Penyakit kanker serviks (leher rahim) merupakan pembunuh perempuan nomor satu di Indonesia dengan jumlah kasus baru 40-45 orang per hari dan kematian 20-25 nyawa manusia. "Berdasarkan data yang kami peroleh dari berbagai sumber bahwa setiap dua menit seorang perempuan di dunia meninggal akibat kanker serviks," kata dr Erik Kasmara SpOG di Jakarta.
Erik yang merupakan petugas bagian obstetri dan ginekologi Rumah Sakit Siloam Hospitals, Kebon Jeruk, Jakarta Barat itu mengatakan masalah tersebut dalam acara temu media dengan tajuk Deteksi Dini Pencegahan Kanker Serviks. Kanker serviks di Indonesia termasuk kanker terbanyak mencapai 34,4% menyerang wanita.
Kanker tersebut hampir 70% datang dalam keadaan stadium lanjut dengan laju ketahanan hidup yang rendah. Di Jakarta dan sekitarnya, tercatat 1-2 orang perempuan meninggal setiap hari karena menggidap kanker serviks.
Kanker serviks di Indonesia mencapai sebanyak 15.000 kasus baru dengan 8.000 kematian, kata dosen Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan (UPH), Karawaci, Tangerang itu. Meski begitu, dampak terhadap penderita kanker serviks yakni pada puncak usia reproduktif 30-50 tahun dan adanya gangguan terhadap kualitas hidup terutama menyangkut psikis, fisik dan kesehatan seksual.
Demikian pula dampaknya bagi penderita kanker itu terhadap ekonomi keluarga dan sosial serta berpengaruh pada perawatan tubuh, pendidikan anak dan suasana kehidupan keluarga. Menurut mantan dokter jaga di RSU Tangerang, Banten itu bahwa upaya pencegahan bagi penderita kanker serviks berupa primer dengan cara promosi, edukasi dan vaksinasi, serta pencegahan sekunder berupa skrining atau deteksi dini.
Bahkan pencegahan lain yakni tersier dengan cara pap smear (pemeriksaan vagina) memakai peralatan di berbagai RS di Jakarta dan sekitarnya. Perempuan usia di atas 30 tahun sebaiknya melakukan pemeriksaan minimal sekali setahun terhadap organ reproduksi agar dapat terhindar dari kanker serviks.
KORAN PAK OLES/EDISI 175/16-31 MEI 2009
Erik yang merupakan petugas bagian obstetri dan ginekologi Rumah Sakit Siloam Hospitals, Kebon Jeruk, Jakarta Barat itu mengatakan masalah tersebut dalam acara temu media dengan tajuk Deteksi Dini Pencegahan Kanker Serviks. Kanker serviks di Indonesia termasuk kanker terbanyak mencapai 34,4% menyerang wanita.
Kanker tersebut hampir 70% datang dalam keadaan stadium lanjut dengan laju ketahanan hidup yang rendah. Di Jakarta dan sekitarnya, tercatat 1-2 orang perempuan meninggal setiap hari karena menggidap kanker serviks.
Kanker serviks di Indonesia mencapai sebanyak 15.000 kasus baru dengan 8.000 kematian, kata dosen Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan (UPH), Karawaci, Tangerang itu. Meski begitu, dampak terhadap penderita kanker serviks yakni pada puncak usia reproduktif 30-50 tahun dan adanya gangguan terhadap kualitas hidup terutama menyangkut psikis, fisik dan kesehatan seksual.
Demikian pula dampaknya bagi penderita kanker itu terhadap ekonomi keluarga dan sosial serta berpengaruh pada perawatan tubuh, pendidikan anak dan suasana kehidupan keluarga. Menurut mantan dokter jaga di RSU Tangerang, Banten itu bahwa upaya pencegahan bagi penderita kanker serviks berupa primer dengan cara promosi, edukasi dan vaksinasi, serta pencegahan sekunder berupa skrining atau deteksi dini.
Bahkan pencegahan lain yakni tersier dengan cara pap smear (pemeriksaan vagina) memakai peralatan di berbagai RS di Jakarta dan sekitarnya. Perempuan usia di atas 30 tahun sebaiknya melakukan pemeriksaan minimal sekali setahun terhadap organ reproduksi agar dapat terhindar dari kanker serviks.
KORAN PAK OLES/EDISI 175/16-31 MEI 2009
0 komentar:
Posting Komentar