Home » » Masyarakat Terlanjur Benci Sistem MLM

Masyarakat Terlanjur Benci Sistem MLM

Ekonom asal Bali, Prof. Dr. Wayan Ramantha menyatakan bahwa masyarakat dewasa ini terlanjur benci dan menilai minor terhadap pola perdagangan dengan sistem "multi level marketing" (MLM). "Penilaian minor seperti itu masuk akal sehubungan tidak sedikit praktik usaha MLM di masyarakat yang terbukti hanya dipakai ajang mencari keuntungan semata oleh pihak penyelenggara. Padahal, tidak semuanya demikian," kata Prof Ramantha, Rabu (23/5).
Di sela-sela seminar "Penggabungan Konsep Dunia Usaha Ritel Dengan Network Marketing", ia menyebutkan, tidak semua dunia usaha yang menerapkan MLM adalah penipu yang ingin mencari keuntungan sendiri. "Memang banyak yang terbukti menipu, tapi tidak semuanya. Sebagai bukti, badan usaha Tiansi yang memiliki jaringan di seratus lebih negara, mampu menjalankan model MLM dengan baik dan menguntungkan banyak orang," kata Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana itu.
Menurut dia, dari hasil survei pihaknya diketahui bahwa Tiansi, sebuah perusahaan "networking marketing (NM)" dari Cina, telah cukup banyak mencetak para pengusaha baru yang tergabung di dalamnya. "Model ini sangat menguntungkan, karena seseorang yang benar-benar tekun, dalam waktu yang relatif singkat, kurang lebih dua tahun, sudah bisa menjadi seorang pengusaha dalam jaringan NW perusahaan asal Cina tersebut," katanya.
Berdeda dengan memulai usaha secara konvensional, lanjut dia, selain dibutuhkan modal yang cukup besar, juga pencapaian suksesnya relatif lama. "Tidak jarang orang baru sekses antara sepuluh sampai 20 tahun dalam merintis dunia usaha dengan model konvensional," katanya.
Senada dengan Ramantha, Ir Heru Kuncoro, praktisi "networking marketing" (NM) mengatakan, sebuah perusahaan seperti Tiansi, terbukti telah mampu menggabungkan industri ritel dengan NM. "Ini sebuah terobosan baru yang sangat cocok untuk dapat diterapkan untuk menjawab sistem ekonomi kerakyatan," katanya.
Menurut dia, orang yang tergabung dalam dunia usaha yang menggabungan antara ritel dan NM itu tidak dituntut suatu permodalam yang cukup besar. "Mereka cukup hanya mendaftar sebagai anggota, kemudian diberi pengarahan menyangkut dunia bisnis dan seluk-beluknya. Itu saja, sehingga sangat mudah untuk menjawab sistem ekomoni kerakyatan yang kini tengah digencarkan di tanah air," katanya.
Seminar yang diikuti lebih dari seribu orang yang mayoritas anggota jaringan bisnis Tiansi tersebut, menampilkan pembicara Ferdinand F Liu, konseptor BennerPoint Project, Drs Frengky Liyanto MSc MBA, konsultan manajemen dan IT, serta Yogi Tyandasu SSos, pengusaha dan CEO Fajar Group.
KORAN PAK OLES/EDISI 176/1-15 JUNI 2009
Thanks for reading Masyarakat Terlanjur Benci Sistem MLM

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar