Home » » Anak Hiperaktif = Bandel?

Anak Hiperaktif = Bandel?

Banyak orang tua salah paham tentang perilaku anaknya, termasuk dalam cara mendidik anaknya untuk bisa tumbuh berkembang menjadi anak yang cerdas.
Seringkali anak yang hiperaktif, suka mengganggu teman, dicap sebagai anak bandel. Anak yang tidak suka membaca dikatakan anak malas belajar. Bahkan ada orangtua memaksa sedemikian rupa anaknya supaya rajin belajar tetapi hasilnya tidak seperti yang diharapkan.
Ini karena banyak orang tua belum menyadari berbagai aspek tentang hal-hal yang mempengaruhi kemampuan atau kecerdasan anak-anaknya. Hal itu dikemukakan Motivator Pendidikan, Yusef J. Hilmi pada seminar "Cara cerdas menjadikan anak cerdas" di Sulsel, Sabtu pekan lalu.
Dalam seminar tersebut Yusef J. Hilmi membawakan materi mulai dari makanan yang merangsang pertumbuhan otak, cara berpikir otak kanan dan otak kiri, peranan musik dalam belajar, kecerdasan majemuk, hingga bentuk komunikasi dengan anak.
Otak kiri menunjukkan kemampuan yang berkaitan dengan analitik, seperti rasional, analisis, matematis, dan bahasa verbal. Sedangkan otak kanan berkaitan dengan kemampuan kreatif seperti intuitif, lagu dan musik, bahasa gambar, simbol, dan imajinasi. Maka orang tua sebisa mungkin memberikan sebuah lingkungan yang merangsang aktivitas dan fungsi belahan otak kiri dan juga kanan, ujarnya.
Menurut dia, sedikitnya tujuh potensi kecerdasan utama pada manusia. Ada kecerdasan linguistik atau verbal, kecerdasan numeris atau logis, kecerdasan visual atau spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan musikal, kecerdesan interpersonal atau sosial, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan natural.
Hal-hal yang dapat dilakukan orang tua untuk membangun kecerdasan ini antara lain berikan anak sebuah kehidupan yang lebih nyaman dengan banyak memberi senyuman.
Biarkan anak menangis atau bersedih pada saat dirinya terluka secara emosional atau fisik, menyendiri ketika dia perlu mengerjakan sesuatu. Dan bersemangat serta membiarkannya ketika sedang sangat gembira, urainya.
Yusef menganjurkan agar komunikasi dengan anak sebaiknya dalam konteks membangun percaya diri anak. Anggaplah benar segala omongan anak. Tugas pendengar adalah membiarkan anak menyelesaikan pembicaraannya. Tugas pendengar adalah mengkondisikan agar keluar semua yang ingin dibicarakan.
KORAN PAK OLES/EDISI 176/1-15 JUNI 2009
Thanks for reading Anak Hiperaktif = Bandel?

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar