamu nasional. ’’Apabila industri jamu nasional mendapat perhatian pemerintah, kita yakin target omzet jamu nasional Rp 8,5 triliun pada 2009 bisa tercapai, bahkan bisa menembus omzet Rp 10 triliun,’’ katanya.
Menyinggung konsumsi masyarakat Indonesia terhadap obat herbal, ada kecenderungan masyarakat saat ini menggemari herbal mix seperti kopi ginseng, bukan pure herbal (herbal murni) seperti jahe, ginseng dan sebagainya. Soal jamu yang memakai bahan kimia obat (BKO), Charles menyatakan tidak bisa dihilangkan. Peredaran jamu seperti itu tidak bisa dihilangkan karena permintaan pasarnya juga ada. Hanya saja menjadi tugas semua pihak baik industri jamu maupun pemerintah untuk mengedukasi masyarakat agar selektif mengonsumsi jamu.
KORAN PAK OLES/EDISI 176/1-15 JUNI 2009
Thanks for reading Kala Industri Jamu Dibiarkan Hidup Sendiri

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar