Home » » Kualitas Bidan Mutlak Ditingkatkan

Kualitas Bidan Mutlak Ditingkatkan

Wagub Jawa Barat (Jabar), Dede Yusuf menegaskan, peningkatan kualitas bidan mutlak dilakukan guna menekan angka kematian ibu saat melahirkan dan anak. Pada Ajang Pemilihan Bidan Siaga (APBS) 24 Jam terkait HUT Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Bandung, Yusuf menyatakan, peningkatan kualitas bidan melalui penyediaan dana beasiswa untuk mereka yang siap melanjutkan pendidikan profesi.
Kadiskes Jawa Barat, dr Hj Alma Lucyati MKes, MSi, MH Kes mengatakan tahun 2010 diharapkan pendidikan seorang bidan minimal diploma tiga (D3). Jumlah bidan di Jabar mencapai 7.593 sedangkan kebutuhan di desa 4.805 bidan dan untuk perkotaan 5.863 bidan dan masih kurang sekitar 3.000 bidan. APBS 24 Jam digelar 15 Mei-15 Juni dan pemenang dipilih berdasarkan kriteria Dinkes seperti jumlah pasien, pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan, sarana dan prasarana praktek yang memadai, pelayanan serta manajemen terpadu. Sementara itu, angka kematian ibu melahirkan di Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim) masih cukup tinggi yakni rata-rata 24-30 kasus setiap tahun. Kadiskes Kabupaten Malang, dr Wahyu Agus Arifin mengakui, tingginya angka kematian ibu saat melahirkan tersebut disebabkan oleh banyak faktor di antaranya pendarahan, asupan gizi ketika mengandung hingga melahirkan serta minimnya tenaga kesehatan yang ada di desa. Data Dinkes Kabupaten Malang, angka kematian ibu melahirkan pada 2006 (30 kasus), 2007 (25 kasus), 2008 (24 kasus) dan 2009 (Januari hingga Mei) 7 kasus.
Wahyu mengatakan, selain angka kematian ibu melahirkan yang masih cukup tinggi, angka kematian bayi yang dilahirkan juga tinggi bahkan angkanya lebih tinggi dari kematian ibu melahirkan.
Pada 2006, kasus kematian bayi yang dilahirkan mencapai 214 jiwa, 2007 sebanyak 153 jiwa, 2008 (147 jiwa) dan Januari-Mei 2009 sudah mencapai 29 jiwa. Mantan Dirut Badan Rumah Sakit Daerah (BRSD) Kanjuruhan Kepanjen itu mengakui, pada umumnya persalinan di Kabupaten Malang terutama di desa-desa masih banyak yang menggunakan jasa para dukun dan selama proses persalinan juga tidak sedikit yang mengalami kendala.
Banyaknya bayi yang meninggal ketika dalam proses persalinan, katanya, di antaranya disebabkan oleh aspeksia atau gangguan pada pernafasan, berat tubuh bayi sangat rendah dan kondisi bayi yang cukup kritis saat ditolong oleh tenaga kesehatan (medis). Untuk menekan angka kematian ibu melahirkan dan bayi, pihaknya menggandeng United Stated Agency for International Development (USAID) melalui program pembinaan masalah ibu, bayi dan anak di desa. Pada 2008 Dinkes dan USAID telah membina 12 desa dan 2009 siap digeber lagi 228 desa. Selain pembinaan, juga menyiapkan satu kendaraan khusus yang bisa berfungsi sebagai ambulan desa.
Selain itu, Kota Apel itu masih kekurangan 24 dari kebutuhan 57 bidan yang diperbantukan di kelurahan siaga. Kadinkes Kota Malang, dr Enny Sekar Rengganingati mengakui, tenaga bidan yang fokus di kelurahan sebagai bidan siaga masih kurang. ’Tahun 2008 sudah ada tambahan tenaga bidan 69 orang, namun mereka ditempatkan di rumah sakit dan puskesmas, sehingga bidan siaga di kelurahan belum terpenuhi. Dari 57 kelurahan baru 33 yang sudah ada bidan siaga,’’ dr Enny.
Bidan yang bakal ditempatkan di kelurahan sebagai bidan siaga adalah mereka yang berstatus pegawai tidak tetap (PTT) yang direkrut depkes tahun 2008. Pihaknya sudah mengajukan tambahan kekurangan bidan siaga di kelurahan sebanyak 24 orang itu ke Depkes agar segera diberi SK sebagai PTT dengan sistem kontrak selama tiga tahun. Gaji para bidan PTT, katanya, langsung dari Depkes pusat dan mereka juga tidak berhak menuntut untuk dijadikan PNS. ‘’Semua tenaga bidan PTT yang ditugaskan di kelurahan sebagai bidan siaga itu merupakan PTT pusat,’’ tegasnya.
KORAN PAK OLES/EDISI 175/16-31 MEI 2009
Thanks for reading Kualitas Bidan Mutlak Ditingkatkan

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar