Home » » Atur Negara

Atur Negara

Oleh: Pak Oles
Kong Zi, seorang filsuf Cina mengatakan bahwa, orang yang tidak bisa mengatur dirinya sendiri tidak mungkin mampu mengatur negara. Bagaimana mungkin seseorang bisa berhasil mengatur hal-hal yang besar, jika dia belum mampu mengatur hal-hal yang kecil. Hal-hal yang kecil itu berawal dari diri sendiri.
Untuk mencapai keberhasilan, kita harus mampu membuat diri sendiri berhasil. Untuk mencapai kebahagiaan, kita harus mampu membuat diri sendiri bahagia. Sebaliknya, mereka yang gagal sudah mengawali ke gagalannya dari dalam dirinya sendiri. Mereka yang bersedih sudah mengawali kesedihannya dari dalam dirinya sendiri.
Bagaimana cara mengatur diri sendiri agar berhasil dan bahagia ? hiduplah dengan disiplin, berpikir maju, berani, bertanggungjawab, bergembira dan bersyukur. Orang yang disiplin adalah orang yang bekerja tekun dan bekerja keras. Orang yang berpikir maju adalah orang yang mau belajar dan mengembangkan diri. Orang yang berani adalah orang yang yakin dan ikhlas menghadapi tantangan. Orang yang bertanggung jawab adalah orang menyelesaikan pekerjaan dan tugasnya. Dan orang yang bergembira dan bersyukur adalah orang yang selalu tersenyum dan selalu mengucapkan terima kasih.
Banyak orang ingin menjadi pengatur negara, ingin menjadi Kepala Dinas, Kepala Desa, Camat, Anggota Dewan, Menteri, Bupati, Gubernur, atau Presiden. Jika mereka tidak bisa mengatur dirinya sendiri, pastilah mereka tidak mampu mengatur negara. Kenapa demikian ? karena semua keberhasilan dan kegagalan berawal dari diri sendiri. Jika kita belum mampu mengatur diri sendiri, belum mampu membuat diri bersih, belum mampu mengatur keluarga sendiri, belum mampu membuat disiplin diri, maka janganlah coba-coba mengambil pekerjaan yang lebih besar – mengatur negara. Pemimpin yang gagal adalah pemimpin yang belum mampu mengatur dirinya sendiri.
Kemajuan dan kemunduran, kemenangan dan kekalahan, kebangkitan dan kejatuhan, semuanya itu berawal dari diri sendiri. Diri yang kuat dan disiplin akan mampu memberdayakan orang lain, membuat keteraturan dalam tatanan dirinya sendiri dengan lebih baik, selanjutnya membuat keteraturan didalam lingkungan dan masyarakatnya.
Tujuan dari mengatur negara adalah membuat negara menjadi lebih teratur, artinya membuat negara menjadi lebih tertata, rapi, tidak berantakan, jelas, transparan, terbuka, tertib dalam segala bidang, sehingga masyarakatnya menjadi lebih terlayani, yaitu mendapatkan perlindungan, kesejahteraan, keadilan dan kemakmuran. Tugas pemimpin adalah memberikan pelayanan tersebut kepada masyarakat, bukan mendapatkan pelayanan dari masyarakat.
Jika pada waktu lampau seorang pejabat negara merasa bangga dengan fasilitas yang didapatkannya, mungkin sekarang mereka harus merasa terbebani dengan fasilitas yang diterimanya, karena dia merasa belum memberikan pelayanan yang baik. Jika pada waktu lampau seorang pejabat merasa bangga memiliki istri simpanan, memiliki istri lebih dari satu, tentu sekarang mereka akan merasa risi karena mereka terlihat belum terlalu pintar mengatur dirinya sendiri, karena mereka masih menonjolkan vitalitas dirinya daripada prestasi pelayanannya kepada masyarakat. Dengan semakin terbukanya informasi melalui berbagai media, pejabat sekarang sudah semakin mengerti akan pentingnya kemandirian, integritas dan kualitas individu sebagai dasar kepemimpinan.
Pentingnya keterbukaan dan keteraturan dalam mengatur negara akan membuka partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam pembangunan secara aktif. Hadirnya partisipasi tersebut akan memperkaya keragaman peningkatan kualitas kemampuan individu yang ikut bergabung dalam pembangunan. Tanpa keterbukaan dan keteraturan, maka akan muncul premanisme dan kaum petualang untuk hadir dan saling berebut mengambil kesempatan dalam pembangunan. Untuk membuat negara menjadi lebih terbuka dan teratur diperlukan orang-orang yang mau berkorban membuat perubahan ke arah yang lebih baik. Orang-orang itu adalah mereka yang bisa mengatur dirinya sendiri terlebih dahulu, memiliki prinsip dan keyakinan yang kuat untuk membuat perubahan, jujur terhadap diri sendiri dan orang lain, dan berani berkorban untuk menjadi pelaku perubahan.
Di tangan pemudalah poros perubahan itu berawal. Pemuda adalah tokoh pembaharuan. Jika pemudanya memble, bermental krupuk, malas, lemah, takut berubah, hanya ingin selamat, pragmatis, keras kepala, maka perubahan yang lebih baik akan lambat terjadi, negara menjadi semakin tidak teratur dan tidak terbuka, premanisme, pragmatisme, dan kaum oportunis tumbuh pesat mengambil kesempatan dan memperkeruh suasana. Oleh karena itu, dalam membuat suatu perubahan yang lebih baik, maka pemuda yang mandiri dan bertanggung jawab sangatlah diperlukan kehadirannya. Tugas generasi pendahulu adalah mempersiapkan generasi muda yang mandiri dan bertanggung jawab melalui pendidikan, pelatihan, dan mentoring. Jika generasi muda yang mandiri dan bertanggung jawab tidak bisa disiapkan, maka proses alih generasi, alih kepemimpinan menjadi gagal, negara menjadi semakin tidak terbuka dan tidak teratur.
Tidak ada generasi yang bisa hidup terus. Generasi muda akan menjadi tua. Generasi tua akan mati. Generasi yang baru lahir akan menjadi generasi muda. Kehidupan berjalan terus sesuai siklus hidupnya. Demikian juga pemimpin. Pemimpin baru akan lahir. Pemimpin lama akan diganti, baik oleh peraturan, digusur atau karena tua sekali dan mati. Tugas rakyat adalah membentuk pemimpinnya sendiri, yang bisa melayani rakyat, mengatur negara dengan baik. Jika rakyat diberikan kebebasan memilih pemimpinnya sendiri, janganlah kebebasannya dipasung dengan memperkecil alternatif pilihan. Memang kemampuan mengatur dirinya sendiri sebagai pemimpin adalah penting, tapi yang jauh lebih penting adalah visi, aksi, keberanian dan ketegasan yang harus dimiliki oleh pemimpin untuk melakukan tugas kepemimpinan. Tugas mengatur negara jauh lebih sulit daripada mengatur keluarga, organisasi atau perusahaan. Untuk berhasil mengatur hal-hal yang besar, maka seseorang harus berhasil mengatur hal-hal yang kecil terlebih dahulu.
KORAN PAK OLES/EDISI 175/16-31 MEI 2009
Thanks for reading Atur Negara

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar