Home » » Menanti Suramadu Bawa Perubahan

Menanti Suramadu Bawa Perubahan

Para kyai Madura berharap proyek Jembatan Surabaya - Madura (Suramadu) yang akan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada medio Juni 2009 mendatang dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat setempat. Pimpinan Pondok Pesantren Al Amin, KH Idris Djauhari, salah satu kyai dari Pulau Garam itu, masyarakat Madura ingin perubahan, namun perubahan itu diharapkan dapat membawa manfaat luas bagi warga setempat. "Selesainya proyek Suramadu dapat membawa dampak positif bagi warga Madura," katanya.
Pemerintah Pusat diharapkan tak sekedar membangun industri di Madura, sebab yang juga terpenting membangun Madura dalam pengertian luas. Membangun sumber daya manusia jauh lebih penting ketimbang pembangunan fisik, harap Kyai Idris.
Sementara pemimpin pondok pesantren Attaroqi, Desa Karongan, Sampang Madura, Jawa Timur, KH Alawi Muhammad, menegaskan, perkembangan yang terjadi, apakah bidang politik, ekonomi dan keagamaan, apalagi aspek pembangunan yang membawa kesejahteraan pada masyarakat, harus disikapi positif.
Masyarakat Madura tidak anti perubahan dan pembangunan. Karena itu, terkait dengan Suramadu yang akan diresmikan dalam waktu dekat, ia berharap hendaknya dapat disikapi dengan positif. ‘’Sebab, hal ini akan membawa manfaat bagi masyarakat Madura untuk meningkatkan kesejahteraan,’’ kata Alawi.
Presiden SBY direncanakan akan meresmikan pemakaian jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) pada medio Juni mendatang. Jembatan, yang menurut pejabat Departemen PU sebagai terpanjang di kawasan Asean, itu telah rampung 96%.
Dirjen Bina Marga, Hermanto Dardak dalam siaran persnya menyebut, jembatan Suramadu memiliki total panjang mencapai 21 km dan bentang tengah sepanjang 5,5 km. Jembatan itu bertujuan untuk memperlancar arus lalulintas antara dua daerah itu.
Dengan adanya jembatan itu maka perekonomian di Surabaya dan Madura akan lebih berkembang serta produksi akan meningkat, harapnya dalam siaran pers itu. Selain itu pembangunan jembatan Suramadu dirancang dengan tidak menghambat kegiatan nelayan dan masayarakat sekitar karena tingginya mencapai 35 m di atas permukaan laut dan lebar antar pilar tengah sepanjang 400 m.
Menurut Hermanto, lebar dan tinggi jembatan tersebut sudah mencukupi kegiatan navigasi dan telah disesuaikan dengan tinggi ombak sehingga kapal nelayan dapat melintas di bawah jembatan. Untuk sistem keamanan disesuaikan dengan batas kecepatan kendaraan dan angin serta cuaca dengan menggunakan alat, early warning system.
Untuk membangun proyek mega proyek tersebut dibutuhkan 55.000 ton besi baja dengan biaya sekitar Rp 4,5 triliun. Karena itu, supaya umur jembatan bisa mencapai 100 tahun pemeliharaan dan rehabilitasi harus terus dilaksanakan. Jembatan yang direncanakan sejak Orde Baru itu mengalami keterlambatan. Pasalnya, pemerintah mengalami keterbatasan dana dan menghadapi masalah ketika melakukan pembebasan lahan.
KORAN PAK OLES/EDISI 175/16-31 MEI 2009
Thanks for reading Menanti Suramadu Bawa Perubahan

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar